Sini ku ceritakan tentang semua hal,kecuali perpisahan.
Hujan yang tak kunjung datang membuat risau hati penduduk desa itu,,
Hema,penduduk asli indonesia yang tinggal lebih dari 4 bulan di desa yang kering itu terus berusaha meghibur penduduk dengan tariannya yang konyol,
bukan tanpa alasan,Hema tidak ingin pulang ke negara asalnya dengan hanya satu alasan,dia menemukan sebagian dari dirinya di desa itu dan keadaan desa itulah yang membuat nya ingin mengabdi atas dasar kemanusiaan,,Desa itu di pimpin oleh seorang petinggi kristus yang sudah sangat rentan,
dia tidak pernah meninggalkan rumahnya , bahkan tidak sembarang orang bisa bertemu dengannya tanpa mendapatkan izin dari orang kepercayaannya yang bernama khotam,ya, khotam adalah tangan kanan dari petinggi kristus sekaligus orang terkuat di desa itu, dan dia adalah sahabatnya Hema, persahabatan yang tak sengaja terbangun akibat perselisihan di pasar kosong dini hari, sebenarnya desa itu bukanlah desa yang terbuka untuk pendatang, terlebih Hema adalah seorang muslim, bukan desa itu rasis terhadap agama lain , tapi pernah suatu ketika seorang muslim datang ke desa itu dan menjadi penipu paling dibenci di desa , tapi berbeda dengan Hema, selain menumpang makan dan tidur disepanjang jalan desa itu, ia suka membantu orang orang yang sedang membutuhkan pertolongan , dari menggali sumur yang tak peduli sedalam apapun di gali tetap tak menemukan sumber air , sampai mengusir tikus tikus usil di selokan pasar.
kehadirannya mulai diterima warga desa setelah sebulan sejak kedatangannya, ketika itu seorang anak terjebak reruntuhan rumah setelah terjadinya gempa berskala kecil yang meruntuhkan rumah dengan tiang yang begitu goyah, tak seorang pun yang berani membantu anak itu karena takut runtuhan lainnya akan menimpa mereka, Hema, seorang lelaki kurus dengan rambut sebahu tiba tiba melompat ke dalam rumah itu dan menyelamatkan anak yang sudah sekarat itu, sejak itu warga desa memanggil Hema dengan sebutan " sang penari penyelamat "
....