"Sesuatu yang tidak mungkin akan menjadi mungkin bila Allah telah mengatakan 'Kun Fayakun' sama halnya Aiza yang meronta untuk membatalkan perjodohannya karena begitu membencinya dan juga memiliki sifat yang bertolak belakang. Allah yang maha membolak-balikkan hati pun menuntun Aiza untuk menerimanya hingga persiapan itu telah dilaksanakan"
Seorang laki-laki keluar dari kelas dan berjalan menuju ruangannya. Ia duduk dikursi kerjanya dan meletakkan kepala di atas meja yang diberi tumpuan tangannya sendiri. Wajahnya pucat dan kepalnya terasa sedikit pusing. Ketika ia hendak memejamkan mata pintu ruangan terketuk membuatnya urung untuk tidur
" Masuk " ujarnya
Seorang laki - laki muda masuk dengan membawa lembaran-lembaran kertas dan tas ransel yang berada dipundaknya
" Permisi pak, maaf menganggu waktu istirahatnya. Saya mau mengumpulkan tugas skripsi saya. Dan saya minta tolong untuk bapak cek kembali apakah masih ada yang harus direvisi atau tidak " ujar mahasiswa itu kepada dosennya yang tak lain adalah Yoshi
" Baik, saya terima dulu hasilnya nanti saya cek dirumah. Besok kamu kembali ke ruangan saya untuk memastikannya kembali " balas Yoshi dan menerima lembaran-lembaran yang diserahkan oleh mahasiswanya
" Kalau begitu saya permisi pak. Terima kasih banyak. Assalamu'alaikum " imbuh mahasiswa itu dan pergi meninggalkan ruangan Yoshi
" Wa'alaikumussalam " balas Yoshi serta memberikan senyuman hangat
Yoshi membereskan semua barang-barangnya, hendak pulang dan memilih istirahat dengan cepat di rumah. Dan ketika ia sudah sampai di rumah, ia bertemu dengan Husein yang baru saja datang dari pondok pesantren. Yoshi pun menyalaminya dan memberikan senyuman
" Bagaimana hari ini nak ? Lancar ?" tanya Husein kepada putra sulungnya
" Alhamdulillah Bah, lancar " balas Yoshi. Kini keduanya duduk di sofa ruang tamu dan disusul oleh Mira dengan membawakan dua cangkir teh hangat.
" Apa kamu sudah mempersiapkan pernikahan kamu ?" tanya Husein lagi. Yoshi terdiam sejenak. Apa yang harus ia persiapkan, pasalnya bahwa dirinya sebagai mempelai laki-laki yang tidak banyak persiapannya, pikirnya
" Persiapan untuk apa Bah ?" tanya Yoshi balik
" Loh yaa kamu ini gimana. Mahar toh juga harus dipersiapkan nak. Apa kamu juga nggak mau latihan ijab qabul biar nanti nggak gugup?" ujar Husein
" Astaghfirullah iyaa. Tapi bagaimana Yoshi mau nanya mahar apa yang dimau Aiza ?"
" Haduuh Yoshi ngapain sih pake ribet. Tanya atuh sama Aiza. Zaman udah modern, chat agih " sahut Mira
" Tapi umma, Yoshi nggak punya nomor Aiza. Lagi pula Yoshi nggak mau chat dia duluan " balas Yoshi dengan alasan yang sebenarnya ia tidak mau berurusan dengan Aiza
" Kelamaan. Nih umma kasih nomor nya. Kalo nggak mau chat langsung telfon aja sekarang. Di depan Abah dan Umma" kata Mira sambil membuka ponselnya dan mencari nomor Aiza untuk dibagikan kepada Yoshi. Dengan spontan Yoshi pun terkejut dengan perkataan Mira. Apa ia tidak salah dengar, ia harus menelfon Aiza di depan orang tuanya ? Pulang mengajar sudah pusing dan ditambah pusing dengan ummanya, pikirnya
~ ~ ~
Aiza duduk santai dan asik menonton televisi bersama dengan Salma dan juga Fika di ruang keluarga. Sesekali mereka tertawa saat adegan tersebut lucu baginya. Namun tak lama, ponsel Aiza berdering. Membuat Salma dan Fika spontan terdiam dan menoleh ke arah Aiza
" Siapa kak ?" tanya Fika penasaran
" Ga tau. Nomor ga dikenal " balas Aiza dan meletakkan kemabali ponselnya di atas nakas
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibawah Naungan Qobiltu
RomanceKetika seorang remaja laki-laki dan perempuan menjadi musuh bebuyutan sejak lama, namun Allah berkata lain dan memberikan mereka takdir hidup bersama dibawah naungan janji suci seorang gus untuk selamanya. " IIIHHH DASAR YOSHI KAKEL NYEBELIN. MAKHLU...