Chapter 5 - Tak Rela

9.6K 1K 13
                                    

-ˋˏ ༻HAPPY READING༺ ˎˊ-
♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡

Duchy of Frederick.

Kereta kuda tiba di kediaman Frederick, perjalanan panjang yang di lalui El membuatnya kelelahan hingga tertidur di dalam kereta.

Duke yang melihat El tidur melepas mantelnya kemudian menyelimutkannya pada tubuh El. Duke keluar dari kereta kuda lantas menggendong El.

Tubuhnya lebih ringan dari yang kuduga, batin Duke melirik El yang tertidur.

"Selamat datang, Yang Mulia," sambut kepala pelayan yang tiba di depan mansion.

"Hm," sahut Duke singkat, ia berjalan masuk ke dalam mansion sambil menggendong El.

"Sir Teon, siapa gadis yang digendong Yang Mulia?" tanya kepala pelayan berbisik.

"Beliau adalah Nona El, putri Yang Mulia," jawab Teon.

"Apa? Sejak kapan, Yang Mulia memiliki seorang putri?" tanya kepala pelayan terkejut.

"Sejak 8 tahun yang lalu," jawab Teon sambil menatap dalam kepala pelayan kemudian menyusul Duke masuk ke dalam mansion.

"Benar, semua orang melupakannya," gumam kepala pelayan, lelaki tua itu memandang punggung Duke yang menjauh.

Duke membaringkan tubuh El di atas kasur empuknya, kemudian ia menyelimuti El. Duke tersenyum kecil melihat El tertidur, terlihat imut di matanya.

Setelah memastikan El tidur dengan nyaman, Duke keluar dari kamarnya. Teon berdiri di depan kamar Duke menunggunya.

"Yang Mulia, ada beberapa masalah yang belum di selesaikan," ujar Teon memberi tahu.

"Hmm, di mana James?" tanya Duke sembari melepas kancing atas kerah bajunya.

"Di sini, Yang Mulia," sahut James yang mengarah ke arah Duke.

"Siapkan keperluan anak itu, besok tanyakan padanya mengenai panti asuhan itu," ucap Duke langsung memberi perintah begitu James tiba di depannya.

"Baik, Yang Mulia," jawab James.

Duke melirik sekilas ke arah kamarnya lantas melangkahkan kaki pergi meninggalkan kamar tersebut.

Jika saja monster-monster itu tidak mengamuk, aku akan tetap di sini menemani putriku, batin Duke merasa sedih dan tidak rela bila harus berpisah dengan El.

....::::•°✾°•::::....

Keesokan harinya, cahaya matahari yang hangat menerobos masuk ke dalam kamar lewat jendela. El mengernyitkan dahi begitu cahaya itu menyorot matanya.

El membuka matanya menatap sekeliling yang terlihat asing baginya. "Apa aku berpindah jiwa lagi?"

Klak

Pintu terbuka menampilkan seorang pelayan muda yang masuk ke dalam kamar. Pelayan itu tersenyum melihat El yang membuka mata cantiknya.

Putri Duke : Elisabeth Abrail Frederick (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang