"Haikal mirip tahu bulat
digoreng dadakan."*********
"Saat ku pandang hubungan mu nggak akan panjang. Karena cuma duduk-duduk diatas ranjang."
"Gue rasa liriknya salah deh Bang." Rafa menggaruk kepalanya saat mendengar Haikal mengubah lirik lagunya atau emang dianya yang tidak tau, "sejak kapan lirik lagunya jadi gitu, kal?" Tanya Adnan keluar dari dalam rumah dengan keripik emping mendekati mereka yang tengah ribut soal lirik lagu.
"emang yang bener yang mana, Nan?" Tanya Bang Naka yang masih santai diayunannya Adnan menggaruk kepalanya pasalnya dirinya juga tidak ingat dengan lirik lagu itu padahal dirinya sering menyanyikanya dulu setiap kali menyela motornya kala mogok tengah jalan.
"Bang Anan nggak asam urat makan emping terus?" Sahut Rafa karena sejak pulang kampus Rafa melihat Adnan selalu mengempit toples itu diketetknya dan membawanya kemana-mana, "Asam urat ya berarti udah jalannya, Fa. Anan kan udah tuir." Celetuk Haikal yang sedari tadi diam.
Wush
Lemparan satu buah emping yang Adnan berikan mendarat tepat pada mulut Haikal yang sengaja mangap untuk mendapatakan emping itu.
"lo kalo ngomong nggak pernah intropeksi."
"Syutt."
Mereka diam saat Haikal menempelkan telunjuknya dibibir membuat ketiga dari mereka diam dan memperhatikannya, "Kala ku pandang kerlip bintang nun jauh disana. Saat ku denger melodi cinta yang menggema, mainkan fa!!" Seketika Haikal ingat lirik lagu itu Rafa mengangguk dia mulai memukul-mukul Amben yang beberapa minggu ditaruh disana untuk menemani kursih dan ayunan yang pastinya Bang Naka sama Adnan yang menggotongnya karena mereka kan kuat. meskipun Bang Naka kecil tapi tenaganya luar biasa mungkin kalau disuruh ngebanting Haikal yang tengil saja Bang Naka bisa. Setelah sholat isya mereka berempat keluar untuk menikmati malam yang cantik ini.
Takk takk taktak
"Blung blaem blaem blung blaem blaem." Suara mulut Adnan keluar sebagain intro dan untuk mengimbangi suara ketukan Rafa.
Kala kupandang kerlip bintang nun jauh disana... yihaa
Saat kudenger melodi cinta yang menggema Terasa kembali gelora jiwa mudaku Karna tersentuh alunan lagu semerdu
"Kopi apa, Nan?" Teriak Bang Naka mengacungkan telunjuknya seolah menikmati irama lagunya.
"kopi dangdut!!"
Tak... tak... taktak
Semuanya ikut bernyanyi mengiringi irama menjadi satu, begitu heboh menjadi satu benar-benar tak diragukan lagi suara mereka begitu bagus dan indah apalagi suara Bang Naka yang seperti malaikat ditambah suara Rafa yang serak begitupun Adnan jangan lupakan suara candu Haikal yang selalu menjadi pengiring lagu tidur untuk Heni.
Api asmara yang dahulu pernah membara
Semakin hangat bagai ciuman yang pertama, Detak jantungku seakan ikut irama karna terlena oleh pesona... alunan kopi... dangdut.Irama kopi dangdut yang ceria
Menyengat hati menjadi gairah
membuat aku lupa akan cintaku yang telah lalu."Tarik mang..."
Api asmara yang dahulu pernah membara
Semakin hangat bagai ciuman yang pertama, Detak jantungku seakan ikut irama Karena terlena oleh pesona alunan kopi dangdut.Dag dig dug detak jantungku
Ser ser ser bunyi darahkuNa na na
Mengapa kamu datang lagi menggodaku
Dulu hatiku membeku
Bagaikan segumpal salju
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Haikal
Ficción GeneralRumah singgah pun kalau tidak dijagai dengan baik dia akan runtuh, rumah singgah memang memberikan banyak kebahagiaan. Meskipun pada akhirnya kebahagiaan itu akan hilang. _Haikal Alfahri