DUA PULUH EMPAT

207 13 1
                                    

Assalamu'alaikum temen2.. Afifah bingung nih mau ngomong apa, hehee... Daripada terlalu banyak ngomongnya, langsung aja yuk...


Hari ini Aiza bangun cukup siang. Sekarang waktu sudah menunjukan pukul delapan. Semalam Aiza tak bisa tidur karena merasakan nyeri pada perutnya. Alhasil ia tidur kembali setelah sholat subuh

Hari ini Yoshi juga libur bekerja karena akan membawa Aiza pergi ke dokter. Kandungan Aiza sudah hampir masuk tujuh bulan namun sama sekali Aiza tak mengunjungi dokter. Jika bukan karena perut Aiza tak nyeri semalam, mungkin Yoshi juga tak akan membawa Aiza ke dokter. Yoshi bukanlan suami yang tak pengertian. Namun Aiza selalu menolak saat Yoshi hendak membawanya ke dokter. Karena ia ingin menjadikan kelahiran putrnya sebagai kejutan

Aiza sudah siap dengan setelan gamis berwarna hitam dan jilbab abu – abu yang menutupi kepalanya. Ia sudah bersiap untuk pergi ke dokter kandungan. Begitu juga dengan Yoshi. Ia juga sudah siap dengan kemeja putihnya dan celana panjang yang berwarna hitam

Yoshi membawa Aiza jalan – jalan sebelum pergi ke dokter. Mereka memang sudah mendaftar melalui pesan pribadi. Namun nomor urut Aiza ini cukup lama. Alhasil Yoshi membawa Aiza berkeliling terlebih dahulu

Mobil mereka terhenti di tempat parkir warung es krim kapal selam. Sejak kejadian beberapa bulan lalu, Yoshi menggantikannya dengan membawa Aiza memakan es krim satu pekan satu kali sebagai hukuman dari Aiza.

Aiza sudah merasakan bosan pasalnya ia sudah berkililing mengitari ibu kota. Sampai – sampai Aiza sudah hafal ukuran bangunan di pinggir jalan itu karena Yoshi membawanya berkeliling sudah tiga kali

" Mending kita langsung ke dokter aja deh Ayosh. Aku capek. Perut aku juga sakit lagi " mendengar kata 'perut aku sakit lagi' Yoshi langsung menancapkan gas dan menuju rumah sakit

Tak menunggu lama karena kondisi Aiza memprihatinkan, Yoshi langsung membawa Aiza segera masuk ke ruangan dokter. Ia tak peduli dengan tatapan sinis pasien lain. Yang ia pikirkan adalah istrinya yang harus cepat diberikan penanganan

Dokter pun segera memeriksa kandungan Aiza. Aiza hanya memejamkan matanya. Ia berdo'a agar kandungannya tetap baik – baik saja.

" Bagaimana kandungan istri saya dok ?" tanya Yoshi saat dokter itu selesai memeriksa kandungan Aiza

" Alhamdulillah baik – baik saja. Bayinya juga sehat. Sakit pertu saat hamil itu sudah wajar. Dilatih karena nanti saat melahirkan tidak terkejut dengan sakit perut. Tapi pola makan juga harus dijaga. Kurangi konsumsi es. Kalau air es tidak mengapa. Namun es yang memiliki rasa, dijauhi terlebih dulu" balas dokter itu begitu detail. Yoshi melirik sinis ke arah Aiza. Ia sudah lelah memberitahu Aiza untuk tidak sering memakan es krim. Namun istrinya masih saja membantah

" Nanti bisa minum vitamin. Tapi kalau tidak bisa konsumsi obat, minum susu saja tidak apa. Bayinya hanya kurang nutrisi saja" lanjut dokter itu

Yoshi dan Aiza bernapas lega saat dokter mengatakan bahwa bayi mereka sehat. Namun kekurangan nutrisi juga tak bisa disepelekan. Yoshi pun akan semakin ketat untuk menjaga Aiza dan juga calon bayinya

Mereka keluar dari ruangan itu setelah mendapatkan vitamin dari dokter. Yoshi menggiring Aiza berjalan agar lebih hati – hati

" Ayosh, kita belanja bulanan yuk hari ini " ajak Aiza saat ia akan memasuki mobil

" Aku aja yaa yang belanja. Aku antar kamu dulu istirahat " balas Yoshi seraya mengusap lembut ujung kepala Aiza. Aiza mendengus kesal dan menatap Yoshi begitu lekat

" Sekalian Ayosh. Daripada bolak – balik. Sayang bensinnya. Sekarang bensin makin mahal " Yoshi sudah tak bisa menjawabnya lagi. Ia memilih menuruti istrinya saja daripada dirinya yang harus kena imbasnya. Sulit bila Aiza sudah merajuk padanya. Butuh waktu lama untuk meluluhkannya lagi.

Dibawah Naungan QobiltuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang