DELAPAN BELAS

9 2 0
                                        


Sengg, ku harap kalian semua siap baca cerita ku ya maniss semisal ada typo komen ya biar langsung di benerin sengggkuuu🌷

DISCLAIMER ⚠️
• KOREKSI JIKA ADA TYPO
• JANGAN BAHAS CERITA SEBELAH
• CERITA INI NO COPAS DAN DILARANG UNTUK MENGCOPY PASTE
• CERITA HANYA SEBATAS FIKSI

selamat membaca

Hari berganti hari kini mentari telah menampakkan dirinya di langit biru yang cerah di selimuti juga dengan awan putih yang amat lembut. Janeisha, terbangun dengan kantong matanya yang besar dan sedikit menghitam karena bermimpi buruk sepanjang malam, setiap terbangun dari tidurnya ia pasti merasa nafasnya sedikit sesak dan kecemasan berlebihan tapi karena jam telah menunjukkan pukul enam pagi ia harus bangun lalu bersiap-siap untuk sekolah.

"Semangat senin! Pokoknya hari ini harus jadi hari yang paling menyenangkan!!!! Tanpa terkecuali!" Ucap Janeisha pada dirinya sendiri dengan tangan kanan mengepal yang di acungkan ke depan.

"WOI JANEISHA JAM BERAPA LAGI MAU BANGUN?!" Pekik Janeeta sembari menggedor-gedor pintu kamar.

"Iya, iya udah bangun juga"

"Mandi cepet!" Titah Janeeta.

"Hufft" Janeisha menghela nafas panjang meraih handuk yang tergantung di pintu.

Lalu kini, mereka sarapan terlebih dahulu agar tidak sakit ataupun pingsan saat upacara berlangsung nanti kemudian mereka pamit kepada Atika, ibundanya sebelum berangkat ke sekolah.

Kedua anak perempuannya kini sudah pergi ke sekolah hanya Atika, seorang diri di rumah itu lalu ia membereskan rumah seperti ibu rumahtangga pada umumnya tanpa rasa terbebani setelah selesai membereskan beberapa ruangan sekarang adalah kamar anaknya untuk di bereskan, sebenarnya tidak perlu di bereskan lagi kedua putrinya itu sangat rajin jika soal membereskan kamar tetapi sebenarnya bukan itu saja yang ingin ia lakukan. Atika, ingin membereskan buku-buku anaknya sembari melihat nilai-nilai mereka saat ia membereskan buku-buku Janeeta tentu seperti biasa, membuatnya senang dan lega melihat angka-angka memuaskan itu setelah selesai, ia beralih pada buku-buku di meja Janeisha yang justru membuatnya naik darah dan mengerutkan keningnya pasalnya hampir semua nilai nya dibawah angka tujuh kecuali kesenian tentu saja hal ini yang membuatnya semakin kesal pada putri bungsunya itu, bagaimana tidak? Ia pikir dengan membakar semua koleksi anaknya akan membuat Janeisha rajin belajar dan mendapatkan nilai sempurna tapi pada kenyataannya tidak.

"Ga tau diuntung! Awas aja ntar kalo pulang, benerbener harus di beri pelajaran" ngedumel Atika dalam hatinya lalu pergi dari kamar itu

*****

Flashback on

Pagi telah tiba, meski langit terlihat masih gelap sebenarnya ini sudah hampir pukul delapan pagi. Melihat langit yang gelap membuatnya enggan untuk bangun tapi perutnya sudah berbunyi sejak tadi ia juga menoleh ke arah Aca yang masih tertidur pulas di sebelahnya. Ia bangkit dari ranjangnya lalu pergi ke dapur mencari makanan tetapi ia tidak menemukan apa-apa daripada harus menunggu lebih lama lagi jadi Janeisha pikir lebih baik ia pergi ke supermarket saja

Terdengar suara rintikan hujan yang menerpa atap rumah hingga tadinya membuat Janeisha mengurungkan niatnya untuk keluar rumah tapi karena hujan tak terlalu deras juga. Janeisha, diam-diam menggunakan payung kakaknya yang ada di sudut ruang tamu sebelah kiri karena payung miliknya sudah hilang, setelah itu ia bergegas pergi ke supermarket dengan menggunakan payung berwarna biru dengan corak polkadot warna putih tak ia sangka hujan rintik-rintik itu kini semakin deras tapi ia hanya perlu berjalan sedikit lagi lalu menyebrang saja untuk sampai di supermarket tidak mungkin cewek itu harus kembali ke rumahnya karena hujan. Janeisha di buat shock dengan apa yang ia lihat bahkan, membuatnya terdiam sejenak tanpa ragu cewek itu berteriak lalu menyebrang tanpa melihat ke jalan

JANEISHA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang