first

8.9K 502 3
                                    


"NGAAAKK GAK BOLEH HIKS J JANGANNN HIKS JANGAN PERGI HIKS mm maaf hiks maaf"

Teriakan pilu itu kembali terdengar dalam sebuah kamar gelap di mansion mewah itu. Suaranya kian melirih. Terdengar,

menyakitkan.

"Ya tuhan kenapa semua terjadi?,, aku tahu, sangat tahu dia bersalah sekali dalam hal ini. tapi bisakah kau kuatkan kembali hatinya tuhan" lirih terdengar dari luar kamar.

4 mata menatap pintu kamar itu sendu. Ada bunda yang menangis. Ada ayah yang menahan diri untuk tidak mendobrak paksa pintu kamar putra bungsunya. Ada kakak yang tampak dengan raut biasa namun jelas terlihat adanya luka mendalam dimatanya. Ada sosok mungil yang matanya terus menatap polos pada pintu itu dengan tatapan bingung namun mata yang berair kala mendengar tangisan dari dalam.

..

Sedang dalam kamar.

Sosok pemuda dengan tubuh tegak yang tampak bergetar hebat itu tengah memeluk figura yang didalamnya terdapat foto dirinya dengan dua orang yang sayangnya telah pergi. Pergi karena keegoisan. Pergi. Jauh tak dapat ia raih lagi .

Ia terus meracau

Ingatan baik juga buruk terus teringat dalam benaknya bak kaset rusak.

'hahaha kamu kenapa gendut sekali"

"ihh bialin kamu juga jelek kok. huuu dasall jelek kamu jelekk"

"udah udah kalian ini. belantem saja ya jangan belteman"

Dua anak berbeda gender yang tadinya saling mengejek menatap satu sosok lain yang tengah melerai, eh bukan melerai namanya si hehe.

"Dasall pendekkk" ucap dua bocah tadi serentak.

Hahahaha

Mereka bertiga tertawa tanpa sebab.

Hahaha hiks haha

Dia tertawa mengingatnya. Tertawa, tapi kenapa air matanya terus mengalir di pipinya.

"HARUSNYA LO ITU PERGI!! HARUSNYA LO ITU GA ADA DIDUNIA!! GW MALU PUNYA SAUDARA KAYA LO! DASAR PENYAKITAN"

Brug..

Sosok pemuda itu mendorong pemuda yang lain.

Setelah terjatuh karena dorongan saudaranya itu bukanya menangis atau marah. Ia tersenyum lembut yang mana membuat sang empu yang telah mendorongnya memalingkan muka .

Sial selalu seperti ini.

Kenapa dia tak pernah marah

Kenapa dia tak ikut membenci

Banyak pertanyaan dalam benaknya.

"kamu itu adikku, aku tak akan pernah membencimu. Maaf karena adanya aku kamu jadi merasa tersingkir, maaf karena memiliki saudara penyakitan dan lemah sepertiku, maaf ga" ucapnya tulus sembari tersenyum lembut.

Sang empu hanya diam sembari mengatur nafasnya yang memburu. Ia benci ini. Mengapa.

Marah, sedih, kecewa, rasa bersalah semua bercampur.

Sial

Brukk

Ia lantas pergi dari sana membanting pintu keras tanpa mengetahui membuat seseorang yang berasa didalam kamarnya tersentak hingga membuatnya kesakitan.

Sakit sekali.

Ingatan buruk itu kembali menyiksa ya. Membawanya kembali ke lubang penyesalan.

"Hiks hiks maaf m maaf kemb hiks kembali. a aaku aku menyesal hiks kembali hiks maaf"

"aku suka kamu ga"

Plak

Kepala gadis itu tertoleh kesamping.
Matanya menatap pemuda yang menamparnya kuat. Matanya menyiratkan rasa kecewa mendalam.

"LO HARUSNYA SADAR BITCH! KITA CUMA TUNANGAN KARENA PERJODOHAN BODOH ITU! GW UDAH BILANGKAN JANGAN SESEKALI LO BILANG ITU KE GW!! GA CUKUP APA GW TERSIKSA KARENA HARUS JADI TUNANGAN LO!" bentaknya keras .

Mata gadis itu memerah menahan tangis. Ia berdiri melangkah ke depan pemuda itu. Matanya mengunci pandangannya. Lalu

Ia tersenyum.

Lagi

"Maaf ga"

Hanya itu kata yang keluar dari mulutnya lalu ia pergi dari sana.

"Gw gw juga cinta sama Lo hiks sangat"

Tangannya menggenggam cutter yang ntah sejak kapan ada ditangannya. Perlahan

Sret sret

Ia menatap puas cairan kental yang mengalir dari pergelangan tangannya.

Lalu

Semuanya gelap.








23 march 23

Next?


Tunggu mood

apa! mau marah? kuy nyeblak dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

apa! mau marah?
kuy nyeblak dulu....:)))

Comeback (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang