Assalamu'alaikum temen2, kita kembali lagi nih... Mumpung Afifah lagi banyak waktu free, sekarang Afifah mau up lagi... Selamat membacaa~~
Yoshi terbangun dari tidurnya saat ia mendengar suara telepon masuk di ponselnya. Sedangkan waktu masih menunjukkan pukul dua lewat lima belas menit. "Ya Allah siapa malam-malam seperti ini telfon" ujar Yoshi dan kemudian mengambil ponselnya di atas nakas
"Assalamu'alaikum"
"Ra, ini titipan Lo gue taruh di kursi depan rumah Lo ya. Gue mau langsung pulang, ada jam lembur soalnya" ujar seseorang yang berada diseberang telfon sana
"Ooohh iyaa, makasih Vier" balas Yoshi dan lawan bicaranya pun menutup sambungan itu sebelum Yoshi mengucap salam
Yoshi kembali meletakkan ponselnya di atas nakas. Ia bangkit dari kasur dan berjalan ke kamar mandi untuk mencuci wajah dan keluar rumah untuk mengambil barang yang telah dikirimkan oleh Javier. Malam-malam seperti ini mengantarkan barang apa ? Tidak bisakah besok pagi saja ?
Setelahnya mengambil barang di luar, Yoshi pergi ke dapur untuk mengambil minum. Karena setelah bangun tidur tidak nyaman baginya jika tidak ada air yang masuk ke kerongkongan. Jika bertanya kemana barang titipan Yoshi, ia sudah meletakkannya begitu saja di dalam kulkas. Tidak tau apalah yang dirinya pesan kepada kerabatnya malam-malam seperti itu
Yoshi mengambil wudhu dan kembali ke kamar. Tidak untuk tidur, ia memilih untuk sholat malam. Karena tidak mungkin dirinya kembali tidur, khawatir jika terlewat adzan subuh
Yoshi memandangi wajah lelah Aiza yang masih tertidur pulas. Tak tega untuk membangunkannya untuk sholat malam. Kemarin ia sudah mengajak Aiza berkeliling seharian. Dan Yoshi juga membiarkan pikiran Aiza jernih terlebih dahulu akibat kejadian yang telah dialaminya kemarin
"Ya Allah, jika memang benar saja sesuatu akan menimpa calon anak hamba, maka berikanlah perlindungan terbaik kepadanya, dan jika memang benar seseorang akan menyakiti keluarga kecil hamba, berikanlah jalan kepada orang tersebut agar sadar akan kelakuannya" gumam Yoshi sambil mengusap perut buncit Aiza, membuatnya menggeliat dari tidurnya
"Sekarang udah jam berapa ?" tanya Aiza dengan mata yang masih berat untuk dibuka
"Masih jam tiga sayang. Lanjut tidur dulu deh. Apa mau sholat malam ?"
"Aku lanjut tidur aja ya. Badan aku pegel-pegel"
Setelah mendapat izin dari Yoshi, Aiza kembali melanjutkan berpetualangnya di pulau kapuk. Yoshi hanya bisa memandangnya tak tega dan mengusap perut buncit Aiza sambil membacakan ayat suci Al-Qur'an
Adzan subuh pun akhirnya berkumandang. Yoshi membangunkan Aiza untuk sholat terlebih dahulu. Namun tidak ada jawaban. Hanya mata terbuka sebentar dan kembali tidur. Yoshi hanya menitip pesan untuk segera bangun dan sholat kemudian ia berangkat ke masjid
Sepuluh menit sudah berlalu, Aiza pun bangun dan segera mengambil wudhu dan sholat subuh. Seperti biasa, Aiza tak segera bangkit. Ia memohon do'a kepada sang pencipta
"Udah setengah enam begini Ayosh tumben banget belum balik dari masjid. Nggak mau kerja apa yaa" gumam Aiza saat ia tak menemui suaminya di rumah
Saat Aiza hendak memasak untuk sarapan, Yoshi sudah datang dan membawa dua bungkus makanan dan meletakkannya di atas meja
"Ih aku baru aja mau masakin" ujar Aiza sambil mengambil alih tangan Yoshi untuk disalaminya
"Nggak perlu. Aku udah beli makanan" balas Yoshi dengan nada yang terdengar dingin
"Nanti kalau kamu udah pulang kerja--" belum sempat Aiza menyelesaikan pembicaraannya, Yoshi memotongnya terlebih dahulu
"Hari ini nggak ada jadwal masuk"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibawah Naungan Qobiltu
RomanceKetika seorang remaja laki-laki dan perempuan menjadi musuh bebuyutan sejak lama, namun Allah berkata lain dan memberikan mereka takdir hidup bersama dibawah naungan janji suci seorang gus untuk selamanya. " IIIHHH DASAR YOSHI KAKEL NYEBELIN. MAKHLU...