TIGA BELAS

415 18 0
                                    

Assalamu'alaikum temen2... Akhirnya kembali lagi setelah hampir dua bulan nggak bisa upload lagi... Afifah harap temen2 semua nggak bosen dengan cerita ini... Karena ini adalah cerita pertama yang Afifah buat... Jadi mohon dimaklumi jika ada kesalahan dan kekurangannya... 

Dari pada lama2, kita langsung aja yuk... Selamat membaca ~


Aiza terbangun dari tidurnya. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali. Masih berusaha mengumpulkan setengah ruh nya yang tertinggal di alam mimpi. Hingga ia terkejut saat mendapati dirinya berada di atas dada bidang Yoshi. Aiza segera bangkit sebelum Yoshi terbangun dan menyadari kejadian ini.

Pada saat Aiza hendak turun dari kasur, ia dikejutkan dengan Yoshi yang ikut terbangun. Namunn...

" Semalem yang ngasih pembatas guling siapa ya ? Tau-tau dipindah sendiri " sindir Yoshi dan membenahi tubuhnya menjadi duduk dan bersandar di sandaran ranjang

" Diem ih " sarkas Aiza. Yoshi terkekeh pelan saat melihat wajah Aiza yang ternyata berubah menjadi merah merona.

" Ko bisa gitu ?" tanya Aiza.

" Semalem tuh tiba-tiba hujan. Trus ada petir. Dan ada yang ngomong gini, Yishi iki tikit " ujarnya dengan sedikit menggoda Aiza. Aiza membelalakkan matanya ketika Yoshi mengatakan hal seperti itu. Aiza gelagapan dan berlari menuju kamar mandi. Yoshi hanya tertawa melihat istrinya yang sedang salah tingkah itu.

Hari ini Yoshi tidak bekerja. Karena jatah cuti nikahnya masih ada. Lusa ia baru akan mulai kerja kembali. Yoshi lebih memilih berolahraga dipagi hari untuk mengisi waktu cutinya. Sedangkan Aiza memasak untuk sarapan hari ini

Yoshi sudah memantapkan duduk nya di ruang makan. Ia akan segera menerima hidangan masakan dari istrinya. Aromanya begitu menyengat di hidung, sehingga membuat perut Yoshi semakin bergejolak ingin diisi

" Makasih " ujar Yoshi dengan wajah yang datar. Aiza hanya mengangguk dan segera duduk di depan Yoshi.

" Eumm gue boleh ngomong sesuatu ngga ?" tanyanya kepada Yoshi yang sudah menikmati masakannya

" Coba diulang. Lain kali jangan pake Lo-gue sama suami. Kelihatan nggak sopan, nanti bisa jadi durhaka sama suami loh " balasnya dengan mulut yang masih mengunyah makanan

" Lah trus manggilnya apa ?" tanyanya lagi. Ia bingung harus menggunakan panggilan apa. Pasalnya ia lebih sering menggunakan kalimat Lo-gue kepada lawan bicaranya

" Terserah. Asal jangan pake Lo-gue " Aiza mendengus kesal. Suaminya ini sengaja atau memang serius mengatakannya

" Eumm. A-aku mau minta izin kuliah. Diizinin nggak ?" tanyanya lagi. Kali ini logatnya berubah menjadi gugup

" Minta izin siapa ?" tanya Yoshi balik. Ia malah tersenyum jahil guna menggoda istrinya itu

" K-kamu lah " balasnya dengan terbata

" Siapa ?" tanya Yoshi ulang. Aiza tau jalan pikir Yoshi akan menuju kemana

" Ck.Pak Suami " balasnya. Ia mendengus kesal dengan ulah suaminya itu. Dan ternyata memang benar, suaminya sedang mengerjainya

" Buat apa kuliah ?"

" Yaa sekolah lah. Pake nanya "

" Saya bukan tidak mau mengizinkan kamu untuk kuliah. Tapi saya ingin lebih menjaga kamu. Status kita sekarang sudah menikah. Saya tidak mau jika kamu kelelahan dan kesusahan dalam mengurus rumah tangga dan kuliah kamu. Belum lagi kalau punya anak. Akan susah untuk mengatur waktu. Jangan biarkan anak kita jauh dari orang tuanya sejak dini " ujar Yoshi dengan bijak. Aiza menghela napas panjang. Ia tidak mungkin jika harus membantah perintah suami

Dibawah Naungan QobiltuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang