DUA PULUH TIGA

5 2 0
                                        

"Mbak tunggu Mbak.... Mbak Atika" panggil Arunika mengejar Atika mencoba menggapai tangannya.

Atika pun menghentikan langkahnya dan menepis tangan Arunika "APALAGI ARUNIKA!! JANGAN USIK AKU SEKARANG!"

"Mbak!"

"Aku ngerti perasaan sampean, kita ini sama-sama sakit to Mbak, saya yakin Mas Aryo juga saya—"

"Nggak! Dia cuma cinta sama kamu Arunika!!!!" Pekik Atika

Lalu Arunika mengeluarkan kotak kecil dari sakunya dan memberikannya kepada Atika "kamu nggak perlu percaya Mbak, tapi tolong terima ini dari Mas Aryo beliau memberikan ini pada saya untuk mu Mbak"

Tangan gemetaran itu mencoba untuk mengambil kotak yang di berikan Arunika "apa ini?" Tanya Atika sambil mengusap wajahnya yang basah karena air matanya.

"Nggak tau aku"

"Makasih, ku simpan dulu" ucap Atika berbalik badan dan berjalan sambil mengusap kedua pipinya.

Arunika pergi meninggalkan Atika di sana untuk menenangkan dirinya sendiri.

******


Para suster datang menutupi seluruh tubuh Aryo dengan kain putih, Janeeta saat itu masih tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang bahwa Ayahnya telah tiada sedangkan Janeisha terduduk di sudut ruangan menangis sesenggukan dan berteriak sekeras-kerasnya.

"Ayah..... Maafkan aku seharusnya aku yang meninggal dan ini salahku hingga Ayah seperti ini" batin Janeisha.

"Aku hanya ingin bersamamu, apakah aku harus menyusul mu baru kita bisa bersama-sama?"

"Tuhan apa salahku, apa salahku hingga engkau terus menerus memberikanku ujian yang berat ini"

Ia melihat ada bayangan seseorang dari lantai Janeisha pun mendongakkan kepalanya dan Atika langsung memeluknya dengan erat "kemarilah anakku... Maafkan aku dan segala yang menyakitimu"

"Maa...." Janeisha menangis sesenggukan dalam dekapan Atika.

"Walaupun aku bukan orangtua mu..." Ucap Atika dengan nada merendah.

Janeisha seketika menatap kedua bola mata ibunya dengan berlinang air mata "hah? Jadi SELAMA INI?!"

"Sebenarnya saya ibu mu"

Janeisha menoleh ke belakang dan melihat Arunika yang berdiri di sana

Atika seketika terdiam dan menarik nafasnya dalam-dalam.

"Jadi? Buk Arunika? Mama! Jadi selama ini aku tak hanya ditinggal oleh Ayah tapi juga Mama dan tinggal bersama orang lain?!" Janeisha masih berusaha menahan tangisnya.

Deg.

Atika melepaskan pelukannya dan membelalakkan matanya ketika mendengar apa yang di katakan Janeisha barusan, tangannya yang dingin gemetaran saling menggenggam mencoba untuk menghangatkan tangannya.

Dan Atika tak mampu lagi untuk menjelaskan semuanya bahkan

"Ma....." Panggil Janeeta.

"Apakah kamu ingin bersama ibu kandung mu juga Nak?" Tanya Atika mulai menangis.

"Hmm sudahlah memikirkan hal itu, jangan menangis lagi" Janeeta duduk di sebelah ibunya dan memeluk nya dengan erat.

JANEISHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang