DELAPAN

385 19 0
                                    

Kita lanjut lagi yukk.. Selamat membaca..❤️❤️


Acara wisuda Aiza sudah terlewat tiga pekan yang lalu. Saat ini Aiza duduk manis di rumah, pasalnya ia sudah dipingit selama satu bulan sebelum ia menikah. Ia juga merasakan bosan dan jenuh hanya di rumah saja. Melihat pemandangan yang setiap hari hanya itu itu saja. Menonton televisi, bermain ponsel, membantu Salma masak-masak, hingga ia ribut dengan Fika, tak pernah absen. Setiap hari setiap saat bahkan setiap jam

Ting tung... Suara bel rumah berbunyi. Aiza hendak membukakan pintu, namun gerakannya kalah cepat dengan anak asisten rumah tangga Aiza

" Biar gue aja yang bukain " ujar anak asisten rumah tangga itu

" Thanks " balas Aiza dan memberikan senyuman hangat. Kini anak asisten rumah tangga itu membukakan pintu itu, daaann...

" HAAAIIII AIZAAA BESTII GUEEE " pekik Frada dan berlari menuju sofa yang disana sudah ada Aiza. Ia langsung duduk disebelah Aiza tanpa disuruh, bahkan ia memeluk Aiza sampai hampir mencekiknya. Libya yang melihat tingkah sahabatnya yang satu ini hanya menggelengkan kepala dan mendengus kesal

" Iiiih Lo tuh yaa kebiasaan. Salam dulu kek. Mana suara Lo cempreng lagi. Pengang nih telinga gue " protes Aiza dan ia sangat kesal dengan sahabatnya itu. Frada hanya menyengir saja dan menggaruk kepala bagian belakangnya yang tidak gatal itu.

Mereka sangat asik berbincang-bincang entah apa yang mereka bahas. Aiza memang sengaja mengundang sahabatnya itu untuk bermain di rumahnya. Karena ia tidak bisa keluar rumah karena ia dalam fase ditahan selama satu bulan.

Aiza bangkit dari duduknya. Ia pergi ke ruang tengah untuk mengambil sesuatu di dalam laci nakas televisi. Hingga akhirnya ia dapat, dan kembali bergabung dengan para sahabatnya

" Berhubung kalian ada di sini, gausah ribet mau anter kerumah kalian, nih " ujar Aiza dan memberikan empat buah kartu undangan pernikahannya. Libya dan Frada sontak terkejut.

" Widiihh beneran udah siap nih Za ?" tanya Libya menggoda Aiza dan menerima kartu undangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Widiihh beneran udah siap nih Za ?" tanya Libya menggoda Aiza dan menerima kartu undangannya. Aiza hanya mengedikkan bahunya tak acuh

" Wah wahh calon ning nih " sahut Frada juga ikut menggoda sahabatnya itu

" Dihh jangan panggil gue ning. Geli banget gue dengernya " balas Aiza dengan nada yang sepertinya ia sedang merinding

" Tapi Za, kita kan Cuma berdua. Ini sisanya buat siapa ?" tanya Libya bingung saat menerima empat kartu undangan itu

" Oh iyaa. Gue titip buat Ahna sama Nadhira " balas Aiza dan hanya dibalas dengan anggukan oleh Libya

" Najla nggak ?" tanya Libya lagi dengan pandangan masih melihat isi undangan pernikahan itu

" Najla kan anak art di rumah ini. Udah gue kasih dari kemarin " 

" Gue masih ngga habis pikir kalo Aiza bakal nikah. Kita yang lebih tua dari dia di salip dong, By " sahut Frada. Sedari tadi ia diam karena sedang memikirkan tentang sahabatnya yang akan lebih dulu menikah dari pada ia yang usianya memang lebih tua dari Aiza

" Yaelah lebay Lo Fra. Entar tau tau Lo juga ninggalin gue lagi " balas Libya dan melemparkan bantal sofa ke arah Frada.

" Pokoknya kalian harus nemenin gue h-1 sebelum acara. Kalo bisa kalian nginep di sini nemenin gue sampe acara " pinta Aiza kepada kedua sahabatnya yang masih sibuk berdebat

" Kalo masalah itu mah tenang aja Za. Kita juga bakal rela ke sini h-2 minggu buat nemenin Lo " ujar Frada dengan sedikit hiperbola

" Ehh Lo lupa ya. Aiza nikah udah minggu depan " sarkas Libya yang nyatanya ia ingat dengan hari pernikahan sahabatnya itu. Frada yang ingin hiperbola pun tidak jadi karena ulah Libya. Aiza hanya menggelengkan pelan kepalanya dan tersenyum tipis dengan ulah sahabtanya yang selalu berhasil membuatnya bahagia setiap saat

Mereka bertiga bersenda gurau bersama. Hingga tak lama kemudian Najla pun juga ikut bergabung bersama mereka. Namun dirinya tidak seaktif tiga temannya itu. 

Seketikka tertawa Aiza terhenti. Ia memandangi ketiga temannya dengan silih bergantian. Entah apa yang ia rasakan, yang pasti rasa akan kehilangan menyelimuti perasaannya. Kalo gue udah nikah, bakal kek gini lagi ngga yaa batin Aiza dan kembali untuk berusaha tersenyum

" Kenapa Lo tiba - tiba diem, tiba - tiba senyum sih ? Inget calon suami Lo ?" ujar Frada asal. Aiza yang mendengar penuturan sahabatnya langsung melemparinya dengan bantal sofa yang ia peluk dari tadi

" Ngadi - ngadi Lo. Gue nih lagi mikir, kalo udah nikah nanti gue masih bakalan bisa kek gini atau kaga. Emang yaa mulut Lo ini minta sumpal pake bakpau "

" Tinggal kunyah deh. Abis Lo mau sumpal gue pake makanan " sahut Frada dengan begitu tenangnya

" Yailah Zha.. Lho tuh khek abis nikhah longsung pindah ke Eropha ajha yee. Padahal kan masih se kota " balas Libya dengan mulut yang penuh dengan makanan

" Gue kan nggak tau suami gue nanti ngizinin gue main keluar atau kaga " balas Aiza 

" Nanti kita main ke rumah Lo deh " ujar Libya, Frada, dan Najla serempak

~ ~ ~

Kita sampai sini dulu aja yaaaa... Maaf  buat temen2 semua udah lama banget nggak bisa update.. Nanti kita lanjut di hari yang akan datang...

Dibawah Naungan QobiltuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang