..
Brakkk
Pintu ruangan itu didobrak paksa oleh beberapa orang salah satunya Raka, Taka dan ayah.
Raka , Taka dan juga ayah keget melihat kondisi sibungsu yang tampak begitu buruk saat itu. Segera mereka mendatangi namun farega menghalangi dengan mendekap erat tubuh Arga.
"PERGIII SIALANN"
Teriak frustasinya."Ck ayolah paman kau sudah terkepung sekarang jadi meyerahlah" ucap Taka
Tanpa diduga dirinya mebopong tubuh Arga lalu berlari keluar ruang dimana para penjaga juga pihak kepolisian itu tengah beradu pistol
Segera Raka Taka dengan ayah beserta para pihak kepolisian mengejar.
....
Drap drap drap
Langkahnya berlarian panik sembari membopong tubuh mungil Arga menjauhi tempat itu. Hingga,
" p-paman" mendengar lirihan dari si kecil di gendongannya ia menunduk menatap wajah Arga yang sangat pucat , ia bahkan bisa merasakan deruan nafas dari Arga yang sangat lemah. Sejenak dia merutuki perbuatannya.
Arga menatap pria itu dengan senyum teduh, dia mengerti . Sangat. Orang ini tidaklah salah yang salah hanya pikirannya saja yang terus menganggap dirinya sebagai pengganti putranya.
Farega hanya salah jalan.
Tangannya menyentuh pipi farega membuat sang empu terdiam tiba tiba. Bahkan langkah kaki yang tadinya sangat cepat dia hentikan. Dia menatap Arga yang kini juga menatapnya dalam. Tiba tiba saja matanya memanas melihat raut pucat Arga, rasa takut kehilangan kedua kalinya kembali muncul.
Dia melemah terduduk dengan Arga dipelukannya.
"P-ppaman" lirihan kembali terdengar dari bibir mungil itu .
Tangan besar farega membelai pipi chubby milik Arga.
"I-iiya hm , p-paman... I-ini paman"
Arga menerjap mendengar balasan.
Ia tersenyum."Paman" panggilnya lagi
"Hm" farega terasa kelu tak bisa menjawab lirihan kecil itu
"A-aku.. a-aku bukan anak paman..s-sadarlah paman"
Farega tersentak. Air matanya kembali lolos begitu saja.
Hatinya sakit mengingat fakta itu . Benar, anaknya telah tiada, putranya memang telah pergi.Lantas mengapa dia melakukan semua ini. Menyakiti seseorang hanya demi egonya , demi memuaskan keinginannya hingga menyakiti seseorang yang tak bersalah sama sekali.
Arga yang melihat keterdiaman farega tersenyum, dengan pelan dibawanya tangan besar farega di dada kirinya.
Farega mengalihkan pandangannya ketika merasakan detakan di dada Arga
Matanya menatap dalam sosok Arga.
"Paman... Jikaa.. paman tidak keberatan , a-aku mau kok paman anggap jadi anaknya paman" ucapnya tersenyum lembut yang mana membuat farega tampak semakin merasa bersalah.
"T-tapihh j-jangan pisahin arga dari keluarganya Arga paman hiks ar-arga sayang mereka semua"
Farega terkejut melihat Arga yang tiba tiba terisak hebat.
Dengan hati hati dia merengkuh tubuh mungil itu.
"Pamann bisa selalu menemuiku saat paman mau.. tapi jangan seperti ini pamann... Paman itu orang baik"
Lagi.
Farega merasa tertampar dengan ucapan Arga.
....
Sementara itu, Raka Taka juga ayah panik nyari Arga di seluruh sudut rumah itu tetep aja ga ketemu. Raka juga makin khawatir waktu ngerasa ada yang aneh sama perutnya, terasa perih gitu tapi nyatanya ga ada luka sama sekali diperut itu. Dia yakin pasti Arga kenapa napa.
Taka sendiri juga sangat amat merasa bersalah. Andai aja dia ga kebawa emosi, andai aja dia ga kurung adiknya itu pasti semua ga akan kaya gini.
Sementara ayah hanya diam, berdoa semoga semua akan baik baik saja.
Mereka berjalan dengan berhati hati,
Bagaimanapun juga tempat itu sekarang penuh dengan anggota kepolisian juga para penjahat bayaran dari farega yang melakukan tugasnya.Suara tembakan, pukulan ,ringisan terdengar disetiap sudut.
Sampai padalah di sebuah ruang tampaknya ruang terbuka letaknya di samping kiri rumah , mereka mematung .
Disana Arga terjatuh dengan darah mengucur deras dari perut juga,,,,
Dada kirinya.
.....
"P-paman sayang argakan?"
Farega mengangguk , Arga tersenyum lembut melihatnya.
Dengan tubuhnya yang lemah dia berusaha memeluk tubuh farega.
Farega tamyang mengerti pun mendekatkan diri pada Arga lalu membawa tubuh mungil itu ke dekapannya.
Mulutnya bergumam 'maaf' berkali kali.Sampai ,,
"AWASS PAMANN"
srettt
Dorrr
Deggg
Arga yang saat itu melihat seseorang berada di jauh dari dirinya dan farega menodongkan pistolnya ke arah Farega. Dengan seluruh tenaganya Arga mendorong tubuh farega kesamping namun tak sempat menghindar dari sasaran peluru itu hingga mengenai tepat di dada kirinya.
Nafasnya tercekat.
Darah merembes keluar banyak dari sana. Sedangkan farega terpaku.Sampai
"ARGAAA" Suara teriakan disusul oleh langkah kaki beberapa orang mendekati keduanya.
"Argaa... a-apa yang terjadi? Hikss kamu harus kuat ga hiks bertahan " suara tangisan itu menyadarkan farega. Dia menatap Arga yang masih setengah sadar.
Tepat saat Arga menatap juga kearahnya sambil tersenyum lalu menutup matanya rapat disitu juga dunianya -hancur.
....

KAMU SEDANG MEMBACA
Comeback (end)
AcakCan I go back and repeat it? Ini tentang gw yang kembali ke masa itu, masa dimana gw jadi orang tergoblok dan bego sedunia. tentang segala rasa takut kehilangan gw. tentang cara gw buat nulis kisah usang yang terkoyak dengan buruknya.