EnghhMata itu menerjap pelan lalu terbuka. Sedikit meringis ketika secercah cahaya memasuki penglihatannya.
Tunggu
Ngelag Cok
Sek
Matanya melirik ke kanan dan kiri. memcoba mengingat sesuatu. Ahh, dia ingat .
Dia melirik sekilas pergelangan tangannya. Ehh kok
Gaada perban atau lukanya.
Lho kok
Wait
Bukannya ia berada di sini akibat percobaan bunuh diri ga si kok disini tangannya tetep utuh. Ehh kok kecil si ni tangan?
Belum sadar dari keterjutannya ia di kagetkan dengan suara melengking yang menyakiti telinga
"HUAAAA ARGAAA BANGUNN GA JADI MATI BUNDAAA ARGA BUNNN GA MATI HOREE"
Degg
Suara itu. Jangan jangan?
Brakk
Pintu rawat terbuka keras menampakkan gumpalan kec- ehh sosok laki-laki kecil yang langsung berlari kearah ranjang pesakitan itu.
Memegang tangan sang empu yang hanya dapat diam terpaku. Bingung"Hiks hiks argaa jangan kaya gini lagi huhu hiks jangan gini lagi ya hiks" tangisan itu membuatnya tersadar
Dengan pelan tangannya membelai sosok itu. Nyata.
Bagaimana bisa?
"A aagraa?"
Sosok itu tersenyum, senyum yang selalu menghangatkan. Senyum yang ia rindukan.
"I iya hiks iyaa ini Agra hiks Ar Arga mau apa? hiks "
Mendengar jawaban itu Arga lantas segera bangun, mendekap erat sosok itu. Menyalurkan rasa rindu yang mendalam. Ini nyata bukan?
Agra yang tetiba dipeluk erat sempat menegang. ada apa? Sejak kapan kembarannya ini mau memeluk dirinya lebih dulu. Aneh, tapi Agra suka. Ia membalas pelukan kembarannya tak kalah erat.
Merasa bahunya basah, ia segera melepaskan pelukannya. Namun apa yang terjadi
"Hikss hiks Agra hiks jangan pergi hiks maaf jangan hiks jangan pergi "
Agra menautkan kedua alisnya bingung.
Segera ia menangkup wajah manis mirip dirinya itu. Menyeka air mata di pipi bulat itu. Ia menatap geli kembarannya.
Hehe bagaimana kembarannya menjadi sangat manis ketika menangis seperti ini.
Mata bulat yang berair dengan sedikit kesan sembab juga hidung yang memerah dengan ingus tertahan ditambah wajah yang sedikit memerah dengan keringat. Lucu sekali"Ada apa hm? Kenapa menangis?" Tanyanya lembut
Bukanya menjawab, Arga malah semakin mengeraskan tangisnya.
Agra jadi kelabakan sendiri, segera ia menekan tombol yang ada di sebelah ranjang itu untuk meminta pertolongan. Takutnya saudaranya ini jadi kerasukan karena menangis tiba-tiba. Kan tidak lucu kalau benar, mana dia sendiri lagi.Tak lama dokter dan perawat lain memasuki ruangan.
Agra ingin memberi ruang agar mereka bisa memeriksa kembarannya ini. Tapi Arga justru menyekal tangannya.
Mau tidak mau ia hanya bisa menurut.
Dokter memberikan obat bius pada Arga agar tenang. Setelahnya Arga tertidur pulas dengan tangan yang masih memegang kembarannya.
Agra memandang dokter dengan pandangan bertanya, dokter itu tersenyum
"Tak apa. Jangan khawatir, dia hanya sedikit shock tadi. Saya memberinya obat bius agar dia bisa beristirahat dengan tenang. 4-5 jam lagi akan bangun. Untuk luka dikepalanya tak menjadi masalah. Benturan keras dikepalanya hanya membuatnya akan mudah lelah dan pusing, saya akan memberikan obat pereda nyerinya nanti. Kalau begitu kami pamit tuan muda".
Agra mengangguk. Setelah dokter keluar ia kembali menatap kembarannya.
Sedikit bingung kenapa kembarannya bertingah manis seperti tadi padahal biasanya selalu seperti beruang kutub padanya.
Hahh
Cup
Mengecup singkat kembarannya lalu menuliskan pesan pada handphonenya menghubungi yang lain .
...
Ia menerjap mata. Mengingat bahwa ia kembali. Kembali ke masa lalu, tepatnya 10 tahun yang lalu dimana dan kembarannya mesih berusia 7 tahun entah apa sebabnya tuhan memberi jalan nasibnya. Ia tersenyum, ternyata tuhan sebaik ini.
Memberikan kesempatan kedua padanya.
Ia akan memanfaatkan sebaik mungkin. Ia akan membahagiakan orang yang dulunya sangat ia benci. Cukup sekali, ia tak mau lagi kehilangan.
Ia ingat. Ini adalah saat dimana ia habis terjatuh dari tangga rumahnya saat akan bermain bersama kembarannya. Saking semangatnya ia sampai terjatuh tersandung kakinya sendiri hingga terjatuh di tangga. Ia sedikit meringis mengingatnya.
Dimana saat itu, ia malah menyalahkan saudaranya itu karena terlalu lelet. Hingga ia terjatuh. Seingatnya, dulu ia menuduh saudaranya mendorongnya juga supaya saudaranya terkena marah dari orang tuanya. Tapi apa yang terjadi, malah ia yang kena marah.
Itulah yang membuatnya membenci saudaranya dulu
Dulu, ia selalu merasa hanya saudara kembarnya yang selalu disayang karena tak pernah kena marah orang tuanya. Setiap ada kesalahan selalu dia yang disalahkan. Setiap saudaranya sakit selalu ia yang disalahkan . Sampai ² ia menjadi gelap mata. Hingga
Hal buruk itu terjadi.
Sudahlah ia tak mau mengingatnya lagi. Yang terpenting sekarang ia harus bisa merubah takdir di masa depan. Jangan sampai ia kehingan lagi.
"Gaga udah bangun?"
Ia menoleh ke arah pintu, saudara kembarnya datang dengan kedua orangtuanya menggandeng tangannya dikanan dan kirinya. Ia tersenyum jangan ada iri hati lagi.
Huum
Ia mengangguk lucu. Dengan menerjapkan matanya lucu .
Agra yang melihatnya tersenyum lebar menghabiri saudaranya itu. Mencubit pelan pipi mochi itu.
"ARGHHHH KAMU KENAPA JAGI GEMES GINI GAGAAAA" Teriaknya
Kedua orang tuanya tersenyum lembut menatap keduanya.
Semoga selalu begini batin mereka.
(Kang tobat jalur depresi ditinggal hehe bisa dibilang jalur karma si nwkwkw)
KAMU SEDANG MEMBACA
Comeback (end)
RandomCan I go back and repeat it? Ini tentang gw yang kembali ke masa itu, masa dimana gw jadi orang tergoblok dan bego sedunia. tentang segala rasa takut kehilangan gw. tentang cara gw buat nulis kisah usang yang terkoyak dengan buruknya.