Malam harinya pukul 7 malam Fanya berguling guling di ranjang, air matanya tak berhenti mengalir, menerima nasib nya esok hari di marahin guru Killer. Rasain lo Fanya, percuma punya suami ganteng tapi gak guna sukanya bully Lo sampe mampus baru dia ketawa terbahak-bahak, Batin Fanya kesal. Tangannya mengepal ingin sekali mencabik-cabik wajah suaminya yang sok ganteng itu.
Pikirannya mendadak lupa setelah sekelibat ingat tentang Ara yang izin untuk ke rumah Viko tetangganya.
"Astaga Fanya, Ara udah pulang belum ya?" Tanya Fanya menepuk jidat.
Sesegera mungkin, Fanya menghapus air matanya yang tersisa dan berjalan keluar kamar, di lihat di bawah sana ada satu coklat yang di atasnya di selipkan kertas. Fanya mengambilnya dan membuka kertas yang berlipat-lipat itu. Membacanya seksama.
Gak usah cengeng! Nih ada coklat buat lo! Besok lo temuin gue di ruangan Privat jam istirahat! kalo gak awas aja! Btw Ara udah pulang, lagi tidur di kamar. Lo gak usah khawatir udah gue jemput tadi, dia ketiduran di sana. Gak guna banget Lo jadi mamah, sampe lupa anaknya sendiri lagi main di rumah tetangga. Udah itu aja yang gue sampai-in, inget besok lo temuin gue di ruangan Privat! Jam Istirahat!
"Katanya gak usah khawatir tapi pesan kamu malah buat aku khawatir" Cibir Fanya. Wanita itu melempar surat itu ke sembarang arah, kembali masuk kamar dengan membawa coklatnya.
Fanya memakan coklatnya di kasur dengan lahap.
Huh nikmat mana lagi yang kamu dusta kan, Batin Fanya.
Segitu enaknya coklat di lidah Fanya. Wanita itu bisa saja menghabiskan ratusan coklat sekaligus kalau Axel Tidka melarangnya dengan alasan Sakit gigi, gemuk nanti, kebanyakan coklat gak baik. Apalah itu lah, tapi yang penting lelaki itu mengijinkannya makan coklat, ya walaupun Axel yang atur.
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•Keesokan harinya. Fanya segera keluar kelas setelah bunyi bel istirahat, sesegera mungkin Fanya mengajak Irene untuk segera kekantin sebelum dirinya bertemu Axel.
Di lihat kantin sangat ramai oleh anak kelas 10 sesegera mungkin Fanya jadi kakak kelas yang sombong dengan menyerobot antrian.
Irene hanya bisa senyum kaku melihat itu, Adik kelas yang mengetahui Fanya yang menyerobotnya mereka menatap marah.
"Mentang mentang kakak kelas bisanya nyerobot antrian"
"Lagian kita gak pernah takut sekalipun Lo kakak kelas"
"Palingan kak Axel bakal bully dia nanti"
"Penampilan kayak jalang gitu pantes aja kelas 12 gak suka"
"Selah menyerobot antrian, gak menutup kemungkinan adik kelas seperti kita bully Lo nanti. Liat aja nanti!"
Semuanya itu ucapan adik kelas. Irene gak nyangka segitunya adik kelas tidak sopan kepada Fanya. Padahal semua kakak kelas di sini di segani kecuali Fanya.
Setelah mendapat kan makanan yang mereka mau, sesegera mungkin Fanya pergi bersama Irene.
Di lorong sana.
"Lo ngapain tadi nyerobot antrian? Padahal ngantri juga gak papa? Gak selama itu kok? Istirahat juga masih lama" tanya Irene.
"Em... Gak papa, maaf ya kamu jadi ikutan nanggung malu!" Ucap Fanya.
"Santai aja, lagian gue gak papa kok. Mereka pada gak berani ke gue" ucap Irene santai.
"Enak ya jadi kamu, semua orang gak berani macem macem. Sedangkan aku, setelah membuat masalah dengan Kak Axel mereka langsung bully aku habis-habisan" ucap Fanya iri.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERNIKAHAN RAHASIA ANAK SMA [AXELIOFANYA]
Ficțiune adolescențiLENGKAP!!! "Bilang dong! Jadinya kan aku gak nampar kamu" ucap Fanya mencubit pinggang Axel yang berbalut jas hitam. "Ahk.. iya iya, kan aku gak tau sayang" ucap Axel menahan sakit. Fanya melepaskan cubitannya, menatap kesal Axel, memukul kepala lel...