Chapter 22

250 22 1
                                    

Devan menjelaskan alasan Bianca pergi 2 tahun yang lalu pada teman temannya. Mendengar penjelasan Devan membuat semua orang terkejut. Ternyata selama ini, mereka salah paham pada Bianca.

"Maaf Bi. Kita udah salah paham sama Lo" ucap Calvin, Dafa dan Reyhan bersamaan.

Aksa, entah dimana ia sekarang. Mungkin ia sedang tidur di atas pohon di belakang sekolah. Atau mungkin ia sedang di hukum oleh Nara karena terlambat datang ke sekolah.

"Aku udah maafin kalian kok. Kalian mau kan sahabatan lagi sama aku?" tanya Bianca seraya tersenyum manis.

"Maulah Bi. Kenapa nggak?" jawab mereka serempak membuat Bianca tertawa. Bianca senang karena bisa kembali berkumpul dan mengobrol dengan Inti Darkness.

Aksa datang dengan muka kesalnya.
"Kenapa Lo Sa? Di hukum Nara lagi ya..." tebak Calvin tepat sasaran membuat Aksa mendengus kesal.

"Lagian Lo juga sih. Udah tau hari ini bagian jaga nya Nara. Masih aja telat"
ujar Reyhan menasehati.

"Dihukum apa lagi Lo sama Nara? Sampai kesel gitu" tanya Dafa.

"Ck, tau ah. Males gue ngomongin dia" Aksa berdecak kesal ketika mendengar nama Nara.

Sudah menjadi rahasia umum. Nara adalah musuh bebuyutannya Aksa. Mereka akan bertengkar dan ribut setiap kali bertemu. Persis seperti Tom and Jerry.

Aksa menelungkupkan wajahnya ke meja. Ia benar-benar kesal sekarang.

"Aksa. Minum dulu. Kamu pasti capek, kamu keringetan banget"
Bianca menyodorkan sebotol minuman pada Aksa.

Aksa mendongakan wajahnya. "Gue gak butuh. Lo minum aja sendiri" jawab Aksa ketus membuat Bianca menarik kembali tangannya dengan kecewa.

"Lo apa apaan sih Sa. Bianca udah baik sama Lo dengan nawarin minumannya. Tapi kenapa Lo jawab dia dengan ketus kayak gitu" ucap Devan.

Aksa langsung bangkit dari duduknya dan berjalan ke luar kelas. Ia malas mendengar ocehan Devan.

Reyhan menyusul Aksa keluar kelas.
Ia merasa aneh karena tidak biasanya Aksa bersikap seperti ini.

"Sa" mendengar namanya di panggil Aksa segera menghentikan langkahnya dan membalikan badannya menghadap Reyhan.

"Kenapa Lo pergi gitu aja dari kelas?" tanya Reyhan.

"Gue lagi males di kelas" jawab Aksa seadanya.

" Gue tau Sa. Lo pasti masih kecewa sama Bianca kan?" Reyhan menjeda ucapannya. "Dia punya alasan kenapa dia pergi....."

"Gue udah tau" ucap Aksa memotong perkataan Reyhan.

"Gue udah denger langsung semuanya" lanjutnya.

Reyhan mengernyit bingung. "Lo tau dari mana Sa? Bukannya Lo gak ada di kelas waktu Devan jelasin alasan Bianca pergi"

"Gue denger langsung dari Bianca" waktu Devan sama Bianca ngobrol di rooftop, balas Aksa.

"Bianca udah jelasin alasannya sama Lo. Tapi kenapa Lo masih bersikap ketus sama dia?" tanya Reyhan.

Aksa tidak menjawab pertanyaan Reyhan. Ia lebih memilih pergi meninggalkan Reyhan begitu saja.

"Seberapa besar rasa kecewa Lo sama Bianca Sa. Sampai-sampai Lo masih belum bisa maafin dia" batin Reyhan yang menatap kepergian Aksa.

Reyhan berjalan kembali ke kelas.
"Rey, Aksa mana?" tanya Bianca pada Reyhan yang baru saja datang.

"Dia lagi males di kelas" jawab Reyhan.

X - OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang