Chapter 10

326 27 0
                                    

"Hai Devaaan" Acha yang baru saja sampai di kantin langsung menyapa Devan begitu melihatnya. Devan sibuk memainkan hp nya tanpa berniat membalas sapaan Acha.

"Devan doang nih yang di sapanya" sindir Calvin.

Acha tersenyum canggung. Apa yang di maksud Calvin ? Apakah Calvin ingin ia menyapa semua inti Darkness? pikir Acha. "Hai Aksa, Calvin, Dafa, Reyhan" Acha menyapa 1 per 1 inti Darkness dengan ragu. Ia takut inti Darkness mengabaikan sapaannya seperti yang dilakukan Devan tadi.

Devan mendengus tidak suka mendengar Acha menyapa cowok lain selain dirinya. Dan kenapa harus Aksa yang pertama kali Acha sapa, kenapa tidak yang lain saja.

"Hai juga Achaaa" balas Calvin, Reyhan dan Dafa bersamaan dengan senyuman di wajah mereka. Jangan tanya tentang Aksa, karena ia terlalu sibuk bermain game di hp nya.

"Kalau gitu Acha kesana ya..." pamit Acha, ia berusaha melarikan diri dari situasi saat ini, situasi yang membuatnya canggung. Acha merasa sikap Calvin, Reyhan dan Dafa berubah dan berbeda dari biasanya dan itu membuatnya merasa sedikit tidak nyaman. Acha menunjuk meja yang di isi teman teman sekelasnya.

"Mending disini aja Cha, duduk disini samping babang Dafa" Dafa menepuk nepuk kursi kosong di sebelahnya. Acha sempat menolak, tapi Dafa terus memaksanya hingga akhirnya Acha mengalah dan duduk di samping Dafa.

"Lo pada mau pesen apa ? Biar gue sama Aksa yang pesenin" Aksa yang merasa namanya di panggil, memelotot tak terima pada Reyhan. Kenapa Reyhan malah mengajaknya, padahal ia belum memenangkan permainan nya.

Setelah mendengarkan semua pesanan, Reyhan pergi dengan menyeret Aksa di belakangnya. Sahabatnya yang 1 ini benar benar pemalas. Tak lama kemudian, makanan yang telah di pesan sudah terhidang di atas meja.

"Nih Cha, Lo harus nyobain siomay ini. Gue jamin Lo pasti suka" Reyhan meletakan 2 siomay miliknya di piring yang berisi nasi goreng milik Acha.

"Lo juga harus nyobain punya gue" Dafa meletakan 3 cilok miliknya di piring Acha menggunakan garpu.

" Lo harus makan yang banyak biar cepet tinggi" Calvin ikut ikutan meletakan 2 basonya di piring Acha.

Devan menatap tak suka pada teman temannya yang sedang mendekati tunangannya. Devan pikir mereka tadi hanya bercanda, tapi ternyata mereka benar benar mendekati Acha-tunangannya.

Acha menegak kan punggungnya. Acha menatap tumpukan makanan di depannya. Acha merasa tidak sanggup untuk menghabiskan semuanya. Tapi, Acha tidak mau mengecewakan Calvin, Dafa dan Reyhan yang sudah berbaik hati membagi makanan mereka padanya.
Acha mulai memakan makanannya.

"Uhuk..Uhuk.." Acha terbatuk karena tersedak baso yang lupa ia kunyah. Dengan sigap, Devan menyodorkan segelas teh pada Acha bersamaan dengan Aksa yang juga menyodorkan segelas air putih pada Acha.

Acha refleks mengambil air putih yang ada di tangan Aksa dan langsung meminumnya hingga baso itu ikut mengalir bersama air putih kedalam perut. Ada perasaan kecewa yang hinggap di hati Devan, saat melihat Acha lebih memilih air putih milik Aksa daripada teh miliknya.

"Makasih" ucap Acha tulus setelah menghabiskan air putih milik Aksa. Aksa membalas ucapan Acha dengan senyuman manisnya.

Acha bingung ketika melihat makanan di piring nya masih banyak sedangkan perutnya sudah mulai kenyang. Aksa yang melihat wajah tertekan Acha seakan mengerti apa yang sedang di pikirkan Acha saat ini.
Aksa segera menghabiskan makanannya.

"Gue boleh minta punya lo gak ? Gue masih lapar. Tapi males mesen" tanya Aksa pada Acha.

"Boleh kok" jawab Acha dengan mata yang berbinar. "Aksa benar benar malaikat penolongnya" pikir Acha.

X - OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang