DUA PULUH💞

397 14 0
                                    

Assalamu'alaikum temen2.. Kita kembali lagi, hehee... Hadeeehh jantung Afifah habis diuji bikin dua part yang menegangkan sebelumnya... Tapi nggak tau kalo temen2 yang lain gimana bacanya... Nah sekarang kita romantis2an lagi yuk... Me-rileks kan kerja jantung sebelum masuk pada konflik yang sebenarnya di part yang akan datang... Kita langsung aja, selamat membaca~


Hari ini Aiza sedang sibuk memasak. Karena teman – teman Aiza akan datang bermain ke rumahnya. Dan Yoshi meminta izin untuk libur kerja karena ingin membantu Aiza. Yoshi tidak ingin Aiza terlalu lelah, karena kondisi Aiza sering sakit satu pekan belakangan ini.

" Nggak kerasa yaa kita udah delapan bulan aja " ujar Yoshi yang masih sibuk membantu Aiza. Aiza yang mendengar itu semua spontan menghentikan aktivitasnya.

" Oh iyaa aku lupa, maaf yaa hehee " balas Aiza dengan menampakkan deretan giginya.

Yoshi dan Aiza begitu asik memasak bersama di dapur. Momen seperti ini sangat jarang mereka lakukan. Lebih tepatnya ini adalah kali pertama bagi mereka.

Yoshi tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Sesekali ia mengerjai Aiza, dan membuatnya kesal. Yoshi mengambil sejumput tepung untuk ia balurkan di wajah Aiza

" Iiihh Ayoosshh, nanti muka aku jerawatan gimana ? jangan aneh – aneh napa sih " gerutu Aiza sambil membalas Yoshi dengan membalurkan tepung di wajah suaminya itu.

" Eett, nggak kena " balas Yoshi sambil menghindar saat Aiza hendak membalasnya. Aiza menaiki kursi untuk bisa mencapai wajah Yoshi. Karena memang Yoshi jauh lebih tinggi daripada Aiza.

Ting.. Tung...

Dipertengahan asiknya mereka bersenda gurau, tiba – tiba bel rumah mereka berbunyi. Raut wajah Yoshi seketika menjadi datar. Ganggu aja ya batinnya.

Yoshi berjalan untuk membuka pintu rumah. Sebenarnya Aiza yang ingin membukakan pintu, namun tidak diizinkan Yoshi karena ia belum mengenakan hijabnya, takut jika tamu tersebut adalah laki – laki

Saat pintu rumah itu terbuka, menampakkan teman – teman Aiza yang sudah berjejer di depan pintu. Yoshi mempersilahkan mereka untuk masuk, dan bertepatan dengan Aiza yang baru saja turun dari lantai dua untuk mengambil hijabnya

Seperti biasa, suara Frada selalu memenuhi ruangan membuat Aiza menutup matanya karena saking hebohnya

" Lo kebiasaan ya " ujar Aiza sambil memukul bahu Frada

" Lo juga kebiasaan mukul pundak gue " balas Frada sambil membalas memukul bahu Aiza.

Aiza melihat sekitarnya. Begitu ramai teman – temannya yang datang. Karena mereka membawa pasangan masing – masing

" Daripada kita jadi nyamuk yee kan, mending kita ke sininya bawa pasangan sendiri, biar nggak ngeliat Lo mesra – mesraan " ujar Nadhira saat ia peka dengan tatapan Aiza. Aiza yang mendengar itu semua hanya cengingisan dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Aiza sedang sibuk sendiri di dapur untuk menyiapkan makanan yang telah dibuatnya dengan Yoshi tadi. Saat Aiza hendak membawa makanan itu, Libya dan Frada menghampiri Aiza untuk membantunya. Tak hanya itu, ada juga yang ingin mereka bicarakan.

Libya dan Frada mengambil alih makanan yang ada di tangan Aiza. Mereka menarik Aiza untuk menjauh dari pandangan para teman – temannya.

" Za, sekarang kita tanya sama Lo, apa yang sebenernya udah terjadi ?" tanya Libya dengan suara yang begitu kecil

" Apa ? Ngga ada apa – apa kok " balas Aiza dengan memasnag muka bingung. Ia juga tidak tau dengan temannya ini yang tiba – tiba bertanya seperti itu

Dibawah Naungan QobiltuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang