Chapter 21

265 25 0
                                    

Esok harinya, Acha dan Devan berangkat bersama ke sekolah. Mereka berjalan berdampingan di koridor.

"cie yang udah akur lagi" ucap Calvin membuat Devan dan Acha tersenyum.

"Iya dong. Masa berantem terus" balas Acha dan Devan bersamaan.

"Nah, gini dong akur. Kan jadi enak dilihatnya" ujar Dafa.

"Iya. Kepala gue pusing. Kalau liat kalian berantem" ujar Reyhan.

Mereka berjalan bersama mengantarkan Acha ke kelasnya terlebih dahulu. Lalu pergi ke kelas.

Bu Ana masuk dengan seorang perempuan di belakangnya. Sepertinya, perempuan itu anak baru.
"Anak anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Dia berasal dari sekolah di Singapura"

Bu Ana menoleh kebelakang. "Perkenalkan diri kamu pada yang lain"

"Perkenalkan nama aku Bianca Jovanka. Semoga kita bisa berteman dengan baik" Bianca memperkenalkan dirinya dengan anggun.

Inti Darkness terkejut ketika melihat Bianca. Ternyata Devan tidak berbohong ataupun berhalusinasi. Bianca yang pergi telah kembali ke Indonesia.

"Ada yang ingin di tanyakan. Jika tidak, ibu akan segera memulai pelajaran" tanya Bu Ana sontak membuat banyak anak mengacungkan tangannya.

Bu Ana menepuk jidatnya pelan. Giliran tertang cewek cantik, anak anak muridnya langsung gercep. Giliran di suruh jawab soal aja, gak ada yang mau ngacung.Bu Ana menunjuk salah satu anak untuk bertanya mewakili yang lain, seorang cowok berpenampilan rapih.

"Lo asli orang Singapura" tanya cowok itu.

Bianca tersenyum mendengar pertanyaan cowok di bangku depan ini. Membuat banyak cowok terpesona dengan senyuman Bianca.

"Aku lahir dan tinggal di Indonesia. 2 tahun yang lalu aku pergi ke Singapura dan sekarang aku kembali ke Indonesia karena seseorang" Bianca menatap ke arah Devan. Sedangkan Devan memalingkan wajahnya ke arah lain.

Bianca menghela napasnya." Wajar jika Devan marah padanya. ia pergi dan menghilang selama 2 tahun. Tapi, ia akan segera menjelaskannya pada Devan, agar Devan tidak marah lagi padanya' pikir Bianca.

"Bianca silakan duduk di sebelah sana" Bu Ana menunjuk bangku kosong di barisan ke 2.

Devan bernapas lega. Untung saja bangku Bianca dan dirinya cukup jauh. Jadi, Devan bisa dengan mudah menghindari Bianca. Ia tidak ingin, Acha kembali marah karena melihatnya dekat dengan Bianca.

Devan melamun, ia tidak tau scenario apa yang Tuhan buat untuknya. Disaat ia mencintai Bianca, takdir membuat Bianca pergi dari hidupnya. Disaat Devan ingin melupakan Bianca, dan menerima Acha yang tiba-tiba hadir di hidupnya sebagai tunangannya. Takdir membuat Bianca kembali ke Indonesia.

Ketika Bel istirahat berbunyi, Devan langsung keluar dari kelasnya. Terlihat jelas bahwa ia sedang menghindari Bianca.

Bianca menatap kecewa kepergian Devan. Ia beralih menatap Aksa, Calvin, Dafa dan Reyhan. Inti Darkness keluar kelas tanpa memperdulikan Bianca yang tengah menatap mereka.

Bianca menundukan kepalanya. Sepertinya ia benar-benar melakukan kesalahan yang besar hingga membuat sahabatnya kecewa dan marah padanya. Termasuk Devan, orang yang dulu sangat menyayanginya sekarang berubah menjadi dingin dan mengabaikannya.

Bianca berjalan ke arah kantin. Tadi, Bu Ana sudah mengajaknya berkeliling sebelum bel masuk berbunyi. Bianca menatap kearah inti Darkness yang sedang makan da salah satu meja kantin. Diantara inti Darkness, Bianca melihat seorang perempuan yang sangat dekat dan akrab dengan Inti Darkness.

X - OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang