Ten | COMPLICATED

25 2 0
                                    

"Panas banget yaampun! Ini pasti efek makin banyaknya gedung-gedung pencakar langit yang berbanding terbalik dengan jumlah pepohonan yang ada"

Kevin diam mendengarkan celotehan Kiran yang mengeluh panas Jakarta siang ini. Tangan gadis itu masih setia mengipasi wajahnya. Padahal AC mobil sudah dinyalakan namun rupanya gadis itu masih kegerahan.

"Belum lagi macet, polusi udara. Aish, rasanya gue pengen pindah planet aja"

Setelah dibukakan gerbang, Kevin melajukan mobilnya memasuki pekarangan rumah. Keduanya kemudian turun. Halaman depan yang hijau dan lumayan menyejukkan menyambut mereka.

"Coba semua penduduk Jakarta ngikutin nyokap lo yang gemar bercocok tanam, pasti Jakarta gak sepanas ini"

Tangan yang setengah jam tadi masih mengipasi wajah Kiran, kini turun dan bertukar posisi ke samping tubuhnya.

"Dan elo salah satu penduduk Jakarta yang gak contoh nyokap gue yang suka bercocok tanam"

Kiran terkekeh mendengar sahutan Kevin. Ia memukul bahu cowok itu sembari melangkahkan kaki mereka memasuki rumah. "Tahu aja, Mas Kevin" Candanya tanpa melihat ke arah Kevin yang salting.

"Loh sama Kiran, Vin?" Kiran mengikuti Kevin mencium tangan Sita. "Assalamu'alaikum, Tante"

"Waalaikumsalam, yaudah masuk yuk" Ajak Sita merangkul bahu Kiran. Kevin mengikuti dari belakang. "Kalian datangnya pas banget, selesai Tante masak"

"Wah aku jadi keenakan Tante" Kekeh Kiran, Sita tertawa mendengar candaannya. Sedangkan Kevin mencibir tanpa suara.

Sita langsung mengajak Kiran ke ruang makan sedangkan Kevin pergi meletakkan belanjaan untuk kucing mereka kemudian menyusul ke meja makan.

"Mama mana?" Kiran yang tengah menyendok nasi menoleh, "di depan, ada tamu" Kevin mengangguk dan dengan kikuk menerima piring yang berisi nasi dan lauk pauk yang disodorkan Kiran.

"Itu cukup kan porsi lo? Atau lo mau nambah?" Tanya Kiran melihat Kevin yang masih menatap piringnya. "Vin?"

"Oh, cukup kok" Jawab Kevin, mengambil duduk di sebelah Kiran yang sedang menyendok nasi untuk dirinya sendiri. "Tadi nyokap lo bilang kita makan duluan aja, yaudah gue sekalian aja nyiapin buat lo juga."

Tak hanya untuk Kevin ternyata, Kiran juga menyiapkan makanan untuk Sita yang baru saja bergabung. "Terima kasih ya Ran, tahu aja porsi makan Tante segini"

Kiran mengangguk, "aku malah yang berterima kasih, Tante udah kasi makan"

Sita mengulas senyum, "ah kebetulan aja Tante udah masak" Ucapnya.

"Gimana tadi, dapat tempatnya?" Tanya Sita mengalihkan pembicaraan ke topik yang berbeda. Wanita paruh baya itu sudah mengetahui rencana mereka yang akan membangun bisnis bersama. Dan sebelum pergi melihat tempat, Kevin memberitahu ibunya saat wanita itu mengirimkan dirinya pesan.

Kevin yang terlebih dahulu menelan nasinya pun menjawab, "dapat satu, tapi ini anak bilangnya gak srek lah, apalah"

"Ih benar tahu, perasaan gue masih belum pas sama tempat yang tadi" Bela Kiran tak mau disalahkan. "Lagian tempat yang tadi jauh banget dari kampus"

Sita mengangguk setuju, "kalau dirasa nggak pas jangan diterima deh" Saran Ibunya Kevin tersebut. "Seperti yang Kiran bilang, kalian bakal keteteran kalau lokasi toko kuenya jauh dari kampus"

Senyuman puas tercetak dibibir Kiran. Kevin memutar bola mata malas. Ibunya kalau sudah dipasangkan dengan Kiran pasti ia dinomor duakan.

"Tempatnya strategis, Ma. Sekarang sulit cari tempat usaha yang se strategis seperti tadi"

COMPLICATED (Spin Off Nona judes!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang