Eight | COMPLICATED

21 1 0
                                    


"Makanya jangan begadang. Maraton drakor kan lo?"

Tak!

"Apa sih Bu, mukul-mukul"

"Masih pagi Yon kamu udah ngomel aja. Adikmu begadang nugas bukan ngedrakor"

"Tauk" Sahut Kiran setelah lama diam melihat aksi abangnya yang selalu gagal memberikannya kultum pagi. "Bang Ernest sama Bang Daniel mana Bu?" Tanyanya saat tak melihat kedua abangnya itu ada di meja makan.

"Yee malah cari si cecunguk, fokus aja sama gue, Ran"

Kiran mendelik "gak mau, lo ngeselin" Dion mengangguk "yaudah kalau mau apa-apa minta ke mereka ya"

"Ih ambekan, tapi gak pa pa deh sekarang Bang Daniel kan lagi banyak proyek. Ci Christie juga, gue bisa minta uang ke mereka"

"Christie istri gue, ngapain lo minta uang ke dia" Sahut Dion dengan nada sewot dibuat-buat.

Christie yang dibawa-bawa dalam pertengkaran si sulung dan si bungsu itu hanya mendengarkan sembari mengunyah. Ia dan ibu mertuanya yang kini duduk di depannya, tak ada niatan melerai kedua saudara itu.

"Ci Christie kakak ipar gue, jadi gak pa pa" Balas Kiran tak mau kalah, kemudian mendekati Christie "ambilin aja gue uang di tabungan dia, Ci"

Mendengar bisikan itu, Christie tertawa. "Sama aja dong Ran, lo minta uang abang lo dengan perantara gue"

Baru saja akan minum, Kiran menurunkan gelasnya "ih nggak dong Ci, kan uang suami uang istri. Jadi uang Bang Dion jadi uangnya Cici"

Dion yang mengerti segera menyentil kening adiknya. "Pintar amat lo ngelesnya"

Kiran mendumel, mengusap keningnya. "Kenapa sih Bang, lo ngomel mulu pas gue cari abang gue yang lain? Emang salah?"

Sang ibu yang sedari tadi diam pun angkat bicara "abangmu cemburu tuh dia gak pernah dicari"

"Owh gitu. Gengsi banget, ngomong makanya" Dion mendengus mendengar tawa adiknya yang seakan meledek. "Terus Bang Daniel sama Bang Ernest, mana Bu?" Kiran mengulang pertanyaannya, sengaja membuat Dion kesal.

"Daniel gak pulang Ran, abangmu itu kan lembur. Kalau Ernest udah berangkat tadi pagi" Jawab Grace pada akhirnya.

"Ih sibuk banget abang-abang gue itu" Kata Kiran, mengulas senyum melihat Dion yang fokus makan. "Kalau Bapak kapan pulang, bu?"

Ketiga orang yang mendengar pertanyaan Kiran, langsung menegak. Saling pandang saat Kiran asik dengan makanannya.

"Kapan, Bu?"

Grace berdehem, mengambil gelas dan meneguk isinya dengan cepat. "Hm? Oh Bapak kamu nanti sore pulang kok"

"Serius Bu? Nanti aku telepon deh minta dibawain oleh-oleh" Dion terdiam melihat senyum adiknya yang nampak ceria.

"Udah lama banget Bapak gak pulang, tumben banget deh"

"Eh, Ran berangkat bareng gue aja yuk sekalian gue mau ke hotel"

Mendapati tawaran dari kakak iparnya, Kiran segera bersiap-siap sekaligus mengambil barang-barangnya di kamar.

Setelah Kiran benar-benar sudah menjauh dari meja makan, Dion mendekati ibunya yang kini menghela napas seakan sedang memikul beban berat.

"Kiran belum tahu, Bu?" Grace dengan lemah menggeleng. "Alasannya?"

Grace mendongak menatap anak sulungnya "kamu gak lihat gimana senangnya adik kamu pas tahu Bapak kalian mau pulang?"

"Tapi-"

"Ibu gak tega Yon, ibu- ibu gak sanggup lihat adikmu sedih kalau tahu semua ini"

"Dion ngerti Bu, tapi kan Kiran harus tahu kal-" Christie menyikut suaminya kala suara nyanyian sumbang Kiran terdengar mendekat.

COMPLICATED (Spin Off Nona judes!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang