LIMA BELAS

425 16 1
                                    

Kita kembali lagi dengan waktu yang sangat singkat ini... Ngga perlu lama2 mending yok kita capcus ajaa, hehee...


Yoshi terbangun saat waktu menunjukkan masih pukul tiga lewat lima belas. Ia duduk dan mengumpulkan ruhnya yang masih terbang. Menoleh ke arah Aiza sejenak yang masih tertidur dengan balutan jilbab dan gamisnya. Membangunkan Aiza untuk mengajaknya sholat tahajud, namun tak ada jawaban. Yoshi tak memaksanya. Ia berjalan menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan mengganti pakaiannya. Mengampar sajadah dan takbir untuk sholat tahajud.

Aiza terbangun karena merasa kepanasan. Sedikit terkujut saat melihat jilbabnya masih menutupi kepalanya. Melihat lingkungan disekitarnya. Ternyata sudah berada dirumah, pikirnya.

Ia melihat Yoshi yang duduk di atas sajadah dan mengaji. Ia berjalan menghampiri Yoshi dengan mata yang masih terpejam. Ia duduk disebelah Yoshi yang masih fokus mengaji.

" Masih ngantuk ?" tanya Yoshi dan memberhentikan mengajinya. Aiza hanya menbalasnya dengan dehaman saja.

" Tidur sini " ujar Yoshi dan menepuk pahanya berkali – kali. Tanpa basa – basi Aiza langsung meletakkan kepalanya. Yoshi kembali melantunkan ayat – ayat suci itu sambil mengusap kepala Aiza yang sudah bebas dari jilbabnya. Sedangkan Aiza kembali terbang ke alam mimpi sambil menikmati indahnya suara Yoshi

Adzan subuh berkumandang. Aiza masih tersesat di alam mimpinya. Kaki Yoshi seperti mati rasa. Namun ia tak tega jika harus membangunkan sang istri

" Za ? Udah adzan subuh. Ayo bangun. Sholat dulu " ujar Yoshi yang masih mengelus ujung kepala Aiza

" Gamau " balas Aiza dengan mata yang masih terpejam

" Astaghfirullah. Bangun. Sholat dulu "

" Ngga sholat "

" Oohh.. Bilang dong. Yaudah bangun dulu, pindah ke kasur. Aku mau ke masjid " Aiza tak menjawab lagi. Langsung bangkit dengan nyawa yang masih tercantol. Ia berjalan dengan keadaan gontai membuat Yoshi terkekeh melihatnya

Aiza terbangun. Ia melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul lima lewat dua puluh menit. Ia tak melihat sosok Yoshi sama sekali "Ayosh kemana yaa ?" gumamnya. Ia bangkit dan mencari Yoshi disetiap ruangan namun ternyata nihil

" Ayosh ?" Aiza masih mengelilingi rumah untuk mencari keberadaan Yoshi. "Ayosh kemana sih" Ia mulai panik. Wajahnya berkeringat dan pucat. Ia mencari hingga ke ruangan kerjanya pun tidak ada. Hingga...

" Za ?" panggil Yoshi secara tiba – tiba

" Astagaa.. " Aiza terkejut bukan main. Pasalnya ia mencari suaminya sedari tadi namun tak ada. Dan sekarang dengan tiba – tiba berada di depannya

" Kamu Ayosh kan ?"

" Laahh... Kamu ngingau yaa Za ?" Yoshi bingung dengan tingkah istrinya

" Bukan qorinnya Ayosh kan ?"

" Mana ada Za. Ini aku Ayosh. Suami kamu "

" Kamu dari mana aja sih " Aiza berlari dan memeluk tubuh Yoshi. Terkejut ? tentu saja. Ini adalah kali pertama Yoshi dipeluk Aiza terlebih dahulu

" Habis dari masjid " Yoshi membalas pelukan istrinya dengan hangat

" Kok lama ? Kan subuhnya sudah dari tadi. Jangan – jangan kamu ketiduran yaa "

" Astaghfirullah. Nggak. Tadi Al-Ma'tsurat an dulu abis itu ngaji sambil nungguin syurq "

" Ishh kamu tu yaa. Aku kira kemana " Aiza melepas pelukan itu karena kesal sudah ditinggal lama oleh Yoshi. Yoshi hanya senyum – senyum sendiri melihat wajah kesal istrinya "Kenapa senyum – senyum ?" lanjutnya

Dibawah Naungan QobiltuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang