fourth

5.5K 475 20
                                    

"Ngoceh Mulu Lo! Ga capek apa? Lihat noh adek gw yang satu itu adem, kalem ga kaya Lo kek tokek tau" - Tama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ngoceh Mulu Lo! Ga capek apa? Lihat noh adek gw yang satu itu adem, kalem ga kaya Lo kek tokek tau" - Tama

"Ente kadang kadang ente! Sekate Kate Lo ya!! Siapa yang Lo katain tokek ha" -Arga

"Haduhh diem deh lagi puasa ngomong biar ga nambah dosa" - Agra

.....

Nghh hh hhh shh h

Arga terbangun kala merasa terganggu tidurnya karena pergerakan kembarannya, netranya melebar kala melihat Agra kesusahan mengambil nafas. Ia segera bangkit, menepuk pipi kembarannya pelan

"Heyy gra, buka matanya hey! Ikutin gw ya ambil nafas, buang ambil-buang okeyy tenang jangan panik " ucapnya setenang mungkin sembari mengelus dada kembarannya

"Hhh shh s-sakit ga hh"

Melihat kembarannya makin kesusahan dan tampak sekali menahan sakit terbukti dari kening ya yang berkerut, membuat dia makin panik hey dia dulu ga pernah ada saat saat kembarannya collapse kaya gini! .

Arga segera melompat turun ranjang, untuk meminta pertolongan. Dengan langkah panjang menuju kamar orang tuanya.

Dok dok dok gedubrakkk

Pintu kamar itu diketuk brutal olehnya, ini mak bapak kenapa kalo molor susah banget dibangunin.

"Astaga kenapa nak? Malem malem ganggu orang mau ena- ehemm mau tidur aja" ini sibapak malah ngomel

"HADUHH TOLINGIN ITU APA ITUU SI
HADUH SIAPA SIH NAMANYA

"Apa nak? pelan pelan cob-
"Ga bisa bund!! Ini si Arga kumat"

Pertanyaan bunda kepotong Arga.
Ayah sama bunda kaget dong, tanpa ba bi Bu langsung lari keluar kamar diikuti Arga dibelakang

Brakkk

Hsshh

Suara pintu dibuka kasar membuat Agra terjengit. Makin kagetlah.

Segera mereka datengin si Arga

"Nak heyy tenang okey tenang tarik nafasnya pelan oke"

Agra mencoba ngikutin intruksi dari ayahnya. Ayah berusaha ga panik karena ini bukan yang pertama kalinya dia nanganin yang kaya gini.
Setelah dirasa nafas anak nya mulai tenang dan teratur bunda gercep kasih obat.

Arga menatap ngeri ngelihat obat yang segede harapan eh- dengan jumlah yang ga sedikit itu. Ia menatap sendu kembarannya. Ternyata sesakit ini kembarannya setiap collapse, kemana saja dia dulu pantas saja orang tuanya selalu menomor satukan kembarannya di segala hal . Ini sebabnya ternyata. Tanpa disadari air matanya ikut menetes, rasa takut mulai hadir kembali.

Hiks

Ayah bunda menoleh kearahnya, netra mereka melebar kala melihat Arga menangis. Kok bisa anak sekaku itu menangis sekarang (hey nampaknya mereka lupa kalo Arga juga manusia)

Bunda mendekap Arga erat sembari mengelus punggungnya tenang.

"Kenapa nak? Kenapa menangis? Apa ada yang sakit hm?" Tanyanya

Arga menggeleng, tangisnya makir terdengar hingga membuat sosok yang dari tadi lelap dalam tidurnya terganggu dan terbangun etdah adeknya dari tadi sekarat dianya ga sadar

"Ehh kenapa nih rame rame? Bagi bagi sembako kah"

Ayah natap malas putra sulungnya itu, rasanya pen buang tapi dulu buatnya susah batinnya.

Ctakk

"Kamu ni kak gimana si masa adeknya lagi kumat ga tau! Kasihan Arga kan tadi jadi panik sendiri" omelnya pada sang anak

"Hah? Agra kumat yah?" Matanya melirik Agra yang sekarang tertidur mungkin karena efek obat

"Iyaa kamu ni" sahut bunda yang masih memeluk Arga

Si kakak masih load.

Ayah bunda menggeleng,

Hiks

Suara isakan mengalihkan perhatian mereka.

Dilihat Arga mesih sesenggukan. Segera ayah datengin trus ambil alih tubuh Arga yang mungil. Dibawalah ke gendongannya.

"Udah nak, Abang ga kenapa napa hm Abang-kan kuat kaya Arga " ucap ayah menenangkan yang tau alasan putranya ini menangis.

"Hikss babang gra hiks ta tadi hiks kesakitan hiks t-takut" ucapnya sesegukan

"Adek jangan takut hm, udah gapapa sekarang " ucap bunda mengelus kepala kuci- anaknya itu

Sang kakak masih melongo woww kapan terakhir dia lihat adiknya ini mewek

Hingga Arga tertidur di gendongan ayah . Ayah meletakan tubuh mungilnya pelan disebelah Agra.

Setelahnya,
Diusap kepala sulungnya

"Kak dijagain adeknya ya, jangan enak enakan sendiri lain kali. Masa adiknya kesakitan ga tahu. Ini juga tidurnya jangan dempetan kak nanti adeknya sesek lagi" bunda bilangnya lembut banget

"Iya bund maafin kakak ya"
Kakak menatap kedua adiknya sesal. Harusnya dia ga ngebet tidur bareng tadi.

"Udah sekarang kakak istirahat lagi ya nak masih malem banget ini"

Cup

Cup

Cup

Bunda mengecup kening ketiga putranya penuh sayang lalu keluar kamar diikuti ayah.

Kakak ngelihat kedua adiknya, melirik Arga yang masih sedikit seseguk karena menangis tadi.

Mendekatkan wajah nya

Cup

Cup
Cup

Mencium kening Agra,
Lalu pipi kanan kiri Arga .

Terkekeh kecil, sebenarnya tadi dia pura pura ga tau kalau adiknya collapse, dia ingin tahu aja reaksi Arga gimana. Emang agak mainstream si wkwk
Tapi hasilnya memuaskan kan bonus bisa lihat adiknya yang kaku itu menangis lucu.

...

Lanjut ga nihh?

Comeback (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang