Ara menelpon papah nya untuk menjemputnya karena Mang Asep tidak bisa jemput. Bibi bilang dia sedang sakit. Terpaksa Ara menelpon papahnya sekalian membahas hal kemarin.
Ara menunggu di tempat duduk dekat tukang bubur di depan TK. Wanita itu duduk dengan bersenandung kecil.
Tin tin.
Suara klakson mobil membuat Ara tersenyum. Axel turun sambil melambaikan tangan, lalu di balas Ara. Axel menghampiri Ara dan menggenggam tangan anak kecil itu.
Ara di dudukkan oleh Axel di sebelah kursi pengemudi sedangkan Axel duduk di kursi pengemudi.
"Papah!" Panggil Ara di perjalanan. Mereka sebentar lagi sampai rumah, tapi Ara tidak bisa menahannya sampai rumah, anak kecil itu ingin bertanya tentang Ghazi.
"Gak usah panggil papah. Ini gue, Ghazi!" Ucap Ghazi sedikit meninggikan nada bicaranya.
"Hm, Kenapa kamu gak bisa tahan emosi kamu? Maksudnya kamu gak tau ujungnya bakal seperti ini atau gimana?" Tanya Ara.
"Gue bisa aja tahan emosi gue, tapi gue liat Fanya di suapin sama temen cowoknya itu emosi nya Axel tapi gue yang lebih mendominasi. Lagian masa ada orang kehilangan kendali atas emosinya bisa mikirin keselamatan orang. Ya gak lah" balas Ghazi.
"Jadi kamu menyesal udah buat Fanya hampir bunuh diri 2 kali. Pertama itu memang karena Axel, benar benar Axel yang melakukannya. Tapi yang kedua, itu kamu. Harusnya kamu Yang ada di tubuh Axel sudah lama mestinya paham apa yang terjadi. Dan bisa menahannya" ucap Ara.
"Gak, gue gak pernah menyesal buat jahat ke orang lain!" Tegas Ghazi.
"Terserah, susah kalo ngomong sama yang dalamnya iblis" ucap Ara membuang muka.
"Lo! gue tabrakin ini mobil mampus!" Tegas Ghazi.
"Silahkan! Tapi Lo gak takut Axel sakit hati setelah tau dua orang yang dia sayang hampir mati" ucap Ara tersenyum Smirk.
"Lo pikir setelah gue tabrakin ini mobil, Lo masih bisa hidup?" Tanya Ghazi.
"Maybe"
"Lo itu anak kecil tapi ngomongnya kayak udah dewasa aja" ucap Ghazi.
"Aku memang sudah dewasa, sayangnya di beri tugas untuk masuk ke dalam tubuh anak kecil" ucap Ara santai.
"Gue belum tau nama lo" ucap Ghazi.
"Panggil Ara aja udah cukup" balas Ara.
"Kasih tau nama lo yang asli. Sebelum gue cari tau sendiri" ucap Ghazi tersenyum Smirk sambil fokus menatap jalan.
Ara hanya bisa menghela nafas dan mengatakan "Ratih, itu nama aku" ucap Ara/Ratih.
"Gue bakal inget nama Lo" ucap Ghazi tersenyum.
"Gak di inget juga gak papa. Aku udah terbiasa dengan nama Ara daripada Ratih" Balas Ratih.
"Axel sering mendadak emosi tiba-tiba itu apa gara gara kamu?" Tanya Ratih.
Ghazi menggeleng pelan "Bukan gue, gue buat pelampiasan doang. Dia emosi karena penyakit yang ia derita. Mental nya berubah ubah setiap saat. Dua kepribadian lebih tepatnya. Jika nanti Axel emosi. lo harus mencoba tenangin dia. Karena belum tentu itu gue yang lagi emosi" Jawab Ghazi.
"Udah sampai tuh! Turun!" Titah Ghazi memberhentikan mobil nya di depan rumah.
"Mamah gak papa, kan?" Tanya Ratih.
"Dia gak papa. Cuman luka goresan di nadi membuat dia tidak sadarkan diri beberapa jam" jawab Ghazi.
"Hm"
KAMU SEDANG MEMBACA
PERNIKAHAN RAHASIA ANAK SMA [AXELIOFANYA]
Teen FictionLENGKAP!!! "Bilang dong! Jadinya kan aku gak nampar kamu" ucap Fanya mencubit pinggang Axel yang berbalut jas hitam. "Ahk.. iya iya, kan aku gak tau sayang" ucap Axel menahan sakit. Fanya melepaskan cubitannya, menatap kesal Axel, memukul kepala lel...