Chapter 7 - Pulang

8.7K 1K 10
                                    

-ˋˏ ༻HAPPY READING༺ ˎˊ-
♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡

Beberapa hari berlalu, El telah tinggal di mansion selama 1 bulan lamanya. Selama itu ia belum bertemu dengan Duke lagi. Padahal El ingin bertanya mengenai hukuman yang pantas bagi pengurus panti.

Saat ini El tengah berada di balkon kamarnya menatap taman yang terlihat cantik saat sore. Di luar nampak beberapa pelayan berlalu lalang.

2 hari setelah El tiba, James mendekor sebuah kamar untuk ditempati oleh El. Maka saat ini El memiliki kamar sendiri dengan perlengkapannya yang lengkap.

"Sejak aku tinggal di sini, aku hanya mengenal beberapa pelayan. Aku tidak menyangka di mansion ini ada begitu banyak pelayan," gumam El.

El menengadah menatap langit sore yang terlihat cantik, pikirannya menerawang jauh ke masa lalunya. "Bagaimana kabar Ara di sana? Apa dia akan menangis saat tahu aku tiada?"

Klak

Pintu terbuka menampilkan Berry yang membawa nampan berisi makanan. "Nona, apa yang Anda lakukan di sana?"

Berry meletakan nampan di atas meja kemudian menghampiri El yang berdiri termenung di balkon kamarnya.

"Nona, di luar sangat dingin. Anda bisa sakit jika terlalu lama ada di sini," ucap Berry sembari memasangkan mantel pada tubuh kecil El.

"Berry, kapan Paman akan pulang?" tanya El tanpa menatap wajah Berry.

"Entahlah, Nona. Saya tidak pernah tahu kapan Yang Mulia akan pulang," jawab El.

"Entah kenapa aku sedikit merindukannya," gumam El pelan.

....::::•°✾°•::::….

"Teon, berhenti di sini," ujar Duke menghentikan laju kudanya di dekat toko pakaian.

"Di sini? Mengapa--"

Belum sempat bertanya Duke telah turun dari kuda dan masuk ke dalam toko tersebut. Toko pakaian yang berada di pinggir kota, biasanya toko itu menyediakan sauna untuk orang-orang yang habis melakukan perjalanan dari gunung.

Teon menghentikan kesatria lainnya lantas menyusul Duke masuk ke dalam toko. Teon terkejut saat Duke mengganti pakaiannya.

"Yang Mulia, apa Anda akan membeli pakaian itu?" tanya Teon bingung.

"Ya, aku tidak mungkin bertemu putriku dengan pakaian kotor itu," jawab Duke sembari membayar pakaiannya.

Pantas saja, tidak biasanya Yang Mulia mengganti pakaian ketika hendak pulang, batin Teon tersenyum.

Selesai membeli pakaian, Duke dan para kesatria lainnya melanjutkan perjalanan mereka menuju kediaman Frederick.

Beberapa jam berlalu, Duke akhirnya tiba di mansion saat tengah malam. Ia merasa sedikit kecewa karena datang terlalu larut, ia jadi tidak bisa bermain dengan sang putri.

"Selamat datang, Yang Mulia," sambut kepala pelayan sembari membungkuk. Di sampingnya, James ikut membungkuk.

"Di mana anak itu?" tanya Duke ketika ia berjalan masuk ke dalam mansion.

Putri Duke : Elisabeth Abrail Frederick (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang