Can I go back and repeat it?
Ini tentang gw yang kembali ke masa itu, masa dimana gw jadi orang tergoblok dan bego sedunia.
tentang segala rasa takut kehilangan gw.
tentang cara gw buat nulis kisah usang yang terkoyak dengan buruknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Keren banget si gw"-Arga
"Hilihh kek jamet aja bangga"- Taka
.....
"Yuhuuu anak anak kalian dimana~~"
Suara melengking memasuki gendang telinga.
Drap drap drap
Taka, Raka , Arga berlari menuju arah suara.
Hah hah
Arga yang melihat Raka kepayahan mengais udara segera menghentikan larinya . Dia elus pelan dada sang Abang.
"Stsss pelan pelan bang udah jalan aja jangan ikut ikut lari" omelnya
Raka senyum.
"Ouhh disini ternyata" Sebuah suara mengalihkan perhatian mereka.
Mata mereka membelalak, lah
"AUNTY" ucap mereka serentak Taka dan Raka menghampiri orang yang dipanggil dengan sebutan 'aunty' itu. Sedang Arga, kembali terdiam. Eh wait, aunty?
Bukanya auntynya itu tidak tinggal di Indonesia sejak usianya 3tahun bukan.
?
"Ehh Gaga ya ampun dah segede ini aja kamu ya dulu aja masih seukuran anak kucing "
Mendengar itu Arga tersadar dari lamunannya, perlahan dia menuju kearah aunty itu.
"A-aaunty?"
"Ya?"
Arga menerjap
"B-bukanya aunty ga t-tinggal di indo ya?" Mereka semua termasuk ayah bunda yang baru memasuki ruangan mengenyit.
"Maksud kamu gimana dek?" Tanya ayah.
"Ha? " nahkan makin bingung si si Arga .
Aunty Tersenyum, lalu memeluk singkat Arga
"Ih kamu mah lupa atau gimana? Lhawong aunty kan dari dulu tinggal di indo kok bahkan sempet tinggal disini waktu kamu masih kecil, trus ikut ke rumah bibi Rena di Surabaya karena aunty juga mau kuliah disana"
Arga menerjap, Nah loh ini beda lagi kan batinnya berteriak.
Melihat keterdiaman Arga , Raka jadi khawatir. Dia pegang pundak adiknya membuat sang empu mendongak. Disitulah semua orang kaget dan khawatir, karena Arga kembali Mimisan .
"ARGA" Ucap mereka serentak
Dengan cepat Raka menuntun adiknya duduk, matanya terlihat khawatir.
"Ya ampun Ga kamu ini kenapa? Kenapa mimisan lagi?" Tanya Taka
Mendengar pernyataan Taka mereka mengalihkan pandangannya pada Taka sepenuhnya. Apa tadi? Mimisan lagi? Lagi?
"Adek mimisan lagi kak? Memang tadi adek juga mimisan?" Tanya bunda kelihatan khawatir banget. Arga yang mendengar nada khawatir bunda seketika merasa hangat dalam hatinya , tidak munafik dia juga merindukan perhatian bundanya.
"Iya Bun, yah, aunty semalam Arga mimisan juga " Ucap si kakak
Teringat, Raka juga membenarkan ucapan sang kakak
"Oh kemarin juga kamu mimisan di sekolah jugakan ga" ujarnya gamblang
Mendengar itu semua mereka makin khawatir lah.
"Sekarang siap siap kita ke rumah sakit sekarang, kita periksa takutnya adek kenapa-napa" ujar sang ayah yang sedari tadi diam
"iya, Raka sama Taka tolong adiknya dibawa ke mobil dulu Bunda mau siapin keperluan adek dulu takutnya nanti suruh rawat inap, ayah juga sana cepet siap siap ! Kamu fa kalau kamu masih capek dirumah aja gapapa" ujar bunda layaknya seorang kapten teng mengkomando .
Fara atau orang yang tadi dipanggil aunty menggeleng, "Aku ikut kak" ujarnya
Bunda mengangguk.
