Sejak Arga bangun dari tidur panjangnya, Raka sama sekali tak mau pergi jauh dari adiknya itu . Matanya selalu menatap lekat gerak gerik Arga bahkan disaat Arga tertidurpun dirinya tetap menatap gerak dada adiknya . Dirinya masih tampak trauma saar Arga dinyatakan meninggal sebulan yang lalu.Sibuk mengawasi Arga hingga dirinya lupa dengan kesehatan sendiri. Pipinya mulai menirus bahkan bisa dibilang sama dengan pipi Arga juga karena tertidur pulas selama sebulan.
Arga juga jadi khawatir sendiri, Raka tampak lebih pucat dari biasanya hari ini. Sampai dirinya dikejutkan dengan Raka yang tiba tiba collapse diruangangannya .
Dia panik dong mama dirinya sendiri lagi .
Kakinya juga masih belum bisa dibuat berjalan sendiri akibat koma sebulan itu.
Dia panik bahkan sampai menangis histeris,
Karena takut Raka kenapa napa akhirnya dirinya nekat melepas infusnya lalu turun dari brangkar dan yaa pada akhirnya dirinya malah terjatuh dengan siku tanganya yang tergores pinggiran meja disana.
Dia meringis, namun dihiraukannya yang penting sekarang adalah Raka .
Dia mendatangi Raka yang masih sibuk mengatur nafasnya.
"Hah hah hahh g-gaga h, m-maaf " Raka menatap sesal pada adiknya.
Arga mengelus dada sang kakak lembut.
"Stss tenang tenang tenang oke tarik nafasnya pelan saja jangan panik" ucapnya lembut"
"Obatnya dimana bang?" Tanya Arga
"Stss hh d-di tas diatas m-mejahh"
Arga diem, gimana caranya dia bisa ngambil kalo kakinya aja masih sakit gini .
Dia melirik sekitar sampai menemukan sebuah penggaris besi disana ntah dari mana asalnya mungkin milik Raka atau Taka pikirnya, setelah diambil dirinya mencoba mengambil tas itu menggunakan penggaris panjang itu
Happ
Dapat.
Dengan brutal dia mencari letak obat Raka setelah dapat dirinya dengan cepat memberinya pada sang empu yang hampir kehilangan kesadarannya.
Setelah Raka tenang. Dirinya menunduk.
"Terimakasih ga" ucap Raka menatap Arga , namun kemudian mengenyit heran melihat adiknya menunduk .
Dia angkat kepala adiknya matanya membola
Arga mimisan juga nafasnya tampak berat
Duh bengeknya gantian
Karena masih merasa lemas Raka hanya bisa memencet tombol emergency di samping brangkar karena sudah dipastikan dirinya tak akan kuat membopong Arga.
Sampai para perawat masuk dan memberi pertolongan adiknya.
.....
Malamnya Raka tampak murung, kenapa?
Karena Arga tengah merajuk padanya.
Arga ga mau ngomong sama sekali sama dia.
Saat dibilang malah jawab,
"Salah sendiri ga merhatiin kesehatan aku kan jadi ngerasain bersalah karena Abang jaga aku Abang malah sakit" ucapnya ketus namun anehnya matanya tampak berkaca kaca.
Ayah bunda sama Taka tampak menahan tawa saat melihat komuk Raka yang diomeli Arga.
Seperti kucing minta dipungut
"HH ayolah Gaga... Jangan ngambek lagi dong huhu aku ga bisa didiemin kamuu tauu"
Arga menatap sinis Raka yang jatuhnya malah terlihat imut.
"Gamau! Kalo kaya gini lebih baik aku ga bangun aja sekalian biar ga bikin kamu jadi sakit gini"
Hening
Ucapan Arga membuat seluruh ruangan hening dengan aura yang mencekat
Arga yang sadar dengan omonganya kelabakan sendiri.
Dirinya berusaha menarik tangan Raka namun ditepis sang empu dengan pandangan datar.
Mata Arga jadi berkaca kaca, sungguh dia ga bermaksud buat ngomong kaya gitu.
Tanpa bilang apa apa Raka keluar dengan membanting pintu.
Brakk
Setelahnya ruangan hening beberapa saat sampai bunda cairin suasana
"Adek... Kenapa tadi bilangnya seperti itu nak? " Tanya bunda lembut banget gada emosi yang keluar dari ekspresinya
Hiks hiks
Arga malah menangis
"M-maaf hiks maaf a-aku ga b-bermaksud ngomong gitu hiks kok"
Melihat Arga yang menangis mereka jadi khawatir, takut Arga kembali drop
Segera ayah gendong tubuh Arga itu ditenangkannya sampai dengkuran terdengar.
.....
Sedang Raka kini berada ditaman rumah sakit memikirkan ucapan Arga tadi.
Apa Arga tidak senang kembali?
Sungguh ucapan tadi menyakitkan sekali bagi Raka. Hingga air matanya kembali tumpah.
Seseorang memeluknya dari belakang.
Ternyata kakak,
Kakak tersenyum lembut sama dia trus bilang
"Duh kok malah nangis gini sih" ucapnya sembari menyeka air mata adiknya
"Dengerin kakak yaa Arga ga bermaksud sama sekali bilang gitu . Arga juga merasa bersalah tau habis ngomong itu ke kamu. Sampai dia nangis nangis tadi" ucapnya
Raka membelalak, dengan segera dia berlari menemui Arga , dia takut adiknya kenapa-napa setelah menangis seperti sebelumnya.
Sesampainya disana dia lihat Arga yang tertidur pulas dengan mata sedikit bengkak .
Dia tersenyum, mau bagaimanapun Arga dirinya tak akan pernah bisa marah sama dia
Karena Arga ituu,,,
Kebahagiaanya.
Dirinya naik keatas brangkar lalu dengan hati hati tiduran dengan memeluk tubuh adiknya itu.
Rasanya seperti mimpi saja saat ini adiknya masih ada disini,Bersamanya.
Ayah bunda hanya senyum dengan kelakuan Raka.
Lucu sekali pikirnya.
...

KAMU SEDANG MEMBACA
Comeback (end)
RandomCan I go back and repeat it? Ini tentang gw yang kembali ke masa itu, masa dimana gw jadi orang tergoblok dan bego sedunia. tentang segala rasa takut kehilangan gw. tentang cara gw buat nulis kisah usang yang terkoyak dengan buruknya.