-ˋˏ ༻HAPPY READING༺ ˎˊ-
♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡"Gunung ini cukup sepi, tidak ada pergerakan monster sama sekali," ucap Duke Aillard.
Saat ini ia bersama dengan beberapa kesatria tengah mendaki sebuah gunung monster untuk menuju ke menara penyihir yang berada dekat dengan puncak gunung.
"Ini aneh, padahal kemarin kami melakukan pembersihan di sini, dan itu belum selesai sepenuhnya," ujar Teon menambahkan.
Mereka terus berjalan menyusuri hutan gelap yang dingin itu, pandangan mereka tetap waspada melihat sekitar hutan gelap tersebut.
"Tetap waspada semuanya! Jangan anggap gunung ini bebas dari monster!" teriak Teon memperingati para kesatria.
"Baik, Sir!" jawab semuanya dengan serentak.
Mereka melaju lebih cepat menuju menara penyihir. Namun, tiba-tiba seekor monster muncul dari balik semak menyerang seorang kesatria.
Kesatria itu terguling dari atas kudanya, monster menggigit leher kesatria tersebut.
"Akh! Tolong aku!" teriaknya meminta bantuan.
Seorang kesatria berusaha menolongnya dengan menebas leher monster tersebut. Kesatria yang mendapat gigitan monster tiba-tiba berubah pucat dengan mata berubah menjadi abu-abu.
"Ggrr ...." erangnya sembari menatap kesatria di depannya.
"Waspadalah, Charles!" teriak Teon memperingati.
Kesatria itu berlari hendak menggigit Charles, namun Charles berhasil mengelak menangkis serangan tangan dari kesatria tersebut.
"Apa ini? Kenapa dia menyerang Charles?" tanya para kesatria lain keheranan.
Setelah kesatria itu berubah, muncul lebih banyak monster yang menyerbu mereka. Dengan sigap mereka berusaha melawan para monster.
"Jangan sampai kalian tergigit oleh mereka!" ingat Teon sembari mengayunkan pedangnya menebas monster serigala di depannya.
"Sial, kenapa mereka tiba-tiba menyerbu secara berkelompok?" umpat Duke Aillard.
"Argh!" seorang kesatria berhasil digigit seekor monster, lantas ia berubah seperti kesatria sebelumnya.
Mereka terlihat seperti mayat hidup yang menyerang dengan ganas bagaikan monster-monster lainnya.
"Sial! Kita terjebak!" umpat Teon, ia berusaha melawan monster-monster yang ingin menggigitnya.
Duke Aillard menggunakan tekanan kematian untuk menghentikan pergerakan monster kemudian menebasnya sekaligus. Duke Aillard menggunakan kekuatannya untuk melawan monster yang lebih besar dari yang lain, ia membuatnya melebur seperti es batu yang mencair dengan tekanan kematian.
"Sihir yang menentang hukum alam akan melebur jika melawan kekuatan dewa," desis Duke Aillard sembari memegang pedang yang berlumuran darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Putri Duke : Elisabeth Abrail Frederick (TERBIT)
Fantasi"Takdir terkadang mempermainkan hidup kita." Eleari Jeshie adalah seorang pegawai perusahaan, 3 tahun yang lalu neneknya meninggal, Eleari hidup sebatang kara. Kedua orang tuanya tiada, Eleari bahkan tidak mengenal mereka. Suatu hari saat sedang ber...