Merekapun melakukan perintah dari Bunda, Raka dan Taka membawa Arga ke mobil tidak lupa sebelumnya dipakein jaket di tubuh mungil itu.
....
"Diperjalanan Arga ntah mengapa tubuhnya merasa lemas sekali padahal tadi baik baik saja . Raka jadi sangat khawatir, dia bawa kepala adiknya di pundaknya lalu dielus kening adiknya yang mengkerut.
"Kamu kenapa si ga" ucapnya lirih, dirinya takut adiknya kenapa-napa.
Arga yang mendengar gumaman lirih Raka mendongak, dia senyum hangat menenangkan kembarannya itu, "Paling cuma kecapean bang gausah khawatir ya" ujarnya pelan.
Suasana hening sebentar, tiba tiba ayah nyaut .
"Oh iya sekalian kita check up Abang Raka ya bang, buat cek kondisi asma Abang , akhir-akhir ini jarang sering kambuh jugakan ayah lihat"
Raka yang denger hanya manggut-manggut. Benar juga dirinya akhir-akhir ini dikit dikit bengek.
Arga yang denger kaget lagi lah
Lah wong kok asma sih! Bukanya sakit,,,
Jantung ya dulu batin Arga
Makin dipikir makin bikin pusing lah si Arga.
Sampai dia ngerasa cairan hangat kembali netes dari hidungnya lama lama kehabisan darah gue kalo gini batinnya.
Raka yang merasa bahunya basah mengenyit. Dia lihat lah Arga yang sendering palanya di bahunya.
Lagi lagi dirinya kaget ngelihat adiknya balik mimisan lagi.
"YA AMPUN GAGA! " Dia teriak saking kagetnya
Mendengar teriakan si anak tengah ayah jadi ngerem mendadak
Ckittt
Aduhh
Kepala ayah kepentok dah tuh untung kaga keras.
Bunda buru buru nengok belakan, netranya melebar ketika melihat bungsunya kembali mimisan.
"Astaghfirullah ga... Cepet yah ke rumah sakitnya!! Arga mimisan lagi!!" Ujar si bunda
"Iya iya ayah ngebut pegangan ya kalian semua"
....
Kata dokter Arga terkena tipes juga efek samping dari jatuhnya dia dari tangga waktu itu karena benturan di kepalanya, Arga jadi tidak bisa banyak pikiran dan kelelahan.
Ayah bunda jadi bisa sedikit lega, untung saja tak ada masalah yang serius pada anaknya .
Arga harus dirawat inap sekitar tiga harian sampai bener pulih.
Selama itu juga ayah bunda ga pernah absen buat nemenin dirinya. Arga jadi senang sekali .
Kalau dengan dirinya sakit ayah bunda bisa kasih waktu buat dia, dia ikhlas deh batinnya.
....
Malam ini, Arga sendirian diruang rawat. Kalau tanya ayah bunda kemana
Ayah lagi di kantin rumah sakit sedangkan bunda sama Raka lagi pulang bentar ambil sesuatu katanya. Aunty dia dah balik kerumah bibi.
Arga menatap atap ruang rawatnya. Kepalanya pusing memikirkan apa yang terjadi di dunia ini.
Kenapa disini kenyataan seharusnya berbeda dengan di kehidupannya dulu.
Pertama, Bayu yang masih memiliki orang tua Kedua, aunty yang ternyata tinggalnya di Surabaya bukan luar negri Ketiga, Raka yang punya asma bukan penyakit jantung .
Dari ketiga fakta itu yang membuat Arga sedikit bersyukur adalah kembarannya yang ternyata disini tak memiliki penyakit mematikan itu. Faktanya disini kembarannya hanya punya asma . Dan yaa sekarang dirinya tak peduli apa lagi hal yang beda nantinya disini dengan kehidupannya dulu.
Tapi dari sini dia bisa menangkap kalau setiap dirinya mencoba mengingat masa lalu, pasti akan ada darah yang mengalir dari hidungnya. Dia akan selalu mimisan .