TUJUH

378 18 1
                                    

Assalamu'alaikum temen2 semuaaa.. Maaf banget udah lama nggak update soalnya memang lagi mondok dan nggak punya kuota hehee... Sekali lagi mohon maaf sebesar-besarnya yaa temen2 sekaliann... Selamat membaca DNQ kembali...❤️❤️


Hari ini Aiza bangun pagi sekali. Membersihkan diri, dan melanjutkan sholat subuh. Dan setelahnya, ia pergi ke lantai 2 untuk membantu Salma menyiapkan sarapan. Tak seperti biasanya ia memulai kegiatan sebelum Salma memulainya terlebih dahulu.

Fika berlari dari lantai 2 untuk mencari Salma. Namun ia tidak menemukan sosoknya dimana-mana. Mungkin saja masih di kamar bersama dengan Alzam. Ia hanya melihat sang kakak di dapur seorang diri. Ia pun terkejut

" Widih tumben kak. Dapet hidayah dari mana nih ?" tanya Fika dan berjalan menuju Aiza

" Diem Lo " sarkas Aiza. Ia masih sibuk dengan kegiatan memasaknya untuk sarapan

" Jadi ini ceritanya lagi latian gituu, biar jadi istri sholehah idaman Kak Yoshi..." ujar Fika. Niatnya ingin menggoda kakaknya, namun ia mendapatkan serangan dengan dilempari lap kompor

" Iiihh jorok banget sih kak. Yaudah sini Fika yang ngelanjutin. Kakak siap siap sanaa. Dandan yang cantik. Kakak kalo siap siap bisa nunggu sambil bangun rumah " tambahnya dengan sedikit candaan. Aiza tak membalas perkataan Fika. Ia meletakkan alat memasaknya dan segera naik ke lantai 2 untuk melakukan hal yang diperintahkan adiknya.

Aiza baru saja keluar ruang berganti pakaian di kamarnya. Ia berjalan menuju meja rias yang terletak dipojok kamarnya. Tangannya mulai menjelajahi berbagai macam make up di sana. Aiza memoles wajahnya dengan primer, foundation, bedak, membentuk alisnya menjadi sempurna, hingga di akhir ia memoles bibir mungilnya dengan lipcream berwarna natural dan dipadukan dengan liptint dibagian dalam bibirnya

Kini Aiza sudah siap dengan dress wisuda berwarna biru denim dan lilitan hijab dikepalanya dengan make up yang sudah sempurna di wajahnya.

Aiza turun menuju lantai 2 dengan membawa tas kecil yang hanya berisikan ponsel dan dompetnya saja. Ia berjalan menuju ruang makan untuk ikut bergabung bersama dengan keluarganya yang sedang sarapan

" Kak, makan dulu biar nggak lemes nanti " ujar Salma dan menarik kursi disebelahnya untuk Aiza duduk

" Nggak deh Bun. Aiza nggak laper. Aiza udah deg-degan. Nanti kalo makan jadi tambah kebelet, kan ngga lucu " balas Aiza dan ikut duduk disebelah Salma

" Maa syaa Allah kakak kebanggaanku cantik banget. Mau kemana ? Foto praweding kah ? hehee " ujar Fika dan akan selalu menggoda kakaknya yang semakin hari semakin dekat dengan hari pernikahan Aiza. Aiza hanya memberikan tatapan saja kepada adiknya yang sangat minus akhlak ini

" Nanti setelah acara wisuda mau mampir kemana kak ?" tanya Alzam yang masih sibuk mengais makanannya

" Kayaknya langsung pulang Yah " balas Aiza

" Nggak mau main-main dulu ? sebelum nanti dipingit sebulan " tanya Alzam lagi. Aiza masih diam. Lagi-lagi ia harus diingatkan dengan hal pernikahannya

" Nanti temen-temen Aiza yang main ke sini " balas Aiza. Nadanya sudah mulai tak nyaman. Ia pun berdiri dan meninggalkan ruang makan itu

Alzam menoleh ke arah Salma. Mengangkat kedua alisnya dengan maksud bertanya tentang Aiza. Salma hanya mengedikkan bahu tak mengerti. Aiza tak suka jika ia harus membahas tentang pernikahannya. Pasalnya, ia menikah karena keinginan kedua orang tuanya, bukan karena perasaan yang memang ada di dalam hatinya. Mungkin saat ini Aiza belum menerimanya, tidak tau dengan besok apakah ia bisa bertahan atau tidak

~ ~ ~

Gedung itu sudah ramai dengan para wisudawan lainnya. Ada yang berrbincang, adapula yang sibuk ber selfie ria sambil menunggu acara dimulai.

Dengan beberapa menit lamanya, sang pembawa acara memohon perhatian untuk para hadirin agar diam sejenak. Sang pembawa acara pun memulai acara wisuda. Acara itu dimulai dengan berbagai macam sambutan dan penampilan-penampilan dari kelas bawah. Hingga mencapai titik puncak acara

Pembawa acara itu menyebut satu persatu nama wisudawan dan mempersilahkan maju dan naik ke atas panggung untuk menerima seritifikat dan surat atas kelulusan mereka.

" No 45. Syaiza Narelle Mahira. Jurusan IPA 1. Putri dari Bapak Alzam Erlangga dan Ibu Salma Narelle Anindita "

Kini semua nama sudah terpanggil dan berada di atas panggung. Pada acara selanjutnya akan ada pengumuman yang akan menjadi siswa-siswi terbaik selama kegiatan pembelajaran di kelas.

" Baik, wisudawan terbaik pertama siapa yaaa. Udah pada kepo semua kayanya. Kasih tau ngga nih ?" ujar si pembawa acara. Membuat para hadirin bersorak kompak ingin mengetahui siapa yang akan menjadi wisudawan terbaik pertama. Daann...

" SYAIZA NARELLE MAHIRA. JURUSAN IPA 1 DENGAN NILAI TERBAIK 278. DAN PELAJARAN FISIKA YANG MEMILIKI NILAI TERTINGGI, 98" sambung si pembawa acara itu dengan suara yang naik satu oktaf. Para penonton bersorak sorai mengucapkan selamat kepada Aiza. Sedangkan Aiza, sang pemilik nama sangat terkejut saat namanya terpanggil menjadi wisudawan terbaik pertama. Kedua orang tuanya terharu hingga menitikkan air mata bahagia melihat putrinya mendapatkan penghargaan itu

" Untuk Kak Aiza, apakah ada yang ingin disampaikan ?" tanya si pembawa acara itu. Aiza hanya mengangguk sebagai jawaban. Si pembawa acara pun memberikan satu microfone kepada Aiza. Aiza maju selangkah dan menerima mic tersebut

" Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Terimakasih banyak kepada semuanya yang telah memberikan saya support. Para ustadz dan ustadzah yang memberikan ilmu nya kepada saya dengan ikhlas dan mulia. Teman-teman sekalian yang sudah mau menjadi pendengar terbaik saya. Terimakasih banyak juga kepada Buna, sudah mengajarkan Aiza menjadi pribadi yang mandiri dan disiplin serta amanah juga bertanggung jawab. Juga terimakasih banyak kepada Ayah, sudah membimbing Aiza untuk bisa menjadi pemuda yang rajin dalam menuntut ilmu, dan tidak pernah lepas dengan sebuah buku. Daan..." seketika perkataan Aiza terhenti. Ia tak bisa membendung air matanya lagi. Semuanya sudah ia tumpahkan membasahi pipinya. Suasana seketika menjadi hening.

" Untuk papa dan mama yang sudah jauh berada di sisi Allah, terimakasih banyak sudah mau menjaga Aiza dan memberikan Aiza kehidupan yang layak, dan mengetahui arti keluarga yang sesungguhnya. Terimakasih, sekian dari saya, kurang lebihnya mohon maaf, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh " lanjutnya dengan kembali menumpahkan semua air matanya. Para hadirin memberikan tepuk tangan sekencang-kencangnya sampai bisa dikataan dapat memekakkan telinga. Ayah dan Buna Aiza juga ikut menangis, terlebih pada Alzam. Ia teringat soal kematian adiknya dan juga suaminya.

Disisi lain, seorang laki-laki diujung sana juga ikut tersenyum dan bertepuk tangan yang mungkin tidak bisa didengar oleh orang. Pandangannya lurus ke arah Aiza.

" Selamat Za. Semoga Lo bisa sekampus sama gue. Gue akan tunggu " ujarnya dan berlalu meninggalkan tempat wisuda itu.

~ ~ ~

Update nya dikit2 dulu yaa setelah ini langsung lanjut lagi kok... Jangan kemana2...❤️

Dibawah Naungan QobiltuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang