Chapter 20

352 23 0
                                    

Derren mengantarkan Acha ke depan
sebuah rumah. Acha turun dari motor dan berterima kasih pada Derren karena telah mengantarkannya. Acha berjalan menghampiri pintu dan mengetuknya.

Cklek.. pintu terbuka dan memperlihatkan Jessy yang menggunakan piyama tidur dan rambut yang sedikit berantakan. Jessy mengucek matanya yang masih mengantuk. Ia melihat siapa orang yang telah mengetuk pintunya di tengah malam. Jessy terkejut ketika Acha memeluknya erat sambil menangis.

"Lo kenapa Cha? Kok Lo nangis sih?" tanya Jessy khawatir, rasa kantuknya menghilang seketika.

"Devan... jahat Jes" ucap Acha di sela tangisannya.

Jessy mengelus punggung Acha untuk menenangkannya. Ia mengajak Acha untuk pergi ke kamar agar mereka bisa mengobrol dengan lebih nyaman. Jessy menyuruh Acha duduk diatas kasur dan ia duduk disamping Acha.

"Coba ceritain sama gue. Dari awal sampai akhir. Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Jessy.

Acha mulai menceritakan semuanya dari awal ketika ia sudah mulai tenang. Tentang ia yang menunggu Devan datang. Tapi, ia malah menemukan Devan yang sedang berpelukan dengan cewek lain. Sampai pertengkarannya dengan Devan di depan Markas Scorpio.

Jessy mendengarkan cerita Acha dengan seksama. "Udah jangan nangis lagi Cha" ujar Jessy berusaha menghibur Acha setelah mendengarkan cerita Acha. Jessy menatap Acha prihatin, Seharusnya malam ini menjadi malam yang bahagia untuk Acha tapi malam ini justru menjadi malam yang membuat Acha sedih dan kecewa.

"Lo mau dengar cerita tentang masa lalunya Devan gak?" tanya Jessy.

"Emang Jessy tau masa lalunya Devan gimana?" Acha balik bertanya.

"Lo anak baru sih Cha. Makannya Lo gak tau tentang masa lalunya Devan. Padahal semua siswi di SMA GARUDA udah pada tau dari dulu" ujar Jessy.

Acha menatap Jessy seakan mengatakan ia ingin mendengar semua hal tentang Devan di masa lalu. Ia benar benar penasaran sekarang.

"Sejak kelas 10 Devan udah jadi cowok idaman para cewek di sekolah. Banyak yang suka sama dia bahkan ada yang nyatain perasaannya secara terang-terangan. Tapi, Devan nolak semua cewek yang suka sama dia. Dia bahkan gak pernah deket sama cewek manapun di sekolah. Semua surat dan hadiah yang ada di lokernya slalu berakhir di tempat sampah" Jessy mulai menceritakan masa lalu Devan saat Devan kelas 10.

"Suatu hari, muncul rumor yang mengatakan bahwa Devan itu Gay. Makannya dia slalu nolak semua cewek karena dia emang gak suka sama cewek. Rumor itu ngebuat banyak siswi patah hati karena cowok idaman mereka ternyata seorang Gay. Tapi, Rumor itu dipatahkan ketika ada seorang siswi yang mengaku sekolah di SMP yang sama dengan Devan. Dia bilang, Devan pernah punya pacar. Namanya Bianca, dia gadis yang cantik, baik hati, anggun dan lemah lembut. Bianca itu cinta pertamanya Devan. Devan cinta banget sama Bianca. Tapi sayang, Bianca pergi keluar negri ninggalin Devan gitu aja"

"Devan gak pernah benci sama Bianca. Dia slalu berharap Bianca akan kembali ke Indonesia. Siswi itu bilang, Devan gak bakal cinta sama cewek manapun. Karena Devan cinta mati sama Bianca"

Acha termenung, memikirkan ucapan Jessy. Acha merasakan hatinya sakit seperti tertusuk belati. Jadi, ini alasan dibalik semua sikap dingin Devan padanya? Karena Devan hanya mencintai Bianca dan tidak akan pernah mencintai orang lain.

"Menurut Jessy siapa cewek yang meluk Devan ditaman?" tanya Acha.

"Bianca" jawab Jessy pasti.

Acha menoleh pada Jessy dengan tatapan tak percaya. Acha juga berpikir hal yang sama dengan jawaban Jessy tadi. Tapi kenapa, ia seakan tak mau mempercayainya.

X - OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang