Chapter 23

276 25 0
                                    

Acha berjalan di koridor sekolah.
"Hai Cha" Acha terus berjalan, mengabaikan sapaan dari Devan.

"Lo masih marah sama gue?" Devan memegang tangan Acha, mencegahnya yang hendak kembali berjalan.

"Nggak" balas Acha singkat.

Devan tersenyum senang. Ia pikir Acha masih marah padanya tapi ternyata tidak. "Gue anterin ke kelas ya.." Devan menggandeng tangan Acha dan mengantarkannya ke kelas.

Setelah mengantar Acha ke kelas. Devan berjalan ke arah rooftop. Diperjalanan Devan bertemu dengan teman-temannya. Mereka berjalan bersama menuju markas. Saat membuka markas, mereka semua terkejut karena melihat Bianca yang sedang menyiapkan makanan di meja.

"Kalian udah dateng? Aku udah masakin makanan kesukaan kalian.
Kita makan bareng yuk" ajak Bianca seraya tersenyum ramah.

"Kenapa Lo bisa masuk kesini?" tanya Aksa.

Bianca tersenyum kikuk. "Tadi pintunya gak di kunci"

Ke 4 inti Darkness melihat ke arah Devan. Mereka semua berpikir. Apa yang akan dilakukan Devan? Apakah Devan akan memarahi Acha seperti waktu itu? Pasalnya, Devan memang tidak suka jika ada orang yang menyentuhnya tanpa izin, termasuk memasuki markas ini. Hanya inti Darkness yang bebas keluar masuk markas ini.

"Maaf. Karena aku gak minta izin dulu sama kamu. Aku cuman mau buat kejutan buat kalian" ucap Bianca.

"Lain kali Lo harus izin dulu sama gue kalau mau masuk kesini" balas Devan datar.

Semua Inti Darkness terkejut melihat respon Devan yang datar. Biasanya Devan akan marah atau bahkan mengamuk, jika ada orang yang menyentuh barangnya tanpa izin.

Devan duduk dikuti yang lain. Mereka mulai memakan makanan yang disiapkan Bianca. Devan sibuk mengobrol dengan Bianca.

Inti Darkness merasa sedikit risih dengan kehadiran Bianca. Bukannya mereka membenci Bianca, hanya saja melihat kedekatan Bianca dan Devan mengingatkan mereka pada Acha. Bagaimana perasaan Acha jika melihat tunangannya berdekatan dengan perempuan lain. Apalagi perempuan itu adalah masa lalu tunangannya.

Di kelas IPA 1 Acha memegang dadanya yang terasa sakit. Sepanjang pelajaran Acha tidak bisa fokus sedikitpun hingga pelajaran pertama selesai.Pelajaran ke 2 adalah pelajaran olahraga. Acha ikut mengganti bajunya seperti yang lain.

"Lo mau ikut pelajaran olahraga Cha? Lo yakin? Muka Lo pucet banget" tanya Jessy.

"Acha baik kok Jes" jawab Acha seraya tersenyum tipis.

Semua murid IPA 1 mulai berkumpul di lapangan. Murid laki-laki bermain basket dan murid perempuan bermain voli. Acha bermain voli bersama murid perempuan yang lain. Saat tengah bermain, mata Acha tak sengaja melihat Devan yang berjalan bersama Bianca. Acha terus melihat ke arah Devan hingga ia tidak sadar ada sebuah bola voli yang melesat ke arahnya.

Duk, bola voli menghantam keras kepala Acha. Acha memegangi kepalanya yang terkena bola basket.
Bruuuk.... Tubuh Acha terjatuh kelapangan, Acha jatuh pingsan.

"Acha" teriak semua perempuan yang sedang bermain voli. Mereka menghampiri tubuh Acha yang tergeletak di lapangan. Mereka terkejut ketika melihat kedatangan Aksa yang sangat tiba-tiba. Aksa langsung menggendong Acha ala bridal style. Mereka terpana pada aksi heroik Aksa. Apalagi wajah tampan Aksa. Persis seperti pangeran yang tengah menggendong seorang putri.

Aksa membawa Acha ke UKS. Kejadian ini menjadi trending topik dalam sekejap. Berita Acha yang terjatuh pingsan dilapangan dan di gendong Aksa menyebar keseluruh penjuru sekolah hingga sampai ke telinga Devan.

X - OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang