"Secangkir kopi memanglah enak bila dinikmati disore ataupun pagi hari, tapi jika ditambah mengingat kenangan masalalu akan jelas beda ceritanya."
•Dari bapak Jaenal abidin alfahri°
Tokktokk
tokk
Suara ketukan pintu dari luar membuat seorang Rafa yang mageran harus bergerak dari keasyikanya menonton drama ikan terbang. Dimana adeganya pelakor ketemu sama pelakor, padahal Rafa tengah seru-serunya tapi dia harus membuka pintu rumah itu. dikarenakan Haikal masih diluar lagi jalan sama Heyangnya dan Naka belum pulang kerja dan ibu ada dikamar dan Adnan tidak tau kemana perginya.
Kini bocoh bercelana pendek bergambar wini the pooh itu sudah berada didepan pintu. sebelum membuka pintunya dia harus menanyai dulu siapa dia karena takutnya itu maling kan bahaya.
"siapa?"
"Gue, Adnanda jafindra anaknya bapak jaenal abidin alfahri yang paling ganteng."
"Sama siapa?"
"Sama mbak pacar."
"Oh paswordnya?"
"Capucino cincau satu sama ciken naga satu." Itulah pasword yang Rahayu katakan karena pasti saja Adnan selalu ditanyain paswordnya mau dia bawa cewe atau dia sendirian. beruntungnya mereka berdua sudah membeli semuanya karena pastinya setiap abang-abangnya bawa cewek pasti selalu kena bajak sama si bungsu dan itu sudah menjadi kebiasaanya, kecuali Haikal yang belum pernah sama sekali membawa Heni kerumah karena Heni pasti ada aja alasan setiap kali mau diajak main kerumah buat dikenalin sama Ibu.
Rafa membuka pintunya dan menampakan perempuan berhijab grey disamping tubuh tegap Adnan. Eka Rahayu pasti kalo ada Haikal dia akan heboh karena mengetahui siapa pacarnya Adnan yang sebenarnya. Karena setau bocah itu Adnan adalah playboy cap kadal. Bahkan Rafa yang sudah tau Eka pun dia masih tak percaya kalo Eka dan Rahayu itu sama satu orang.
"Kamu kenapa sih dek?" Tanya Adnan nyelonong masuk sambil menggeret tangan pacarnya masuk kedalam untuk diperkenalkan pada ibu, ini kali pertama dia membawa pacarnya yang dia rahasiakan karena selama ini Adnan cuma bawa-bawa anak orang aja ke rumah dan itu bukan pacarnya entah apa maksudnya. "Haikal belum pulang Raf?" Rafa kini sudah beralih menikmati chiken naganya sambil mangap-mangap kepedesan, bahkan Adnan bertanya pun dia jawab pake melambaikan tangan.
"Tumben tuh keledai hitam jalan, hari minggu biasanya cuma rebahan dikasur sambil galau." Ucap Adnan meneguk minum yang seharusnya untuk Rahayu. Sementara Rahayu nampak terlihat malu malu saat ibu hendak duduk didekatnya, "mungkin si kuyang lagi bubar setannya kali makanya mau diajak keluar atau cuma dia butuh jasa antar." Julid Rafa yang sepertinya rasa tidak sukanya sudah berada dipucuk monas, sampai sampai tak melihat jika ada Rahayu, "adek kamu mulutnya pedes banget yah." Bisik gadis itu pada mas pacar yang sudah makan tanpa menawari sang pujaan, "Rafa emang gitu sekalinya dia nggak suka mulutnya udah nggak bisa dikasih rem."
"Nggak papa kok cah ayu, Rafa emang gitu tapi sebenernya dia baik kok dia juga cengeng." Ucap ibu menepuk tangan Rahayu yang malah justru semakin membuatnya tak karuan. "Rafa sensi gitu karena dia perduli sama abang-abangnya, percaya deh." Bisik Adnan dan langsung diangguki oleh Rahayu.
Brakk
"Samlekom epribadeh!!"
Semua orang menoleh kearah pintu rumah yang terbuka cukup keras, membuat sosok tengil itu melongo lalu menggaruk kepalanya tak gatal karena tau ada tamu dan ada ibu juga, Haikal tanpa beban lnagsung menyambar piring makanan Rafa dan duduk bersama si bontot,
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Haikal
Ficção GeralRumah singgah pun kalau tidak dijagai dengan baik dia akan runtuh, rumah singgah memang memberikan banyak kebahagiaan. Meskipun pada akhirnya kebahagiaan itu akan hilang. _Haikal Alfahri