Dapet cicakk
....
Raka berjalan tergesa-gesa, dia segera memasuki kelas, matanya melirik kesana kemari mencari objek yang dicarinya sejak pagi.
Melihat tak adanya objek tersebut membuat dirinya semakin takut. Takut jika adiknya kembali pergi. Takut. Takut jika adiknya marah?
Atau
Membencinya.
Ia paham sebenarnya, hanya saja mengapa tak bisa menolak segala persepsi dari orang tuanya.
Ia juga kadang bingung mengapa adiknya selalu seolah tak terlihat.
Dilupakan .
Apa.... Dia terlalu lemah ya.
....
Puk
Arga terjengit kala ada yang menepuk pundaknya. Dirinya saat ini tengah berada di taman yang berada tak jauh dari lokasi sekolah.
Hah hah hah
Orang tadi yang menepuk pundaknya menatap dirinya tajam.
Mengangkat dirinya, lalu memeluknya erat.
"Hah hah jangan kabur kaburan gini hah capek tau nyariin"
Arga yang awalnya bingung malah berganti khawatir ketika mendengar seruan nafas abangnya.
Ya Raka orangnya.
Arga mengelus punggung Raka yang masih menetralkan nafasnya.
Ahh Arga jadi merasa bersalah. Tapi tunggu,,
Apa tadi katanya? Kabur?
Memang siapa yang kabur
Arga melepas pelukannya lalu mengusap dada sang Abang lembut
"Stss jangan nakal kamu jangan bikin abangku susah dan sakit terus" ucapnya sembari mengelus dada kembarannya.
Raka yang mendengarnya merasa hangat.
Adiknya ini selalu saja bisa membuat amarahnya hilang ntah kemana dengan tingkah lakunya.
Teringat sesuatu dia mengangkat wajah Arga dengan jarinya supaya mendongak.
"Kamu.. bukannya sakit kemarin? Terus kenapa malah masuk? Bukan bukan kenapa kamu kabur dari rumah sejak pagi ha? Aku khawatir sekali ga ! Kenapa tidak pamit dulu!" Ucapnya menuntut
Arga yang mendengar terkekeh,
"Memang siapa yang kabur sih?"
Tanyanya sembari tersenyum kecil.
Raka menerjap, lah bukan kabur pikirnya.
"Hmm kamu lupa ya hari ini jadwalku piket hehe jadi aku berangkat lebih dulu. Kamu si tidurnya kebo banget aku kan ga tega banguninnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Comeback (end)
RandomCan I go back and repeat it? Ini tentang gw yang kembali ke masa itu, masa dimana gw jadi orang tergoblok dan bego sedunia. tentang segala rasa takut kehilangan gw. tentang cara gw buat nulis kisah usang yang terkoyak dengan buruknya.