Chapter 4 - Adopsi

9.5K 1K 20
                                    

-ˋˏ ༻HAPPY READING༺ ˎˊ-
♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡

"Nyonya!" Seorang pengurus panti masuk ke dalam ruangan dengan tergesa-gesa.

"Apa apa? Kenapa kau terlihat panik begitu?" tanya Maury bingung.

"I-itu ... di luar ada yang mengunjungi panti," jawabnya ragu.

"Siapa?" tanya Kyra penasaran.

"Itu ... sebaiknya kau melihatnya sendiri," jawabnya.

Maury dan Kyra bergegas keluar untuk menemui tamu yang dikatakan pengurus panti tadi.

El yang belum pergi dari ruangan tersebut ikut keluar melihat tamu yang datang ke panti.

Maury dan Kyra tiba di luar panti, keduanya terkejut melihat sosok pria bermata merah di depannya. Aura pria itu cukup menakutkan membuat anak-anak bersembunyi ketakutan.

"Yang Mulia, apa yang Anda cari di sini?" bisik kesatria yang berada di samping pria tersebut.

I-itu ... tidak salah lagi, dia adalah Grand Duke Frederick! Aillard Curtis Frederick. Kenapa dia ke sini? pikir Maury sembari menunduk.

Maury dan Kyra saling pandang dengan bingung. Lantas keduanya kembali menatap Duke Frederick.

"Yang Mulia, ada urusan apa Anda mengunjungi tempat yang kumuh ini?" tanya Maury takut.

Mata merah Duke menelusuri area panti, ia mengabaikan pertanyaan Maury meski ia mendengarnya dengan jelas.

Jelas sekali aku merasakan aura itu, meski sekarang telah menghilang. Tapi, melihat wanita ini keluar sisa kekuatan itu kembali terasa, batin Duke Frederick.

"Aku ingin mengadopsi seorang anak," ucapnya.

"Apa?!" pekik kesatria di samping Duke terkejut begitu pula dengan Maury dan Kyra.

"Apa tidak ada lagi anak di dalam?" tanya Duke Frederick dengan nada dingin.

Maury dan Kyra terdiam, keduanya saling pandang bingung harus menjawab apa. Bersamaan dengan itu, El keluar dari dalam panti mendekat ke arah Joe.

"Kak Joe, dia siapa?" tanya El berbisik.

"Itu Grand Duke Frederick," jawab Joe balas membisik.

"Kenapa anak-anak menangis?" tanya El bingung melihat anak-anak menangis tak bersuara sembari bersembunyi di balik tubuh Joe.

"Mereka takut pada Yang Mulia," jawab Joe menunduk.

"Takut? Kenapa harus takut?" tanya El, ia mengalihkan pandangannya ke arah Duke Frederick.

"Kenapa kalian diam? Yang Mulia bertanya pada kalian," tanya kesatria sedikit membentak.

"I-itu ... tidak ada lagi Yang Mulia," jawab Maury takut.

"Benarkah?" tanya Duke Frederick, pandangannya kembali menyapu area panti.

Putri Duke : Elisabeth Abrail Frederick (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang