empat belas

232 50 12
                                    

VOTE and COMMENT ya guys tolong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

VOTE and COMMENT ya guys tolong

Jangan jadi silent reader dong

°°°


Melihat Syafiq tengah memeluk Yasmin yang baru sadarkan diri, sungguh hal manusiawi apabila hati Arumi merasa tersayat. Arumi memilih tak berkutik dan hanya mengelus dadanya sendiri melihat semua itu dari kejauhan. Ia bahkan baru mendekat masuk setelah Syafiq selesai dengan pelukannya yang sempat mengkhawatirkan kondisi Yasmin setelah lama tak sadarkan diri pasca kejadian kebakaran Shubuh tadi di rumahnya.

"Kamu sudah sadar, Yas?"

Arumi datang menghampiri dua anak-cucu Adam yang tengah berduaan di kamar inap itu seolah ia tak tahu-menahu soal kejadian yang barusan. "M-mba Arumi?" Yasmin sedikit kikuk dan canggung melihat Arumi masuk ke kamar inapnya di rumah sakit.

"Apa yang sudah terjadi sebenarnya?"

Sampai kini Yasmin masih mencerna mengapa ia berakhir terbaring di rumah sakit dengan luka bakar di kakinya. Yasmin bahkan tidak ingat kalau ia tak sadarkan diri akibat terlalu banyak menghirup asap yang kemudian bertumpuk di paru-parunya ketika ia tertidur sambil memeluk Zayyan di sampingnya.

Arumi duduk di sebelah Yasmin, mengelus bahu perempuan itu demi menyabarkannya. "Tadinya aku dan Mas Syafiq bermaksud untuk nganterin sedikit makanan untuk kamu setelah Shubuh, tapi saat kami dateng ke sana — rumah kamu sudah terbakar oleh api yang besar sekali, Yas." Demi menjaga agar Yasmin tidak syok, Arumi harus menceritakan semuanya pelan-pelan kepada Yasmin.

"T-terbakar?"

"M-maksud mba rumah saya kebakaran?"

Pastilah Yasmin merasa hancur mendengarnya, rumah itu adalah satu-satunya warisan yang ia miliki yang ia pertahankan agar tidak pernah dijual atau digusur. Lemas lutut Yasmin mendengar kenyataan rumahnya hangus terbakar, ia berharap ia salah dengar namun Arumi malah menganggukkan kepalanya membenarkan bahwa fakta itu benar adanya. 

"Z-Zayyan!!!"

"Zayyan gimana kondisinya sekarang mba?"

Tetapi daripada benda tak bergerak yang menjadi hartanya itu bukanlah apa-apa daripada keselamatan Zayyan yang langsung terbesit di kepala Yasmin. "Aku harus ketemu Zayyan!" Ingin rasanya sekarang juga Yasmin menemui Zayyan, ia tak peduli jika kakinya sakit dan melepuh sekarang. 

"Zayyan... Zayyan!!!"

"Tenang... tenang... Yasmin!"

Arumi menahan Yasmin agar tak bergerak dari tempat tidurnya. "Aku sudah mengecek kondisinya Zayyan barusan, InsyaAllah dia baik-baik saja." Kata Arumi memberikan kabar soal Zayyan yang baru saja ia cek kondisinya di ruangan khusus. "Sekarang lebih baik kamu istirahat aja, aku siapin makan ya — dari sejak tadi kan kamu belum makan Yas!"

Surga Yang Kedua (Ramadhan Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang