Chapter 14

260 26 0
                                    

"AAACCHHAAAAA" Devan berteriak keras. Ia terbangun dari tidurnya dengan napas yang terengah-engah. Devan melihat kesekelilingnya dan mengernyit bingung. Mengapa ia ada di kamarnya? Bukankah tadi ia sedang berada di jalan raya? Dan memeluk tubuh gadis yang ia cintai.
Tunggu, apakah tadi itu hanyalah mimpi? Tapi kenapa itu terasa begitu nyata.

Devan menepis pemikiran buruknya dan mencoba untuk berpikir positif. Sekeras apapun Devan berusaha berfikir positif, ia tetap tidak bisa melakukannya. Firasatnya tidak enak dan hatinya mengatakan bahwa Acha sedang tidak baik baik saja.

Devan menoleh kesamping dan menemukan segelas air putih di atas nakas. Ya, Devan akan meminum air putih itu untuk menjernihkan pikiran nya. Saat hendak mengambil gelas, tangan Devan tak sengaja menyenggol sebuah figura yang berada di samping gelas, hingga figura itu pecah karena terjatuh ke lantai. Devan mengambil figura pecah itu, di dalamnya terdapat foto dirinya dengan Acha ketika bertunangan. Melihat figura yang pecah hanya pada bagian foto Acha membuat perasaan Devan semakin buruk.

Ting !
Sebuah notifikasi muncul di hp Devan. Devan langsung mengambil hp nya dan membuka notifikasi. Ternyata itu sebuah pesan dari Reyhan.

Reyhan: gue gak tau Lo peduli sama Acha atau nggak. Tapi karena Lo tunangannya, gue cuman mau ngasih Lo sesuatu tentang Acha. Acha kecelakaan dan dilarikan ke rumah sakit Pelita Harapan. Terserah Lo mau Dateng kesini atau nggak.

Setelah membaca pesan dari Reyhan, Devan mengambil jaket dan kunci motornya. Ia segera berlari menuju garasi. Devan melajukan motornya dengan kecepatan penuh. Hanya ada Acha di pikirannya saat ini.

"Jangan tinggalin gue Cha. Gue gak bisa hidup tanpa Lo" batin Devan. Bayangan tubuh Acha yang berlumuran darah terus bermunculan di kepala Devan membuat Devan semakin panik.

Sesampainya di rumah sakit. Devan berlari masuk dan mencari ruangan Acha. Devan tidak memperdulikan tatapan orang orang yang memandangnya aneh, karena penampilan Devan yang sangat berantakan bahkan hampir mirip seperti orang gila. Untung saja Devan memiliki wajah yang sangat tampan, jika tidak mungkin ia akan mengecapnya orang gila dan security tidak akan membiarkannya masuk.
Devan terus berlari hingga ia menemukan teman temannya yang sedang duduk di depan sebuah ruangan.

Calvin, Reyhan, Dafa dan Aksa refleks langsung berdiri dari duduknya karena terkejut melihat kedatangan Devan dengan penampilan yang sangat kacau dan berantakan.

"Untung Lo ganteng bos. Kalau enggak, gue pastiin Lo langsung di kira orang gila sama orang lain" batin Calvin.

"Kalau kondisinya gak kayak gini. Gue pasti udah motret penampilan si bos hari ini. Lumayan buat di jadiin aib" batin Dafa.

"Gue gak nyangka Lo bakal Dateng secepat ini bos" batin Reyhan.

Devan mengatur napasnya yang terengah-engah. "Kenapa Acha bisa kecelakaan" mata Devan menyorot ke 4 sahabatnya dingin dan tajam.

Inti Darkness menelan ludahnya kasar dan saling memandang satu sama lain. Kecuali Aksa, ia tetap tenang dan mulai menjelaskan kejadian nya.

Flash back on
Hari ini adalah hari Minggu. Hari libur satu kali dalam seminggu yang slalu di tunggu tunggu para umat manusia. Tadinya Acha akan bersantai dan bermalas malasan seperti biasanya. Tapi tiba tiba ke 4 inti Darkness mengajaknya untuk pergi ke taman bermain. Karena tidak ada kesibukan, Acha memutuskan untuk ikut pergi ke taman bermain. Mereka pergi menggunakan mobil Reyhan, kecuali Aksa yang lebih memilih menaiki motornya.

Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit. Akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Aksa dan Reyhan memarkirkan kendaraannya masing masing. Calvin pergi mengantri untuk membeli tiket. Tinggal lah Acha dan Dafa yang menunggu kehadiran yang lain.

X - OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang