-ˋˏ ༻TO BE CONTINUED༺ ˎˊ-
♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡
SrakPerlahan 5 monster melebur setelah terkena tekanan kematian dari Carl. Meski ia sudah melawan hampir 100 monster, namun ia masih bisa bertahan dan tidak merasakan lelah sama sekali.
Carl terlihat menikmati pertarungannya bersama para monster yang terus muncul dari langit dan tanah, Carl tersenyum melihat seekor monster mengarah ke arahnya. Ia mengangkat lengannya mengeluarkan tekanan kematian meleburkan monster itu.
"T-tolong ...." ucap seseorang pelan meminta tolong.
Carl mengedarkan pandangan menatap sekitar mencari keberadaan seseorang.
"D-di sini." Suara seorang gadis yang terdengar lemah kembari terdengar.
Carl menoleh ke samping kiri, ia melihat seorang gadis tertimpa bebatuan. Carl terkejut, ia bergegas menghampirinya mengangkat semua batu yang menghimpit punggungnya.
"T-terima kasih ...." lirihnya menatap mata merah Carl.
"Kau terluka." Carl mengangkat tubuh gadis itu, ia membawanya menuju suatu tempat.
"K-kau bisa melepaskan aku, aku baik-baik saja," lirihnya seraya meringis.
"Omong kosong! Jelas-jelas kau tertimpa bebatuan tadi," ujar Carl menatap gadis di gendongannya dengan kesal.
Carl menatap gadis berambut merah itu, ia cukup terpana dengan tatapan mata yang dilontarkan gadis itu.
Srak
"Jangan fokus menatapku, di depanmu ada banyak monster," ucapnya seraya menutup mata sehabis melawan monster menggunakan kekuatannya.
Pantas saja kau masih bisa bertahan walau terhimpit bebatuan, kau gadis yang kuat, pikir Carl seraya tersenyum tipis.
Netra merah Carl menangkap bayangan sosok yang dicarinya, ia mempercepat langkah menghampirinya.
"Elisa, kenapa kau di sini?" tanya Carl setelah tiba di dekat Elisa.
"Aku ingin membantu melawan monster sekaligus mencari korban yang bersembunyi," jawab Elisa, pandangannya teralihkan pada seorang gadis yang berada di dalam gendongan sang kakak. "Siapa dia?"
"Gadis ini terluka, dia terhimpit bebatuan. Apa kau bisa menyembuhkannya?"
"Tentu saja, letakan dia di sini." Elisa menunjuk hamparan tanah di sampingnya.
"Aku akan menjaga sekitar selama kau mengobatinya," ucap Carl setelah membaringkan gadis yang di bawanya.
Ia bergegas membantu Axelle melawan monster yang berdatangan, juga beberapa penduduk terinfeksi ikut menyerang mereka.
Elisa menggenggam tangan gadis tersebut dengan memejamkan mata, cahaya putih keluar dari tubuhnya masuk ke dalam tubuh gadis tersebut. Elisa mengernyit seakan ia kesulitan menyembuhkannya, setelahnya cahaya itu meredup bersamaan dengan terbukanya mata gadis di depan Elisa. Rambut serta warna mata Elisa berubah kembali seperti semula.
"Apa kau sudah merasa lebih baik?" tanya Elisa lembut sembari membantu gadis itu untuk duduk.
"Ya, rasa sakitku hilang sepenuhnya. Apakah, kau memiliki kekuatan suci?"
Elisa tersenyum menanggapinya. "Anggap saja begitu."
Gadis itu terpana melihat senyuman Elisa. Elisa menoleh ke samping melihat sang kakak dan Axelle yang bertarung, angin berhembus kencang menerbangkan rambutnya. Elisa menyelipkan rambut ke belakang telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Duke : Elisabeth Abrail Frederick (TERBIT)
Fantasia"Takdir terkadang mempermainkan hidup kita." Eleari Jeshie adalah seorang pegawai perusahaan, 3 tahun yang lalu neneknya meninggal, Eleari hidup sebatang kara. Kedua orang tuanya tiada, Eleari bahkan tidak mengenal mereka. Suatu hari saat sedang ber...