TUJUH BELAS

370 16 0
                                    

Assalamu'alaikum temen2... Yeyyy kita kembali lagi dengan waktu yang cukup singkat.. Gimana di part sebelumnya ? Hehee maafin Afifah yaa kalo ada penulisan kata yang salah... Kali ini Afifah bakal sering2 upload sebelum pada akhirnya kembali ke kandang suci lagi... Selamat membaca~


Yoshi terbangun dari tidurnya. Matanya masih terlalu berat untuk dibuka. Ia melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tiga lewat empat puluh lima menit. Ia terkejut dan mendudukkan tubuhnya "Astaghfirullah, sudah mau subuh " gumamnya. Ia menoleh pada Aiza yang masih tertidur pulas dengan selimut yang membalut tubuhnya. Yoshi mengusap ujung kepala Aiza seraya membangunkannya

" Za, bangun. Sudah mau subuh. Kita sholat yuk " Aiza masih menggeliat di balik selimutnya. Mengerjapkan matanya berkali – kali yang masih begitu buram. Ia ikut mendudukkan tubuhnya dengan matanya yang terpejam

" Tidur lagi lima menit boleh ngga ?" tanya Aiza dengan suaranya yang masih berat. Dan matanya pun masih terpejam

"Ya Allah mandi sayang. Mandi subuh itu bikin awet muda. Ayo mandi dulu biar nggak ngantuk"

Aiza tak mempedulikan perkataan Yoshi. Ia kembali merebahkan tubuhnya dan melanjutkan perjalanannya ke alam mimpi. Yoshi hanya bisa geleng - geleng kepala. Ia memutuskan untuk mandi terlebih dahulu dan kemungkinan Aiza akan bangun saat dirinya keluar dari kamar mandi

Hingga Yoshi pun sudah selesai dengan ritual mandinya, ternyata Aiza masih sibuk di alam mimpinya. Yoshi hanya menghelakan napasnya panjang. Memang harus ekstra sabar dengan istrinya yang satu ini

" Aiza sayang. Ayo bangun. Udah jam empat. Udah adzan juga Za. Ayoo banguunnn " Yoshi menggoyangkan tubuh Aiza pelan. Sedangkan Aiza hanya berdeham saja. Sungguh gemas Yoshi melihatnya, ia pun menarik tangan Aiza untuk duduk. 

" Ya Allah sayang, ayo bangun.. Mandi dulu sana biar nggak ngantuk kayak gini " Aiza mulai kesal karena Yoshi tak ada hentinya untuk terus membangunkan dirinya. Tak mau mengambil resiko, Aiza pun bangkit dan mengambil handuk untuk mandi. Selama Aiza di kamar mandi, Yoshi berangkat ke masjid untuk sholat subuh. Sedikit lelah juga atas drama membangunkan sholat subuh ini, batin Yoshi

Yoshi sudah bersiap dengan pakaian bekerjanya sedangkan Aiza sibuk menyiapkan sarapan. Yoshi berjalan mendekati Aiza, namun Aiza terus saja menjauh dari suaminya. Yoshi mengernyit bingung saat melihat wajah Aiza yang murung dipagi hari

" Kamu kenapa ?" tanya Yoshi penasaran

Aiza tak menjawab. Ia hanya menatap Yoshi dengan tatapan tajam. Dan kembali memasang wajah murungnya

Yoshi semakin bingung. Ada apa dengan istrinya yang secara tiba – tiba berubah menjadi 180 derajat. Perasaan tadi waktu bangunin subuh biasa aja, kata Yoshi dalam hatinya. 

Karena Yoshi tidak tau tentang perubahan mood Aiza yang secara tiba - tiba ini, ia mendekati Aiza dan melingkarkan tangannya di pinggang Aiza dan meletakkan dagunya di atas bahu Aiza

" Ada apa, hmm ?" tanyan Yoshi lagi. Kali ini suaranya menjadi lembut.

" Aku udah jadi milik kamu seutuhnya " balas Aiza dengan ringikannya. Membuat Yoshi gemas dan mengusap ujung kepala Aiza.

" Kan kamu udah jadi milik aku sejak aku mengijab tangan ayah atas nama kamu di hadapan Allah dan Ayah, sayang "

" Aaaa ngga gitu Ayoosshh.. Hiks hiks, kamu tuuu " air mata Aiza tiba - tiba turun begitu saja. Tangan Yoshi tak tinggal diam, mengusap setiap kali air mata Aiza yang terjatuh

" Ngga apa. Kan udah kewajiban. Nanti hadiahnya surga " ujar Yoshi. Ia tersenyum lembut dan membelai wajah Aiza dengan penuh kasih sayang. Nangisnya telat yaa batin Yoshi. 

Dibawah Naungan QobiltuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang