Chapter 23 - Kisah Ayah dan Ibu

5.1K 610 40
                                    

-ˋˏ ༻HAPPY READING༺ ˎˊ-
♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡


Hari berlalu, Elisa kini dapat mengendalikan tekanan kematian dengan baik. Begitupun dengan Axelle, ia juga mempelajari ilmu pedang langsung dari Teon, kesatria terbaik yang memiliki kemampuan berpedang dengan Aura yang dimilikinya.

Saat ini, Elisa tengah belajar etika bersama Marchioness. Sementara Axelle berlatih pedang bersama Teon di lapangan, ia juga melakukan duel bersama kesatria lain untuk mengasah kemampuan berpedangnya. Axelle mencoba menggabungkan teknik berpedang dengan kekuatan sihirnya.

"Lady, pelajaran hari ini telah selesai. Apakah ada pertanyaan yang ingin Anda ajukan?" tanya Nyonya Marvela setelah selesai memberi arahan etika yang baik.

"Aku memiliki beberapa pertanyaan pribadi, apakah Nyonya bersedia menjawabnya?"

"Tentu, Lady. Saya akan menjawab semua pertanyaan Lady," jawab Nyonya Marvela dengan ramah.

"Umm ... apakah Nyonya tahu kisah cinta ayah dan ibu?" tanya Elisa ragu.

Marchioness tertawa pelan mendengar pertanyaan Elisa. "Apakah Anda benar-benar penasaran akan hal itu, Lady?"

"Ya, aku penasaran sekali. Soalnya, ayah sangat dingin, tapi ibu berhasil mendapatkan cintanya. Aku penasaran trik apa yang digunakan ibu untuk merayu ayah," jelas Elisa mengungkapkan rasa penasarannya.

"Yang Mulia Duchess adalah teman masa kecil Yang Mulia, beliau senantiasa bersama dengan Yang Mulia. Apakah Anda mengenal Cardinal Hanry dan Baginda Kaisar?"

"Ya, aku pernah melihat keduanya," jawab Elisa.

"Yang Mulia Grand Duke, Baginda Kaisar, Cardinal Hanry, serta Yang Mulia Grand Duchess adalah teman masa kecil. Mereka senantiasa bermain bersama, orang tua mereka menjalin persahabatan sehingga mereka dapat bersama hingga saat ini. Ketiga pemuda itu sama-sama menyukai Grand Duchess, akan tetapi Yang Mulia Grand Duke lebih suka memendam perasaannya daripada yang lain. Namun, di balik sikap acuhnya Yang Mulia menunjukan perhatian lebih pada Duchess ketimbang kedua pemuda lainnya," jelas Nyonya Marvela.

"Apa? Jadi, ayah yang menunjukan cintanya? Bukan ibu?" tanya Elisa terbelalak kaget.

"Benar, Lady. Yang Mulia jatuh cinta pada Duchess, ia tidak pernah melepaskan pandangannya dari Duchess."

....::::•°✾°•::::….

"Apa kau suka bunga, Emilie?" tanya Henry sembari mendekat ke arah Emilie.

"Ya, aku menyukainya," jawab Emilie.

"Bunga apa yang kau suka?" Kini giliran Eric yang bertanya.

"Umm ... aku menyukai bunga lily," jawab Emilie sembari tersenyum.

"Wah, benarkah? Aku akan segera membawakannya untukmu," ucap Henry lantas ia pergi untuk mencari bunga lily.

"Hey! Tunggu aku!" teriak Eric pada Henry, ia bergegas menyusul Henry.

"Eh?" Emilie kebingungan melihat kedua temannya berlari.

Putri Duke : Elisabeth Abrail Frederick (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang