DUA PULUH LIMA

327 14 1
                                    

Assalamu'alaikum temen2, maaf yaa hari ini up nya lama banget, padahal niatnya hari ini Afifah mau up yang banyak...  Afifah kangen dengan perkonflikan yang tak kunjung datang... Jadi di part kali ini Afifah mau kasih sedikit bumbu2 konflik, hehee... 

Selamat membacaa~~


Yoshi sudah siap dengan memakai pakaian kerjanya. Belakangan ini ia sering mengambil cuti untuk menjaga Aiza. Dan sekarang ia kembali bekerja dengan normal. Hanya saja jam pulang kerja Yoshi sebelum masuk waktu asyar

Hari ini Aiza akan pergi bersama dengan kedua sahabatnya. Tak lain adalah Libya dan juga Frada. Sudah berbulan – bulan mereka tidak bertemu, karena jadwal keduanya sangat padat di kampus

Aiza memakai pakaian yang cukup besar hingga tubuhnya tenggelam. Ia menggunakan pakaian itu agar perutnya tak terlihat besar di depan sahabatnya

Drrtt.. Drrtt...

Ponsel Aiza berdering dan sudah nampak nama Frada di sana.

" Za, Lo udah siap belum ?"

" Lo masuk aja dulu. Pintu rumah nggak gue kunci " balasnya dan langsung memutuskan panggilan itu

Belum sampai dua menit pintu kamar Aiza pun ikut terbuka namun tidak bersahabat. Aiza sudah terlonjak saking terkejutnya. Untung saja jantungnya tidak lepas. Aiza langsung melempari sahabatnya dengan kastok bajunya

" Za, Lo tuh bisa – bisa nya pintu rumah kaga dikunci. Lo ini udah tau cewe sendirian di rumah kaga ada suami kaga ada siapa – siapa dan Lo berani banget kaga kunci pintu. Otak Lo dimana sih kaga mikir keadaan Lo sekarang kek gimana. Gue telfon Kak Yoshi mampus Lo " gerutu Frada dengan satu tarikan napas.

Aiza hanya terdiam mendengarkannya dengan seksama. Sedangkan Libya melongo tak percaya atas gerutuan Frada yang begitu panjang dengan lancarnya

" Udah ?" tanya Aiza dengan begitu santai. Kini Frada bergantian melongo tak percaya atas respon sahabatnya yang satu ini

" Za Lo bener – bener __ " ucapan Frada sudah terputus dengan Aiza menarik tangannya dan tangan Libya untuk keluar dari kamarnya

Frada masih kesal dengan Aiza yang sangat diluar dugaannya. Sampai – sampai dirinya tidak fokus mengemudikan mobil. Tak tau akan membawa kedua sahabatnya itu kemana, sekarang dirinya hanya ingin menormalkan kembali kekesalannya

Mobil mereka terhenti disalah satu mall besar yang ada di ibu kota. Mereka akan bersenang–sengan dengan bermain di sana. Dan inilah momen bagi Aiza memberitahu hal besar kepada sahabatnya

Aiza sudah merasakan sakit di punggungnya. Berjam – jam lamanya ia berjalan, kakinya juga ikut mati rasa. Dan ia pun mengajak kedua sahabatnya untuk bersitirahat sebentar dipinggir mall

" Guys gue mau kasih tau sesuatu buat kalian " ujar Aiza yang membuat Libya menatap dirinya

" Tau deh Za. Gue masih kesel sama Lo " balas Frada yang masih menikmati es krimnya. Libya segera menjitak kepala Frada itu. Hal seperti itu tidak seharusnya diperbesar. Ya walaupun memang Aizanya juga terlewat batas

" Ntar nyesel awas Lo " ujar Libya tak lupa dengan tatapan sinisnya

" Apaan ?" tanya Frada

Aiza mengambil alih tangan Libya dan juga Frada. Ia meletakkan tangan mereka tepat diperutnya yang sudah besar. Dan dengan kebetulan, bayi Aiza sedang aktif, membuat telapak tangan Libya dan Frada terasa geli

" Lo lagi cacingan apa gimana Za ?" tanya Frada. Ia masih tak paham dengan itu semua. Libya dengan spontan menjitak kepala Frada lagi. Dan Aiza kembali membawa kedua tangan sahabatnya untuk menyentuh perutnya sekali lagi

Dibawah Naungan QobiltuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang