Chapter 27 - Hilang Kendali

3.2K 346 4
                                    

-ˋˏ ༻HAPPY READING༺ ˎˊ-
♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡


"Apa maksud dari perbuatanmu, Ratu!" bentak Kaisar Eric dengan murka.

"Bukan apa-apa, aku hanya ingin memberi pelajaran padanya," jawab Ratu dengan tenang.

"Kau tahu perbuatan apa yang telah kau lakukan?" Kaisar Eric menatap tajam wajah sang Ratu. "Kau telah berani menyakiti putri Grand Duke, yang berarti dia juga keponakanku! Kau tahu Frederick menjadi salah satu penopang kekaisaran?!"

"Memangnya kenapa? Kita lebih berkuasa daripada mereka," jawab Ratu.

"Berkuasa? Kau tidak tahu siapa yang berkuasa sebenarnya di kekaisaran ini! Frederick-lah yang paling berkuasa, Helene!" sentak Kaisar Eric.

"Cih! Apa yang membuat mereka begitu berkuasa dari kita? Jelas-jelas kita ini keluarga kekaisaran murni, bukan keturunan monster seperti mereka."

"Jaga ucapanmu! Mereka bisa saja menghancurkan kekaisaran ini dengan sekali jentikan jari! Kau bahkan tidak bisa menggunakan sihir apalagi memiliki kekuatan spesial!"

"Aku tidak peduli! Kenapa kau membela mereka dari pada aku?!"

"Jelas aku membela mereka, karena mereka tidak bersalah!" jawab Kaisar Eric dengan tegas.

"Terserah apa katamu, aku akan pergi!" Ratu Helene berlalu pergi meninggalkan ruangan Kaisar.

"Sialan, karenanya aku mendapat masalah," umpat Ratu Helene. "Seharusnya dia mati dari dulu," gerutu Ratu Helene sembari berjalan menuju istananya.

....::::•°✾°•::::....

"Akh ... pelan-pelan Axelle, rasanya sakit sekali." Elisa mendesah pelan.

"Jangan banyak bergerak, aku akan melakukannya dengan pelan," sahut Axelle dengan menatap dalam kedua mata Elisa.

Elisa menitikan air mata menahan rasa sakitnya. "Hiks ... lakukan perlahan."

"Sssttt ... apa aku menyiksamu?" tanya Axelle lembut sembari mengusap air mata Elisa.

"Tidak ... tapi, lakukanlah perlahan," jawab Elisa dengan suara bergetar.

"Haaa ...." Axelle menghela napas panjang. "Ini semua karena ulah Ratu itu, kau jadi terluka seperti ini."

Axelle mengoleskan salep secara perlahan di kedua lutut Elisa yang terluka. Elisa meringis menahan perih sampai menitikan air mata.

"Jangan menangis lagi." Axelle menyeka air mata Elisa dengan ibu jarinya. Melihatmu menangis membuatku ikut merasakan rasa sakitmu, ucap Axelle dalam hati.

"Rasanya sangat sakit," ucap Elisa dengan terisak.

"Bukankah kau bisa mengobatinya dengan kekuatan cahaya?"

"Kau benar. Kenapa aku melupakan itu?" Elisa tertawa pelan, mengapa ia begitu bodoh melupakan kekuatannya.

Elisa mengarahkan tangannya ke kedua lutut, kemudian cahaya putih kebiruan keluar menyembuhkan luka Elisa.

"Itu tidak terasa sakit, bukan?"

Elisa mengangguk. "Ya, lebih baik daripada diolesi obat."

Putri Duke : Elisabeth Abrail Frederick (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang