Chapter 22 - Kendalikan Kekuatanmu

5.8K 698 79
                                    

-ˋˏ ༻HAPPY READING༺ ˎˊ-
♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡♡ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ·͙*̩̩͙˚̩̥̩̥*̩̩̥͙·̩̩̥͙*̩̩̥͙˚̩̥̩̥*̩̩͙‧͙ °̩̥˚̩̩̥͙°̩̥ ♡

"Syukurlah, Ayah baik-baik saja." Elisa tersenyum lega melihat Duke Aillard kembali sembuh.

"Terima kasih, berkatmu Ayah jadi sembuh." Duke Aillard mengelus kepala Elisa dengan penuh kasih sayang. "Akhirnya, kau memanggilku ayah."

"Bisakah Ayah tidak membahas itu? Apa aku harus menarik kembali panggilan itu?" kesal Elisa.

Duke Aillard tertawa sembari mencubit pelan pipi Elisa. "Jangan. Ayah senang kau memanggilku begitu."

Elisa mendengus kesal, ia mengusap kasar bekas air mata di pipinya. "Ayah ... apakah, kekuatan tadi milik ibu?"

"Ya, benar. Aku tidak menyangka kau akan mendapatkan kekuatan cahaya juga," sahut Duke Aillard.

"Apapun itu, aku bersyukur karena bisa menyelamatkan Ayah." Elisa menghambur ke pelukan Duke Aillard.

Duke Aillard membalas pelukan Elisa, ia mengusap pelan punggung kecil Elisa. "Ayah bersyukur karena bisa melihatmu lagi."

"Ayah, aku menyayangimu," ucap Elisa sembari memejamkan matanya.

"Ayah juga menyayangimu, Elisa."

Elisa tertidur di dalam pelukan Duke Aillard setelah lelah menangis, tubuhnya juga terasa lemas karena menggunakan banyak energi saat kekuatan cahayanya bangkit.

Klak

"Kau punya sesuatu yang harus dijelaskan padaku, Aillard," tuntut Cardinal selepas ia masuk ke dalam kamar Duke Aillard.

Duke Aillard menatapnya malas lantas membaringkan Elisa di sampingnya. "Apa itu penting bagimu, Henry?"

"Tentu saja! Bukankah kita ini teman? Sebagai teman, tidak baik menyimpan rahasia," sahut Cardinal Henry.

Henry Harcourt, ia seorang Cardinal di Kuil Suci Esther. Kuil utama yang berada di ibu kota Kekaisaran Diamond.

"Aku menemukannya di panti asuhan 2 bulan yang lalu," ucap Duke Aillard sembari mengusap kepala Elisa.

"Kenapa kau tidak memberitahuku sebelumnya?"

"Untuk apa?"

"Ck! Kau ini menyebalkan sekali," decak Cardinal Henry kesal.

"James," panggil Duke Aillard.

Klak

"Anda memanggil saya, Yang Mulia?" tanya James yang muncul di balik pintu.

"Apa kau mendapatkan informasi yang aku minta sebelumnya?" tanya Duke Aillard.

James masuk ke dalam kamar Duke Aillard, ia berdiri di samping Cardinal Henry yang bersidekap dada. "Ya, Yang Mulia. Saya berhasil mendapatkannya."

"Informasi apa yang kau cari?" tanya Cardinal Henry penasaran.

"Kau tidak perlu tahu," sahut Duke Aillard malas.

Putri Duke : Elisabeth Abrail Frederick (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang