Nineteen | COMPLICATED

7 0 0
                                    


"Itu muka butek amat dah. Kenapa sih? Gak bisa jawab soal tadi?"

Tiara muncul di hadapan Resya dengan rentetan pertanyaan. "Kenapa gak minta sama gue sih? Tinggal muterin badan dikit"

Keduanya memang baru saja selesai mengerjakan kuis salah satu mata kuliah, jadi wajar saja Tiara mengira Resya kesal karena dirinya tak membagi jawaban.

Resya yang semakin kesal dengan Tiara yang tak kunjung diam pun berdecak, "bukan itu elah"

"Tewus?" Tanya Tiara tak terlalu jelas karena makanan di mulutnya. "Gue lagi kesel aja"

"Sama suami lo?" Tebak Tiara dengan suara pelan. Resya yang tengah mengaduk jusnya, pun terhenti. Mendengar kata 'suami' membuat Resya ingat akan Arjuna yang menjadi dalang kekesalannya saat ini.

Bagaimana Resya tidak kesal, kalau sudah dikecewakan tiga kali. Itu pun suaminya yang janji mereka akan nge date, tapi mana? Sampai hari ini tak pernah terwujud.

Lembur menjadi alasan Arjuna untuk tak menepati janjinya. Oke, kalau terjadi sekali, Resya bisa memaklumi tapi ini sudah ketiga kalinya! Dan setiap Arjuna menjanjikan esoknya mereka akan ngedate, Resya sudah mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin. Waktunya habis untuk mencari baju yang cocok dikenakan. Ia juga rela berjam-jam merias wajahnya. Namun hasilnya, ia hanya menelan pahitnya kecewa.

"Ah udahlah jangan dibahas!"

Tiara yang melihat Resya berubah galak pun menarik kesimpulan sendiri. Sebenarnya ia penasaran tapi takut juga melihat Resya yang sudah menaikkan volume suaranya.

"Oh ya Ti," Resya mendorong gelas lebih maju kemudian menumpukan tangannya di atas meja "udah dapat gak loker nya?"

"Kalau ada emang lo mau? Nanti protes lagi kayak kemarin" Resya meringis mengingat kelakuannya yang tak tahu diri. Sudah minta tolong, ia mengomeli Tiara yang memberikannya lowongan pekerjaan yang tak sesuai dengannya.

"Kali ini gak, Ti, janji gue" Melihat Resya sudah menatapnya sungguh-sungguh dan jarinya membentuk peace, Tiara mendengus terpaksa mengulurkan ponselnya.

"Eh buset, ya jangan di perusahaan keluarga gue juga kali" Tiara menatap malas Resya "barusan loh lu janji, Res"

Resya mengerjap, baru tersadar. Segera digenggamnya tangan Tiara yang berada di atas meja, menatap temannya itu dengan wajah memelas. "Bukan maksud gue mau protes tapi yakali gue kerja di sana. Bisa-bisa gue diseret Opa. Lo tahu pasti kelanjutannya bakal gimana. Cariin lagi ya Ti, lokernya"

Resya tersenyum senang, saat Tiara kembali menyodorkannya ponsel dengan sebuah postingan lowongan pekerjaan. "Nah ini cocok buat gue. Makasi Titi"

Tiara yang meneruskan sarapannya sontak mengangkat kepala, ia tahu betul pekerjaan apa yang terpampang pada postingan tersebut. "Yakin? Cuci piring loh itu, Res"

Bukannya tersinggung Resya malah tertawa. "Terus kenapa? Yaampun Ti, setiap gue buat kesalahan hukuman gue tuh cuci piring hotel"

"Jadi jangan khawatir, oke? Gue pergi dulu"

Tiara mengangguk, menatap punggung Resya yang mulai menjauh dengan tatapan heran. "Orang kaya emang segabut itu ya"

Ternyata waktu setengah jam yang sudah ia siapkan terbuang sia-sia. Resya berjalan gontai menuju ke sebuah mini market, mencari ice cream untuk menstabilkan emosinya yang sungguh diobrak abrik dengan kejadian hari ini.

Sudah dikecewakan Arjuna, tadi pagi ia bangun telat, ujian pun ia tak bisa menjawab, ditambah lagi ia tak lolos kerja.

"Loh, Mbak Resya?" Si pemilik nama yang baru saja keluar dari mini market segera mencari sumber suara, dan menemukan seorang pria yang duduk di bangku yang disediakan pihak mini market tersenyum padanya.

COMPLICATED (Spin Off Nona judes!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang