Hi gais kembali lagi dengan POV Fanya.
Selamat membaca!
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
FANYA POV
KRINGGG....
Suara alarm mengganggu ku tidur, aku melempar alarm tersebut ke sembarang arah hingga alarm pun rusak mati. Karena terdengar suara Prang di telinga ku.
Hari ku sangat buruk kemarin. Perdebatan ku dengan Axel tanpa henti. Hingga Axel tidak bicara lagi pada ku.
Hoammm...
Aku menguap panjang, mengucek mata ku, menatap jam dinding penuh keterkejutan. Oh tidak ya tuhan, bisa gaswat darurat ini, Batin ku.
"SUMPAH DEMI APA, KOK GAK ADA YANG BANGUNIN AKU SIH. BIBI!" Aku teriak. Karena apa? Karena hari ini adalah OSPEK ku di Universitas Harapan Bangsa.
"Iya non ada apa?" Tanya Bi Yeyen langsung membuka pintu.
Aku menangis kejer karena bisa saja di hukum sampai sana. Udah mah ngambil jurusan hukum kena hukum lagi. Berat pasti.
"Bibi kok gak bangunin aku sih hikks. Ini gimana pasti di hukum?" Tanya Ku menangis.
"Maaf non! Tapi ini den Axel yang minta jangan bangunkan Non. Saya niatnya mau bangunkan tadi, tapi kata den Nona akhir akhir ini jadi pembangkang pada den Axel" balas Bi Yeyen menunduk.
"Pembangkang gimana sih bi? Orang Axel nya aja yang baperan. Kemarin kan salah dia sendiri. Suruh siapa gak izinin aku ikut ke perusahaan nya itu" ucap Ku mengerucutkan bibir.
"Udah non, mending nona mandi aja. Bibi sudah masak. Dan den Axel udah berangkat. jadi setelah mandi segera bersiap, makan nya yang cepet, terus berangkat ya" ucap Bi Yeyen
"Ara mana?" Tanya ku turun dari kasur. Hendak mengambil handuk.
"Ara sudah berangkat sama den Axel" balas Bi Yeyen.
"Hm yaudah deh bik" ucap ku mendesah kesal. Karena setidaknya setelah perdebatan kemarin lelaki itu harusnya tetap care untuk membangunkan ku.
Aku mandi dengan cepat. Mengganti baju ku dengan baju SMA ku dulu. Dan segera berlari keluar menuju dapur. Mengambil roti dengan cepat. Maniku motor sport ku. Hingga sampai di parkiran motor Universitas Harapan Bangsa.
Aku berlari menuju lapangan terbuka. Melihat banyak yang berkumpul di sana membuat ku segera mengendap-endap menuju belakang, ikut baris. Setelah baris aku menghela nafas karena tidak ada yang tahu aku telat datang.
"Lo Fanya?" Tanya Seorang lelaki di samping ku. Lelaki yang tinggi memakai jas berwarna biru. Dia menatap papan nama ku yang ku taruh di sekitaran dada. Oh tidak pasti dia tahu aku telat.
"Gue liat Lo ngendap-ngendap tadi. Lo telat ya?" Tanya nya Lagi.
Aku belum menatap wajahnya, ku lihat name tag nya. Di sana tertera nama Alfian Akbar. Lalu aku memberanikan diri untuk menatap wajahnya.
Omo Omo Omo, ganteng banget, Batin Ku terkesima.
Eh astagfirullah, tobat tobat. Udah punya suami, Batin Ku memaki.
"Gue tanya lo, kok Lo diem?" Ucapnya Lagi.
"I-iya Kak, maaf saya telat" balas Ku menunduk.
"Dari fakultas?" Tanya Alfian.
"Hukum" balas ku sedikit mendongak.
"Saking telatnya sampai gak tau barisan yang lo tempati ini barisan anak management" ucap Alfian.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERNIKAHAN RAHASIA ANAK SMA [AXELIOFANYA]
Novela JuvenilLENGKAP!!! "Bilang dong! Jadinya kan aku gak nampar kamu" ucap Fanya mencubit pinggang Axel yang berbalut jas hitam. "Ahk.. iya iya, kan aku gak tau sayang" ucap Axel menahan sakit. Fanya melepaskan cubitannya, menatap kesal Axel, memukul kepala lel...