Chapter 2

452 55 19
                                    

Acha berjalan tak menentu arah, ia bingung harus melakukan apa. Bel pulang sudah berbunyi sejak tadi, tapi Acha belum juga pulang ke rumah. Karena sopirnya mengatakan mobilnya rusak dan di bawa ke bengkel sehingga sopir tidak bisa menjemput Acha pulang. Acha menghentikan langkahnya, ia melihat sekeliling dan ternyata ia berada di parkiran. Acha melihat Devan yang tengah mengobrol dengan teman temannya. Haruskah Acha meminta bantuan pada Devan ? Apa Devan mau mengantarkannya pulang? Bagaimana jika Devan kembali melontarkan kata kata yang menyakiti hatinya ? Jujur Acha belum siap, ia sudah cukup sakit hati sejak pagi oleh perkataan dan perlakuan Devan padanya.

Teman teman Devan sudah pergi terlebih dahulu, kini hanya ada Devan sendirian di parkiran. Acha menarik napas panjang, ia memberanikan dirinya untuk kembali mendekati Devan. "Devan, Acha boleh nebeng gak? " tanya Acha dengan nada seceria mungkin.

Devan menoleh pada gadis yang memanggilnya tadi. Devan memperhatikan Acha dari atas sampai bawah, membuat Acha menjadi gugup. "Gak. Lo udah gede pulang aja sendiri" balas Devan ketus.

"Devan... Sopirnya Acha gak bisa jemput. Makannya Acha mau nebeng sama Devan"

"Kan ada kendaraan umum. Ada ojek online juga. Mau gue pesenin"

"Ih... Devan gak liat, Acha cantik kayak princess gini. Gimana kalau nanti Acha di culik sama mamang ojek" ucap Acha dramatis membuat Devan memutar bola matanya malas.
Devan tidak habis pikir, kenapa mommy nya bisa memilih gadis seperti Acha yang manja dan berisik sebagai tunangannya.

Devan menghidupkan mesin motornya. Saat Devan hendak menjalankan motornya, Acha berdiri di depan motor Devan dengan tangan yang di rentangkan, menghalangi jalan Devan. "Minggir. Lo mau gue tabrak" tanya Devan sinis.

Acha menggeleng pelan" Gak. Acha gak akan minggir sebelum Devan setuju buat nganterin Acha pulang"
Devan mendengus kesal cewek di depannya ini benar benar menguji emosinya.

"LO NGERTI BAHASA MANUSIA GAK SIH. GUE BILANG MINGGIR YA MINGGIR" bentak Devan membuat nyali Acha ciut seketika. Tapi Acha tetap tidak mau pergi.

"Devan kok kasar banget jadi cowok. Acha gak habis pikir, kok bisa sih Acha suka sama Devan"

"Ya mana gue tau. Kan Lo yang suka sama gue"

"Oh iya kan Acha ya.. yang suka sama Devan" Acha menepuk pelan jidatnya, Devan yang melihat Acha lengah langsung melajukan motornya.

"DEVAN..KOK ACHA DI TINGGALIN SIH" teriak Acha pada Devan yang pergi semakin jauh dari pandangannya.

Devan sedang berada di markas bersama teman temannya yang lain. Saat asik mengobrol tiba tiba hp nya berdering, menandakan ada telepon yang masuk. 'MOM' itulah nama yang tertera di hp nya. Dengan segera Devan mengangkat teleponnya.
"Hal...." belum sempat Devan menyelesaikan ucapannya.

Mommy nya sudah berbicara dengan galaknya. " Devan. Dimana Acha. Tadi pembantunya Acha nelepon mommy katanya Acha belum pulang kerumah. Sopirnya gak bisa jemput karena mobilnya rusak. Acha lagi sama kamu kan" potong Renata- Mommy Devan dengan suara galaknya yang mengintimidasi Devan.

Devan menelan ludahnya kasar. Jika mommy nya tau Devan meninggalkan Acha begitu saja, mommy nya pasti akan marah besar. Bisa bisa fasilitasnya di cabut semua.

"Mm... Acha ada kelas tambahan mom. Ini lagi Devan tungguin" bohong Devan seraya menghilangkan kegugupannya, yang bisa membuat Renata curiga padanya.

"Kamu lagi gak bohongin Mommy kan" tanya Renata yang membuat Devan semakin gugup.

Sebisa mungkin Devan mengusir rasa gugup yang hinggap pada dirinya dan menjawab pertanyaan Renata. "Ya nggak lah Mom. Ngapain juga Devan bohong sama Mommy"

X - OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang