dua puluh sembilan

269 42 7
                                    

Vote dan Comment-nya jangan lupa ya guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dan Comment-nya jangan lupa ya guys...

°°°

Lantas apa yang harus Syafiq buktikan pada Yasmin kalaulah ia bersungguh hati mencintai perempuan itu. Semakin hari, semakin banyak durasi yang Syafiq habiskan hanya untuk mencari apa yang paling tepat untuk membuktikan rasa cintanya pada Yasmin. Lelaki itu duduk termenung menatap kosong monitor komputer di depannya.

Took... took...

Took... took...

"Pak Syafiq..."

"Permisi Pak Syafiq..."

"Eh ya?"

Lamunan Syafiq pun buyar ketika sekretaris pribadinya datang bersama dengan dua orang tamu yang merupakan klien yang tengah membutuhkan jasanya. "Ini pak Ahmad dan istrinya sudah datang, katanya ada yang ingin dibicarakan dengan bapak mengenai proyek kerja samanya dengan bapak."

"Oh iya... iya, silakan pak... duduk dulu silakan!"

Untungnya Syafiq segera sadar dari lamunan dan ia masih ingat akan jadwal kedatangan klien ke kantornya. "Ngomong-ngomong setelah ini apakah Pak Ahmad dan Bu Wulan ada agenda lain?" Sebelum Syafiq memulai pembicaraan lebih banyak ia bertanya pada kedua kliennya apakah mereka punya agenda lain sehingga kehadirannya di sini diburu waktu dan tak bisa lama-lama.

"Ya sebenarnya hari ini kami mau ke pengadilan agama untuk menghadiri sidang putusan isbat nikah kami, pak."

"Isbat nikah?"

Ketika kliennya mengatakan soal isbat nikah, Syafiq jadi terpikirkan sesuatu. "Memangnya Pak Ahmad dan Bu Wulan ini..." Syafiq ingin bertanya lebih dalam tetapi ia takut menyinggung karena ini adalah masalah privasi.

"Selama dua belas tahun kami menikah, pernikahan kami masih sebatas pernikahan siri yang belum tercatat oleh negara."

"Awalnya saya dan istri pun menganggap itu bukan masalah yang besar, tetapi setelah anak-anak kami bersekolah, kami berdua sadar bahwa kami harus memperjuangkan hak-hak anak kami juga untuk diakui di negara ini."

"Saya juga ingin membuktikan pada istri saya, kalau saya benar-benar cinta sama dia, bukan semata-mata sebagai pelarian dari kegagalan pernikahan saya yang dulu, pak."

Syafiq tidak bertanya banyak tetapi Pak Ahmad menceritakan kronologi bagaimana ia memutuskan untuk mengisbatkan pernikahannya agar memiliki dokumen pasti yang tercatat di negara yang menyatakan bahwa ia dan istrinya adalah pasangan suami-istri yang sah dan anak mereka merupakan keturunan Pak Ahmad yang lahir setelah terikat dalam hubungan perkawinan.

"Oooh... sebuah keputusan yang bagus Pak."

Soal isbat nikah yang dilakukan pasangan suami-istri yang jadi kliennya ini, Syafiq jadi teringat akan status pernikahannya dengan Yasmin yang masih siri. Mereka tak punya arsip di negara ini yang membuktikan bahwa mereka adalah pasangan suami-istri yang sah. Apa jangan-jangan Yasmin bersikap seperti ini padanya karena ketidakjelasan pernikahan mereka yang sah tapi tidak ada bukti apa-apa tentang pernikahan mereka kecuali foto-foto saat mereka melangsungkan ijab kabul di rumah salah satu penduduk yang tak jauh dari lokasi di mana Yasmin berencana mengakhiri hidupnya dulu.

Surga Yang Kedua (Ramadhan Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang