Chapter 5

307 26 7
                                    

Devan melajukan motornya dengan kecepatan. Devan sedang mengantar Acha pulang ke rumahnya, tentu saja karena perintah Sang Mommy. Merasa ada yang tidak beres. Devan melirik kaca spion, di sana terlihat ada 5 motor yang mengikutinya. Devan memilih arah berputar untuk menguji apakah mereka benar benar mengikutinya. Mereka ikut berputar arah seakan membenarkan dugaannya.

Devan menambah kecepatan hingga mencapai batas kecepatan membuat Acha refleks memeluk Devan dengan sangat erat. Devan hendak marah karena Acha memeluk seenaknya. Tapi ia mengurungkan niatnya karena keadaan sekarang sedang darurat. "Cih, mengambil kesempatan dalam kesempitan" Devan berdecih dalam hati.

Devan menghentikan motornya di tempat yang sepi di ikuti 5 motor yang mengikutinya sejak tadi. "bisa gak sih. Lo gak usah modus" Devan melepas kasar tangan Acha yang memeluknya dan langsung turun dari motor. Acha menundukan kepalanya dalam. Ia tidak modus, ia hanya takut karena Devan tiba tiba ngebut.

"Apa mau Lo pada" tanya Devan dingin. Devano Dirgantara, ketua geng motor Darkness. terkenal akan kekejaman dan kebrutalan nya dalam menghajar musuhnya.

"Nyawa Lo" jawab seseorang yang baru saja turun dari motonya dan melepas helm Devan menatap dingin seseorang yang baru saja bicara. Dia Cakra. Ketua geng motor Cobra,  musuh bebuyutannya.

"Nyawa gue ? Lo gak akan pernah dapetin itu" balas Devan dengan nada mengejek membuat Cakra menggeram marah. Cakra mengode anak buahnya untuk menyerang Devan. Perkelahian pun terjadi. Devan memukul dengan brutal dan kejam. Acha bergidik ngeri melihat Devan yang saat ini terlihat sangat menyeramkan.

Cakra menarik paksa Acha turun dari motor dan membawanya ke depan Devan dengan pisau yang berada di leher Acha. Devan terdiam melihat apa yang Cakra lakukan. Ia mengepalkan tangan menahan amarah.

"Cewek Lo cantik juga. Gimana kalau pisau gue main main bentar sama dia" Cakra mendekatkan pisaunya ke arah lengan Acha dan menggoreskan pisau nya di sana. Membuat darah segar mengalir dari lengan putih Acha. Acha meringis merasakan sakit di lengannya. Cakra tertawa melihat reaksi Acha. Ia sangat suka melihat orang yang kesakitan.

Devan yang melihat Cakra lengah, langsung berlari dan menendang tangan Cakra, membuat pisau yang yang di genggam Cakra jatuh begitu saja. Devan menarik Acha ke belakang tubuhnya.

Devan berjalan menghampiri Cakra. "Lo salah cari lawan dan Lo salah besar karena nyakitin calon mantu nyokap gue" bisik Devan membuat bulu kuduk Cakra berdiri. Cakra merinding mendengar bisikan Devan. Seakan bisikan malaikat maut yang ingin mencabut nyawanya.

Devan memukul dan menendang Cakra dengan brutal. Cakra hanya bisa pasrah menerima pukulan Devan. Karena Cakra tidak bisa menghindari atau pun menangkis pukulan Devan yang sangat brutal.
Setelah selesai menghajar anggota Cobra dan Cakra. Devan berjalan menghampiri Acha. Sedangkan Geng Cobra sudah kabur dengan membopong Cakra yang pingsan, mereka kabur dengan motornya masing masing.

"Kenapa sih. Hobi Lo nyusahin gue mulu" Devan mengeluarkan sapu tangan yang ada di saku celananya. Mengikat sapu tangan di lengan Acha agar darah yang mengalir berhenti keluar.

"Kalau Devan gak ikhlas. Kenapa Devan nolongin Acha ? Padahal kan Acha gak minta di tolongin sama Devan"

"Cih. Kalau bukan karena nyokap gue. Gue juga males kali nolongin Lo. Kalau sampai nyokap gue tau Lo terluka, dia bakal nyita semua fasilitas gue dan gue gak mau itu terjadi" Devan memakai helm dan menaiki motor.

Devan berdecak kesal karena Acha hanya berdiri dan diam saja, bukan mengikutinya naik ke motor. "Ck, cepet naik, gue mau main sama temen" perintah Devan yang langsung di turuti Acha.

Setelah mengantar Acha pulang ke rumahnya dengan selamat. Devan pergi ke Markas Utama. Devan memasuki markas dan disana terlihat banyak orang dari biasanya. Ada yang bermain kartu, ada yang bermain catur dan ada yang asik mengobrol.

Devan lebih memilih menghampiri inti Darkness yang sedang bermain billiards "Pas banget si bos Dateng. Gue punya berita hot buat Lo" ucap Calvin pada Devan, tapi matanya masih fokus untuk memasukan bola ke dalam lubang di papan.

"Ada berita game keluaran terbaru gak" Aksa, si pecinta game menyahuti ucapan Calvin. Tapi matanya tetap menatap game di layar ponselnya.

"Fokus woi. Nanti kita kalah" peringat Dafa pada Aksa karena mereka sedang bermain di tim yang sama.

"Alah... Paling berita tentang cewek kan" Reyhan meremehkan berita yang di bawa Calvin dan mulai mengambil alih permainan karena sekarang gilirannya.

Tuk.. bola terakhir berhasil di masukan oleh Reyhan. "Yes. Kalah lagi kan Lo" Reyhan meledek Calvin, karena Calvin tidak pernah menang jika melawannya. Calvin mendengus, kali ini ia kalah lagi dari Reyhan.

"Ah..asu, gara gara Lo nih kita jadi kalah" ucap Dafa kesal pada Aksa. Tapi Aksa hanya menyengir dan mengangkat ke 2 jarinya membentuk huruf V.

"Berita apa yang Lo punya" Devan duduk di kursi kebesarannya membuat yang lain ikut duduk di kursinya masing masing. Kursi yang hanya boleh di duduki anggota inti Darkness.

"Berita ini tentang Acha" ucap Calvin sok serius.

"Acha tunangan nya Devan" tanya Dafa.

"Ya iyalah goblok. Kalau bukan, siapa lagi coba" Reyhan menoyor kepala Dafa.

"Makannya bego jangan di pelihara Daf" ejek Aksa.

"Menurut informasi dari pacar gue yang baru jadian kemarin. Sebelum Acha masuk sekolah kita, dia sekolah di SMA HARAPAN" ujar Calvin.

"Informasi Lo basi. Gue udah tau itu dari dulu" balas Devan.

"Kan udah gue bilang. Informasi Calvin itu pasti gak bermutu" Reyhan membuka minuman sodanya dan meminumnya. Calvin tersenyum miring mendengar Reyhan meremehkan informasinya.

"Gak usah sok serius. Lo gak cocok jadi orang serius" Dafa melempar kulit kacang, tepat mengenai wajah Calvin.

"Ck, informasi gue belum selesai" Calvin mengubah nada bicaranya yang tadinya sok serius menjadi nada bicara biasanya. "Acha itu di sekolahnya dulu jadi primadona / most wanted girl. Wajahnya cantik, otaknya pinter, dan sikapnya friendly. Jadi banyak cowok yang suka sama dia dan ngejar ngejar dia. Tapi, gak ada yang bisa dapetin hatinya. Dan fakta yang menurut gue paling mengejutkan, Derren - ketua Scorpio suka sama Acha dan sampai sekarang masih ngejar ngejar Acha"

Penjelasan dari Calvin membuat semua orang terkejut. "Pentingkan informasi yang gue punya" Calvin menepuk nepuk dadanya bangga.

"Tapi yang gue heran, kenapa Derren masih ngejar Acha. Apa dia belum tau kalau Acha tunangan nya si bos" tanya Aksa.

"Mungkin aja. Pertunangan Lo sama Acha kan diselenggarakan secara tertutup. Anak anak sekolah kita aja gak tau kalau Acha tunangannya si bos" jawab Reyhan.

"Kita juga gak akan tau. Kalau si bos gak cerita sama kita" timpal Dafa.

"Kalau menurut Lo gimana bos ? Dari tadi Lo diem aja" tanya Aksa membuat semua pandangan mengarah pada Devan.

"Kita liat aja dulu, pantau dari jauh. Kalau dia berani ngedeketin Acha lagi. Gue akan kasih peringatan keras. Biar dia tau kalau dia udah mengusik milik seorang Devano Dirgantara."

"Cie...yang udah ngakuin Acha miliknya" goda Dafa.

"Gue mencium bau orang lagi jatuh cinta" goda Calvin.

"Sebentar lagi Darkness bakal punya Ratu" timpal Reyhan ikut ikutan.

Devan tersenyum miring mendengar perkataan teman temannya. "Dari awal, dia memang milik gue. Tapi bukan berarti gue jatuh cinta sama dia. Gue cuman gak suka milik guedi usik orang lain apalagi di usik sama musuh gue sendiri"

"Yakin. Lo gak ada rasa sedikit pun sama Acha" tanya Aksa dengan nada mengejek yang mampu membuat Devan bungkam.

**********

X - OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang