TUJUH

9 3 0
                                    

Cewek berambut panjang yang terurai dengan mengenakan pakaian olahraga berwarna abu-abu list hitam itu berjalan menuju gerbang sekolah sambil menundukkan kepalanya, tak lama kemudian seseorang berlari dan mengejar dirinya di belakang.

"WWAAA" Pekik Aca menepuk pundak cewek itu.

"Ha ha aku terkejut sekali" ucap Janeisha ekspresi wajahnya yang datar.

"Apa-apaan ihh, harusnya terkejut dong" ucap Aca menarik-narik tangan cewek itu dengan kesal karena tak membuat temannya itu terkejut.

"Ahk, udah mending sekarang cepat masuk kelas" ucap Janeisha melepaskan tangannya dari tarikan Aca.

"Ayokk" ucap Aca berlari meninggalkan cewek itu.

*****

Roni berjalan mondar-mandir tidak jelas sambil membawa buku lalu, ia melangkah ke arah meja Kirana dan mengintip jawaban Kirana dari belakang, cewek itu juga tidak menyadari bahwa Roni berada di belakangnya tetapi tak lama kemudian Reya menyenggol kaki Kirana yang terbalut sepatu hitam yang mengkilap itu membuat cewek itu menoleh ke arahnya "paan sih ya, ganggu aja lo" sinis Kirana.

Reya menatap kedua manik milik Kirana dengan sinis sambil memberi kode dengan matanya dengan maksud ada seseorang di belakang nya,saat Kirana menoleh ke belakang ia benar-benar terkejut melihat Roni. Dengan kesal ia memukul wajah Roni dengan bukunya "ahkkk Kirann" pekik Roni kesakitan.

"Rasain lo, main nyontek aja sembarangan" ucap Kirana sinis.

"Pelit amat" ucap Roni mengusap wajahnya yang terasa sakit.

"Bodo amat lo pikir gue peduli" ledek Kirana menjulurkan lidahnya ke arah Roni.

Lalu Roni pergi dari meja Kirana kemudian beranjak ke meja Janeisha dan kali ini, ia benar-benar tidak segan untuk menyontek "woy sha gua nyontek dong" ucap Roni.

"Nih" ucap Janeisha menyodorkan bukunya kepada Roni.

"Semudah ini? Seharusnya dari tadi" batin Roni.

"Makasih" ucap Roni dengan wajah yang penuh semangat saat ia berbalik badan cowok ini terkejut karena Aca sudah berada di hadapannya "apaan lo liat gua begitu" Aca tidak berbicara sedikit pun ia hanya menatap dalam wajah Roni lalu, menyodorkan tangannya meminta buku tulis itu.

"Lo mau buku ini?" Tanya Roni menaikkan sebelah alisnya.

"Ya" singkat Aca.

"Ntar nunggu gua selesai" ucap Roni berjalan melewatinya.

Aca pun menghalangi jalannya "balikin ga BUKUNYA" ucap Aca penekanan pada kata bukunya.

"Kalau gua ga mau gimana? Udahlah minggir minggir ga usah halang jalan gua lu" sinis Roni.

Aca hanya diam sambil mengepalkan kedua tangannya menahan emosinya Janeisha yang melihat itu pun segera menghampirinya "udah ca gak apa-apa kok, aku memang kasih buku ku ke dia" ucap Janeisha mengelus pundak Aca.

"Janeisha yang punya bukunya aja nggak apa-apa tuh kenapa lo yang sibuk"

"Sini bukunya" ucap Aca berusaha mengambil buku dari tangan Roni.

"Brengsek lo" ucap Roni sambil melayangkan tangannya memukul lengan Aca.

Kavin datang ke kelas Janeisha untuk menaruh buku paket yang diperintahkan oleh pak Zakwan, melihat Roni yang ingin memukul Aca dengan cepat Kavin menggenggam pergelangan tangan Roni kuat "jangan pernah layangkan tangan lo untuk mukul perempuan" ucap Kavin menahan genggaman tangan Roni.

Melihat itu siswa-siswi di kelas pun heboh dan tak lama kemudian pak Zakwan pun datang "hei hei Kavin kenapa kamu?, Tadi kan saya suruh kamu naruh buku paket kenapa malah berantem" tegur pak Zakwan.

JANEISHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang