Thirty six | COMPLICATED

7 1 0
                                    


"Sepupu lo kenapa tuh, Mbak?"

Melati yang ditanya menggeleng. Ia sama tak tahunya dengan Anton dan Samuel yang terheran melihat Arjuna terbirit-birit pergi setelah mendapatkan telepon entah dari siapa.

Mematikan mesin motornya, Arjuna masuk ke rumahnya setelah melihat beberapa orang keluar dari sana.

"Mas!" Sambut Resya memeluk Arjuna dengan senang. "Gimana? Pas kan? Dari segi warna, ukuran dan fungsi semua furniture nya sesuai sama rumah kita"

Rumah yang seminggu lalu ia tunjukkan dalam kondisi kosong kini sudah diisi berbagai furniture yang diletakkan dengan apik. Semua keperluan di rumah sudah diisi, bahkan peralatan dapur sudah lengkap di sana.

"Sekarang kita bisa tinggal di sini kan? Aku juga udah ambil semua barang di kontrakan."

Mendapati Arjuna tak kunjung menjawab, Resya menambahkan. "Tenang, aku udah pamitan kok ke tetangga. Jadi, kamu jangan ngerasa gak enak"

Arjuna menghela napas. Membalikkan badan, menghadap istrinya yang berdiri di anak tangga yang lebih tinggi dari posisinya. "Kamu gak sabaran banget ya tinggal disini?"

Resya mengangguk, menuruni tangga hingga berdiri di anak tangga yang sama dengan suaminya. "Tentu"

"Saking gak sabarnya, kamu malah minta bantuan orang tua mu"

"Maksudnya?"

Arjuna tak menjawab, ia memilih menuruni tangga yang tersisa diikuti Resya yang bertanya-tanya. "Aku bilang sama kamu, aku bakal isi rumah ini sesuai keinginan kamu. Tapi saking gak sabarnya kamu malah suruh orang tuamu beli semua ini"

"Loh emang gak boleh terima pemberian orang tua ku? Bukannya lebih cepat rumah terisi kita bisa tinggal disini?"

"Tapi gak gini caranya Resya!" Bentak Arjuna tak tahan. "Coba kamu pikirin Mami Papi bilang apa pas kamu minta semua ini?!" Tunjuk Arjuna ke semua barang di rumah baru mereka.

"Mami Papi senang kok" Kata Resya ingat betul bagaimana reaksi orang tuanya saat ia memberitahu mereka akan pindah. "Itu di depan kamu Resya! Wajar mereka senang. Tapi di belakang kamu, nama ku yang jelek!"

"Aku pasti dianggap gak becus jadi suami kamu! Apa kamu gak pikirin semua itu?!"

Takut-takut Resya mendongak. "Ta-tapi aku cuma-"

"Lelaki dan egonya" Sambar sebuah suara yang membuat Arjuna terkejut.

Anita keluar dari kamar yang berada di dekat tangga. Sedari tadi wanita itu mendengar pertengkaran anak dan menantunya. Tapi, ia memilih diam saja.

Anita duduk di sofa diikuti Resya yang wajahnya muram. "Sini duduk" Ajaknya pada Arjuna yang manut, duduk di sofa di depan sang mertua.

Melihat menantunya tak kunjung mengeluarkan suara, Anita memilih berbicara. "Mami ngerti pasti kamu merasa harga dirimu sebagai suami tercoreng."

Anita menoleh menghadap putrinya. "Biasa cowok gengsinya tinggi"

"Ini bukan soal gengsi, Mi" Balas Arjuna "seharusnya aku yang beli semua ini, karena itu kewajibanku."

"Dan kewajiban Papi Mami terhadap Resya selesai karena Resya udah jadi istrimu?" Tanya Anita lalu mengulas senyum lembut. "Mami Papi gak berhak kasi hadiah pernikahan buat kalian?"

Kekehan geli keluar dari mulut Anita saat Arjuna memasang wajah bingung. "Iya, ini semua hadiah pernikahan buat kalian"

"Kado ini udah lama Mami dan Papi rencanain. Tapi, sebelum kasi hadiah ini, harus ada rumah kan?"

COMPLICATED (Spin Off Nona judes!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang