Chapter 29

288 19 0
                                    

Happy Reading

Di sekolah, atau lebih tepatnya di gudang. Acha sedang membereskan dan membersihkan barang-barang yang ada di gudang. Acha melakukan semua hal ini, karena sedang melaksanakan hukuman dari guru killer. Buku tugas fisika Acha telah di ambil dan di sembunyikan oleh anak yang lain. Dan karena itulah, guru killer menghukumnya untuk membersihkan dan membereskan gudang. Acha hampir menyelesaikan hukumannya. Ia melihat jam ditangannya yang menunjukan pukul 4 sore.

Brak...
3 orang pria tiba-tiba masuk dan menutup pintunya dengan keras.

"Kenapa pintunya di tutup?" tanya Acha pada ke 3 pria di depannya.

"Alah.. gak usah sok polos deh Lo. Lo pasti tau kan, apa yang kita mau?" tanya salah satu dari mereka yang bernama Angga. Angga berjalan mendekati Acha membuat Acha mundur hingga menabrak rak buku di belakangnya.

"Kalian siapa? Acha gak kenal sama kalian?"

"Lo sombong sih.. Makannya gak kenal sama kita. Padahal kita itu fans berat Lo" ucapan dramatis itu keluar dari seorang pria yang bernama Radit. Acha menepis kasar tangan Radit yang hendak menyentuh bahunya.

"Gak usah sok suci. Semua orang di sekolah ini juga tau kali. Kalau Lo itu cewek murahan" ujar cowok bernama Doni sambil mendorong keras bahu Acha hingga Acha terjatuh ke samping.

Acha bukan cewek murahan" Acha berusaha menjauh dari ke 3 cowok yang terus berusaha untuk menyentuhnya.

Ke 3 cowok itu terus mendekati Acha. Kondisi Acha sekarang terlihat menyedihkan. Rambutnya berantakan. Acha juga sudah menangis sejak tadi. Bukannya kasihan melihat kondisi Acha. Mereka malah merasa bahwa ini sangatlah menyenangkan.

"Tolong... Tolong..." Acha berteriak meminta pertolongan. Berharap ada seseorang di luar yang mendengar teriakannya dan menolongnya dari ke 3 cowok di depannya.

Ke 3 cowok itu tertawa, menertawakan Acha. "Percuma, Cha. Lo mau teriak sekeras apapun. Gak bakal ada yang denger. Kita bertiga udah pastiin, gak ada orang lagi di sekolah ini selain kita berempat" ucap Angga.

"Sekalipun ada orang yang denger teriakan Lo. Dia juga gak bakal nolongin cewek sok suci kayak Lo" timpal Radit.

Srek...
Doni menarik baju Acha dengan keras hingga semua kancing baju seragam Acha terlepas.

"Anjing" umpat Doni ketika Acha menggigit tangannya.

Plak.. Plak.. Plak..
Doni menampar pipi Acha sebanyak 3 kali karena kesal. Ia menarik rambut Acha hingga wajah Acha mendongak keatas dan tatapan mereka bertemu. Acha meludah tepat mengarah ke wajah Doni hingga membuat Doni menggeram marah.

Dugh...
Doni membenturkan kepala Acha ke sisi meja hingga sudut dahi Acha terluka dan mengeluarkan darah. Acha memejamkan matanya, merasakan pusing dan sakit yang menjalar di kepalanya. Acha pasrah sekarang. Ia merasa tubuhnya mati rasa dan tidak bisa di gerakan.

Bugh... Bugh... Bugh...
Seorang cowok menendang Doni, Angga dan Radit hingga mereka terpental jauh. Doni, Angga dan Radit memegangi perutnya yang terasa sakit karena kerasnya tendangan cowok itu.

Devan menarik kasar kerah seragam Doni dan memaksanya untuk berdiri. "BANGSAT. LO APAIN ACHA HAH. KENAPA ACHA BISA SAMPAI NANGIS DAN LUKA LUKA KAYAK GINI" bentak Devan.

"Gue cuman mau main bentar sama cewek Lo" ucap Doni seketika membuat darah Devan mendidih.

Devan memukuli Doni dengan brutal hingga Doni tidak sempat menghindar ataupun menahan pukulannya. Devan kembali menendang Doni hingga tubuh Doni terpental dan menghantam tembok dengan keras. Doni tergeletak di lantai dengan luka lebam di seluruh tubuhnya akibat semua pukulan yang Devan berikan padanya.

X - OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang