seventeen | COMPLICATED

13 0 0
                                    

Music video berdurasi tiga menit lebih itu akhirnya selesai. Bukannya berhenti, ia malah memutar kembali video yang sama dan terus saja begitu.

Kegiatan streaming itu harus berakhir kala suara lain yang bersumber dari perutnya mengintrupsi lalu mengirimkan sinyal ke otaknya untuk mencari makanan.

Kakinya keluar dari kamar yang dipenuhi poster oppa oppa korea itu menuju dapur yang berada di lantai dasar.

"Gak ada makanan?" Tangannya menutup kulkas dengan pelan lalu melangkah ke meja makan dan menuangkan air mineral ke gelas.

Lemari es dengan satu pintu itu hanya menyimpan makanan mentah yang pastinya harus melalui proses olahan terlebih dahulu. Sebagai mahasiswa jurusan gizi, Kiran payah sekali dalam memasak lauk pauk.

Menurut Kiran memasak kue lebih mudah karena harus mengikuti takaran sementara lauk pauk memang bisa memakai takaran namun kadang tak cocok dengan lidahnya. Jika mengikuti feeling hasil masakannya menjadi aneh.

"Minta bang Ernest g*food-in, tapi gue masih sadar diri udah buat keributan"

Yah, selama di kamar tadi yang dilakukan Kiran ialah menjerit kegirangan melihat comeback nya sang idola. Padahal ia tahu Kakak ketiganya itu tengah tidur di kamarnya yang berada di samping kamar Kiran.

"Ini semua salah si triple J yang buat gue gagal fokus. Udah gitu suara mereka semua candu banget"

Senyum yang tadi mengembang kala mengingat penampilan memukau dari tujuh member boy grup tersebut seketika lenyap tergantikan wajah heran.

"Bentar... Tumben-tumbenan Bang Ernest gak maki gue"

Perhatian Kiran yang sedang berpikir keras teralihkan oleh suara salam diikuti munculnya sang kakak kedua.

Mata Kiran langsung berbinar melihat bawaan Daniel, "yeee pizza!"

Daniel mendudukkan dirinya di kursi yang bersebrangan dengan Kiran. Menonton adiknya yang memakan makanan asal Itali itu dengan lahap.

"Abang gak makan?" Daniel meraih potongan pizza yang dijulurkan Kiran kepadanya lalu mengarahkannya kembali pada Kiran yang senang disuapi.

"Makan aja, abang udah kenyang" Kiran mengangguk dengan mulut terus mengunyah. "Sebenarnya aku mau makan masakan abang, tapi besok aja deh. Mau kan masakin aku?"

Tanpa dipinta pun Daniel pasti bersedia. Terlebih kalau si bungsu yang mengajukan permintaan, Daniel tanpa berpikir langsung menganggukan kepala.

"Mau dimasakin apa besok?"

"Aku boleh request?!" Berbanding terbalik dengan Kiran yang heboh, Daniel mengangguk kalem. "Eh, apa aja deh. Apapun yang dimasak abang pasti enak"

Daniel tersenyum, meraih gelas dan menuangkan air minum untuk adiknya. "Makasi abang"

"Oh ya, pintu kenapa gak dikunci?" Kiran berhenti mengunyah, mengingat-ngingat kapan ia keluar. "Kamu itu sendiri di rumah, Kiran"

"Loh, bukannya ada bang Ernest?"

"Huwaa abang! Jangan bilang yang dari tadi sama aku itu hantu?!" Gadis itu berdiri, menghampiri Daniel dengan raut takut.

Daniel yang dipeluk pasrah saja bajunya kotor dengan keju ditangan Kiran. Ia meringis saat jeritan ketakutan adiknya yang terus memanggil ibu mereka berdengung di telinganya.

"Ran, calm"

Kiran menghentakkan kaki merasa gemas pada Daniel yang tenang-tenang saja. "Gimana mau calm, ini hantu loh abang! Hantu! Gimana kalau dia berbuat jahat sama kita? Bawa kita ke alam lain misalnya?"

COMPLICATED (Spin Off Nona judes!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang